Kesehatan Mental

Cara Mengatasi Trauma Akibat Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang

Krisna Octavianus Dwiputra, 03 Sep 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tabrakan beruntun yang terjadi kemarin di Tol Cipularang rentan menyebabkan trauma bagi para korban yang selamat. Atasi dengan cara ini.

Cara Mengatasi Trauma Akibat Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang

Kecelakaan kendaraan kembali terjadi di Tol Cipularang. Senin (2/9) kemarin, sekitar 15 mobil mengalami tabrakan beruntun dan menyebabkan banyak korban. Sebagian ditemukan tidak bernyawa, sementara sebagian lainnya mengalami luka-luka. Tak hanya luka fisik, para korban bisa dipastikan mengalami trauma

Bahkan bukan tidak mungkin mereka yang menjadi saksi peristiwa tersebut juga bisa mengalami trauma. Dalam medis, trauma yang terjadi setelah mengalami suatu kejadian mengerikan dikenal dengan sebutan post-traumatic stress disorder atau PTSD.

Melansir Liputan6.com, tabrakan beruntun yang terjadi di tol Cipularang menyebabkan sejumlah kendaraan terbakar. Hingga artikel ini diturunkan, sudah terdata bahwa ada 7 orang yang tewas, 25 mengalami luka ringan, dan 3 orang mengalami luka berat. Kecelakaan ini juga menjadi perhatian nasional karena cukup parah dan membuat lalu lintas dari arah Bandung ke Jakarta sempat lumpuh.

Post-traumatic stress disorder (PTSD)

Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid dari KlikDokter, post-traumatic stress disorder atau PTSD adalah gangguan psikis yang rentan dialami oleh seseorang yang mengalami peristiwa mengerikan, terjadi mendadak, dan mengancam kehidupannya. Kondisi ini juga bisa terjadi pada orang yang menyaksikan orang terdekatnya mengalami suatu kejadian mengerikan.

“Contoh peristiwa yang bisa memicu gangguan PTSD adalah perang, kejahatan, kebakaran, kecelakaan, kematian orang yang dicintai, hingga bencana alam. Pikiran dan ingatan muncul kembali meski bahaya telah berlalu,” kata dr. Resthie.

Terkait kecelakaan, seperti tabrakan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang, korban yang selamat dan mengalami PTSD sangat mungkin untuk merasakan gejala sebagai berikut:

  • Perasaan gelisah yang terus-menerus.
  • Kecemasan tentang mengemudi atau mengendarai kendaraan.
  • Tidak ingin menjalani tes atau prosedur medis.
  • Mudah ​​marah, atau khawatir berlebihan.
  • Mimpi buruk atau kesulitan tidur.
  • Perasaan bahwa Anda tidak terhubung dengan acara atau orang lain.
  • Ingatan tentang kecelakaan yang tidak bisa dihentikan atau kendalikan.

Adanya PTSD dan segala gejala yang menyertai tidak boleh dibiarkan. Penderita harus berupaya agar tidak semakin terpuruk. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu terbebas dari PTSD adalah:

  • Bicaralah dengan teman, kerabat, atau penasihat 

Periksa kembali detail kecelakaan yang sempat dialami. Bicarakan apa yang Anda pikirkan, rasakan, dan lakukan pada saat kecelakaan terjadi pada orang yang bisa dipercaya. 

  • Tetap aktif

Berusahalah untuk tetap aktif bergerak, termasuk berolahraga. Aktivitas sehat ini dapat membantu menumbuhkan pikiran positif, sehingga rasa terpuruk bisa teratasi sedikit demi sedikit.

  • Tindak lanjuti dengan dokter yang paling Anda percaya

Dokter kepercayaan dapat memberi Anda rujukan ke penyedia layanan kesehatan lain jika perlu. Dokter dapat memonitor pemulihan dan meresepkan obat yang mungkin dibutuhkan. Dokter juga dapat merujuk Anda ke spesialis kesehatan mental atau terapis untuk membantu mengembalikan kondisi kesehatan mental Anda.

  • Tetap jalani rutinitas sehari-hari

Jangan merasa terbatas, apalagi terkekang. Cobalah untuk kembali melakukan aktivitas yang biasa Anda lakukan. Jika awalnya Anda merasa tidak nyaman atau takut, itu adalah bagian dari penyembuhan.

  • Mengemudi lebih hati-hati

Peristiwa tabarakan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang memang sudah terjadi. Namun sebagai upaya antisipasi dan membangun kewaspadaan selama mengemudi di jalan raya, siapa saja perlu mematuhi peraturan lalu lintas. Termasuk di dalamnya adalah menjaga jarak dengan kendaaan di depan, taat pada batas kecepatan, serta menghindari blind spot yang biasanya ada di samping dan belakang mobil lain – terutama truk dan bis. 

Selain itu, jangan mengonsumsi minuman beralkohol atau konsumsi obat-obatan terlarang. Selalu kenakan sabuk pengaman, dan hindari interupsi dalam bentuk apapun saat Anda mengemudi – termasuk makan dan memakai ponsel. Dan yang terpenting lagi, jangan mengemudi saat Anda lelah atau sedang tidak fit. 

Tabrakan beruntun di tol Cipularang memang terjadi di luar dugaan. Meski demikian, tidak ada salahnya untuk selalu besikap waspada agar kecelakaan serupa tak terjadi lagi di waktu mendatang. Dengan cara-cara yang dianjurkan di atas, Anda tidak saja bisa menghindarkan kecelakaan tapi juga dapat mencegah serangan trauma yang bisa muncul akibat peristiwa yang mengganggu kondisi psikis Anda.

(NB/ RVS)

Tol CipularangtraumaCipularangKecelakaankondisi psikisMengatasi Traumakesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait