Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakKesehatan Bayi15 Penyebab Bayi Muntah yang Perlu Orang Tua Tahu
Kesehatan Bayi

15 Penyebab Bayi Muntah yang Perlu Orang Tua Tahu

Aprinda, 29 Jan 2023

Ditinjau Oleh dr. Dyah Novita

Icon ShareBagikan
Icon Like

Muntah merupakan kondisi yang sering dialami bayi dan bisa membuat orangtua cemas. Yuk, simak uraian lengkap penyebab bayi sering muntah di artikel berikut.

15 Penyebab Bayi Muntah yang Perlu Orang Tua Tahu

Umumnya, muntah adalah hal normal yang sering terjadi pada bayi. Namun, pada beberapa kasus, muntah-muntah bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan bayi. Mama dan Papa perlu mengenali penyebab muntah pada bayi tersebut agar bisa lebih waspada.

Lantas, apa penyebab bayi muntah? Berikut ini adalah berbagai penyebab bayi sering muntah yang perlu orang tua tahu:

1. Refluks

Bayi bisa mengalami muntah dari waktu ke waktu, terutama setelah makan atau menyusui. Kondisi yang dikenal dengan gumoh ini terjadi saat makanan bergerak naik ke kerongkongan dari perut bayi.

Refluks bisa dialami bayi sehat beberapa kali sehari. Selama si kecil terlihat sehat, berisi, dan tumbuh dengan baik, refluks tidak perlu dikhawatirkan. 

Biasanya muntah akibat refluks akan membaik atau hilang saat bayi sudah bisa berjalan. 

2. Alergi Makanan

Terkadang, muntah adalah salah satu tanda anak punya alergi terhadap makanan yang ia konsumsi. 

Muntah mungkin menjadi satu-satunya gejala alergi makanan. Akan tetapi, bisa juga disertai gejala lain, seperti:

  • Sulit bernapas
  • Gatal-gatal
  • Batuk berulang atau mengi
  • Kesulitan menelan

Contoh makanan yang sering menimbulkan alergi pada bayi, yaitu kacang-kacangan, ikan, udang, telur, susu, gandum, dan kedelai.

3. Tumbuh Gigi

Selain karena refluks, tumbuh gigi juga bisa menjadi penyebab bayi sering muntah. Disampaikan oleh dr. Dyah Novita Anggraini, “Biasanya saat tumbuh gigi ada penurunan daya tahan tubuh, jadi bayi rentan terkena penyakit.”

Infeksi virus, bakteri, atau reaksi alergi pada tubuh bayi membuatnya sering muntah. Kondisi ini dapat membaik dengan sendirinya. Asal si kecil mendapatkan asupan cairan, cukup istirahat, dan selalu mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

4. Muntaber

Infeksi virus bisa menyerang bayi di tahun pertama kehidupannya. Sebab, sistem imun bayi belum terbentuk sempurna sehingga ia rentan mengalami infeksi, seperti muntaber.

Bayi dengan muntaber umumnya mengalami muntah-muntah disertai diare. Penyebab infeksi yang menyebabkan bayi muntah-muntah ini umumnya adalah rotavirus.

Gejala muntah dan diare berisiko membuat bayi mengalami dehidrasi. Oleh sebab itu, Mama dan Papa harus segera membawa si kecil ke dokter jika kondisi memburuk.

5. Menangis Berlebihan 

Tangisan bayi yang kencang dan berkepanjangan mudah memicu refleks muntah. Bayi yang menangis sampai muntah, umumnya bukan kondisi yang membahayakan.

Cobalah usap punggung bagi bila ia sedang menangis. Hal itu dapat membuatnya lebih tenang. Mama juga bisa membiarkan bayi berbaring telungkup di pangkuan atau memijat bayi dengan lembut. 

6. Mabuk Kendaraan

Mabuk perjalanan juga bisa membuat bayi sering muntah. Apalagi jika sebelumnya ia belum pernah naik kendaraan dalam waktu yang lama. 

Jika itu penyebabnya, tetaplah tenang dan menepi sejenak agar bayi bisa beristirahat. Berikan udara segar kepada bayi untuk melegakan perutnya yang mual.

Apabila muntahnya banyak sehingga berisiko mengalami dehidrasi, pastikan kebutuhan cairan bayi terus tercukupi. 

7. Kepanasan

“Suhu panas juga bisa membuat bayi tidak nyaman. Akibatnya, muncul reaksi mual dan muntah,” ujar dr. Dyah.

Untuk membuat si kecil lebih nyaman, atur suhu ruangan agar tidak terlalu dingin atau terlalu panas. Baringkanlah bayi dan berikan kain dingin pada dahinya. 

8. Menelan Sesuatu

Bayi sering kali memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Entah itu jarinya sendiri, maupun benda di sekitar. 

Bila Mama dan Papa tidak mengawasinya, bisa-bisa si kecil memasukkan benda yang tidak seharusnya ke mulut. Akibatnya, bayi akan mengeluarkan respons utama seperti muntah. 

Mama dan Papa yang mendapati si kecil muntah tiba-tiba perlu memeriksa mulutnya. Jika ada sesuatu di mulutnya, segera keluarkan. Jika bayi masih terus muntah, segera bawa ke dokter. 

9. Intoleransi Laktosa

ASI adalah makanan utama bayi yang baru lahir. Selain mengandalkan ASI, bayi juga bisa diberi susu formula yang umumnya terbuat dari susu sapi.

Namun, bayi dengan intoleransi laktosa akan menunjukkan gejala diare, bahkan muntah-muntah setelah minum susu. Kondisi ini terjadi karena tubuh bayi tidak cukup memproduksi laktase, yakni enzim yang mencerna laktosa (gula susu).

Bayi dengan kondisi ini perlu menghindari produk susu sapi. Sebagai gantinya, pilihlah susu yang berlabel bebas laktosa atau susu lain yang direkomendasikan dokter.

10. Stenosis Pilorus 

Stenosis pilorus merupakan kondisi langka penyebab bayi muntah-muntah. Kondisi ini terjadi ketika otot antara lambung dan usus halus bayi mengalami penebalan. 

Hal ini menyebabkan makanan yang dimakan dan sudah diproses di lambung tidak bisa masuk ke dalam usus halus. 

Penyakit langka ini biasanya diketahui dari bulan pertama kelahiran. Awalnya, bayi akan memuntahkan sedikit ASI setelah menyusu. 

Bila sudah parah, bayi bisa mengalami muntah proyektil (menyembur dalam jumlah banyak). Kadang, ASI yang dimuntahkan terlihat kental dan berwarna kuning.

11. Infeksi Saluran Pernapasan

Bayi dapat mengalami batuk maupun pilek pada tahun pertama kehidupannya. Terlalu banyak lendir di hidung dan tenggorokan bisa memicu serangan batuk secara berlebihan. 

Nah, batuk tersebut bisa menjadi penyebab anak muntah. Sebagian penyebabnya adalah infeksi virus, yang akan hilang seiring bertambahnya daya tahan tubuh anak. Dalam beberapa kasus, infeksi akan hilang sekitar satu minggu. 

12. Obstruksi Usus 

Obstruksi usus bisa menjadi alasan kenapa bayi sering muntah. Salah satu penyebabnya adalah penyumbatan di usus bayi. 

Selain bayi muntah terus-menerus, ia juga bisa menjadi rewel atau sebaliknya terlihat lemah karena sakit. Jika benar obstruksi usus adalah penyebab anak muntah, maka ia butuh tindakan pembedahan.

13. Hiperlaktasi 

Hiperlaktasi adalah produksi ASI berlebihan pada ibu menyusui. Selain memengaruhi sang ibu, kondisi ini juga bisa membuat bayi sering muntah.

ASI yang terlalu banyak bisa membuat bayi tersedak saat menyusu. Ia lalu akan memuntahkan ASI yang diminum. Di samping itu, bayi juga bisa kekenyangan dan akhirnya muntah-muntah. 

Kondisi hiperlaktasi sering dialami ibu yang baru melahirkan dan dapat membaik seiring waktu. 

14. Menyusu Lewat Botol

Minum susu botol bisa menjadi penyebab bayi sering muntah. Kondisi ini terjadi ketika bayi minum susu sangat cepat dan tidak sengaja menghirup banyak udara. 

Udara tersebut akan masuk ke lambung, membuat perut bayi kembung dan memicu bayi muntah-muntah. Untuk mencegahnya, Mama bisa membatasi penggunaan botol susu.

15. Meningitis

Meningitis adalah peradangan pada jaringan yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, kemungkinan besar karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Jika bayi muntah-muntah cukup parah disertai gejala tak biasa lainnya, contohnya muntah darah, segera periksa ke dokter agar bisa mendapatkan perawatan.

Ada banyak penyebab bayi mengalami muntah-muntah. Beberapa kondisi tidak perlu Mama dan Papa khawatirkan. 

“Kalau bayi muntah terus-menerus, tidak bisa masuk cairan atau makanan seharian, dan bayi terlihat lemas, ini adalah warning,” tegas dr. Dyah.

Tanda-tanda yang mengharuskan si kecil diperiksa ke dokter menurut dr. Dyah, di antaranya:

  • Mulut dan mata anak lebih kering dari biasanya
  • Urin anak berwarna lebih pekat dibanding biasanya
  • Anak tidak pipis selama 6-8 jam atau lebih
  • Tidak ada air mata saat menangis dan tidak kuat menyusu

Jika Mama memiliki keluhan seputar kesehatan bayi, jangan tunda berkonsultasi ke dokter. Mama juga bisa menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Dapatkan berbagai tips kesehatan dari aplikasi KlikDokter untuk bantu #JagaSehatmu!

(JKT)

Kesehatan Bayimuntah

Konsultasi Dokter Terkait