Kenali Penyebab Bibir Bayi Berwarna Hitam

Bibir bayi berwarna hitam atau gelap dapat membuat khawatir, terutama bagi mereka yang menjadi orang tua baru. Kondisi ini dapat normal terjadi, namun dapat pula menjadi salah satu tanda kegawatdaruratan yang harus segera diatasi.

Sebenarnya normal bila kulit bayi baru lahir berwarna merah gelap hingga keunguan. Kemudian saat bayi mulai bernapas, warna kulit akan berangsur-angsur memudar. Kemerahan tersebut akan tampak memudar pada hari pertama, namun pada tangan dan kaki bisa tetap berwarna biru hingga beberapa hari.

Namun, bila terjadi warna kebiruan pada bagian tubuh lain selain tangan dan kaki, Anda sebagai orang tua harus waspada. Sebab, kondisi tersebut menandakan adanya hal yang tidak normal pada tubuh si Kecil.

Perubahan warna bibir pada bayi

Bibir bayi juga dapat mengalami perubahan warna. Saat bayi menangis kuat, kulitnya bisa menjadi keunguan atau lebih gelap. Warna ini juga terjadi pada area wajah maupun mulut. Saat bayi tersebut berhenti menangis, maka normalnya perubahan warna akan kembali ke semula, yaitu merah muda. 

Jika perubahan warna tidak kembali, yaitu tetap berwarna lebih gelap seperti pada bibir atau selaput lendir pada mulut atau lidah bayi, maka harus diwaspadai. Kondisi ini mungkin mengacu pada kegawatdaruratan.

Perubahan warna ungu kebiruan pada kulit dikenal sebagai sianosis dalam dunia medis. Kondisi ini paling mudah dilihat pada kulit yang tipis seperti bibir, mulut, daun telinga, dan kuku. Sianosis menandakan adanya penurunan kadar oksigen yang melekat pada sel darah merah di peredaran darah. 

Perubahan warna kebiruan yang hanya pada sekitar mulut disebut sebagai sianosis sirkumoral. Kondisi ini biasanya terlihat pada bayi terutama di atas bibir bagian atas. 

Bila kebiruan terjadi pada bibir atau bagian wajah lainnya perlu diwaspadai, terutama bila diikuti gejala lain seperti detak jantung yang cepat, sulit bernapas, maupun keringat berlebih. Hal ini dapat menjadi salah satu petunjuk adanya masalah pada paru-paru, jantung, maupun darah.

Sianosis sirkumoral ini juga dapat terjadi alamiah pada bayi baru lahir, yaitu ketika bayi dalam kondisi dingin. Hal ini disebabkan oleh pembuluh darah yang menyempit. Pada anak yang lebih besar, sianosis sirkumoral juga sering muncul saat berpergian ke cuaca dingin atau keluar dari pemandian air panas.

Kondisi ini akan menghilang ketika penghangatan dilakukan. Namun jika kondisi tidak membaik, segeralah mencari bantuan medis. Sianosis sirkumoral yang tidak menghilang dengan penghangatan dapat menjadi tanda adanya masalah yang serius.

Bibir berwarna gelap juga dapat terjadi berangsur-angsur karena faktor medis atau pola hidup. Bibir yang berubah warna menjadi lebih gelap juga bisa menandakan hiperpigmentasi, yaitu pigmen melanin yang berlebihan.

Kondisi ini tidak berbahaya dan mungkin disebabkan oleh paparan sinar matahari berlebihan maupun hidrasi yang kurang. Bibir yang gelap juga dapat disebabkan oleh kondisi lain, yaitu anemia dan defisiensi vitamin.

Mencegah masalah bibir pada bayi

Kulit yang menghitam di sekitar bibir pada bayi baru lahir diikuti dengan bibir yang pecah-pecah, bisa merupakan hal yang normal. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh adaptasi bayi baru lahir terhadap lingkungan di luar perut sang ibu.

Namun, kondisi ini juga dapat tidak normal terjadi bila disertai dengan keluhan lainnya, yang dapat disebabkan oleh infeksi atau dehidrasi. Cegah masalah bibir pada bayi dengan cara :

• Jaga suhu sekitar bayi tetap konsisten dan gunakan pelembap udara bila perlu, untuk cegah udara lingkungan sekitar bayi terlalu kering
• Pastikan bayi Anda menggunakan pakaian yang sesuai saat berpergian, sehingga melindunginya dari dingin, panas dan angin.
• Hindari memakai krim atau losion, kecuali aman digunakan oleh bayi untuk mengurangi risiko masalah bibir
• Jaga hidrasi bayi tetap baik dengan memberi makan atau minum secara teratur dan tingkatkan jumlahnya bila cuaca panas

Bibir bayi berwarna hitam atau menggelap dari biasanya dapat terjadi secara alami atau merupakan tanda masalah kesehatan yang serius. Dengan mengetahui penyebab yang mungkin terjadi, penanganan bisa lebih cepat dilakukan. Bila ragu, konsultasikan langsung dengan dokter spesialis anak.

[NP/ RVS]