Jantung

Sering Sakit Leher Sudah Pasti Gejala Kolesterol Tinggi?

dr. Dyan Mega Inderawati, 19 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sering sakit leher kerap kali dikaitkan dengan kemungkinan kolesterol tinggi pada diri seseorang. Benarkah demikian?

Sering Sakit Leher Sudah Pasti Gejala Kolesterol Tinggi?

Meski sering dikaitkan, kenyataannya antara sakit leher dan kolesterol tinggi tidak berhubungan. Bahkan fakta sebenarnya, kolesterol tinggi umumnya tidak menunjukkan gejala sama sekali sampai berbagai komplikasinya datang menghampiri.

Mengenal Ragam Kolesterol Darah

Sejatinya, dalam tubuh terdapat beberapa jenis kolesterol. Ada yang bersifat baik maupun jahat. Kolesterol baik dalam tubuh disebut High-density Lipoprotein (HDL).

Oleh tubuh, kolesterol baik ini digunakan untuk menjaga kesehatan organ-organ tubuh, mencegah kerusakan pembuluh darah, melindungi dinding pembuluh darah dari penyempitan dan menurunkan risiko stroke serta penyakit jantung di kemudian hari. Jadi, semakin tinggi kadar HDL dalam darah, akan semakin baik untuk kesehatan. 

Bertolak belakang dengan HDL yang sifatnya baik, kolesterol jahat darah dapat sangat merusak dinding pembuluh darah. Selain itu juga menyebabkan sumbatan dan hambatan aliran darah, serta berpotensi mengundang stroke dan serangan jantung mematikan di masa mendatang.

Kolesterol jahat ini terdiri dari dua jenis, Low-Density lipoprotein (LDL) dan trigliserida. Ketika dikatakan kolesterol tinggi, berarti kadar kolesterol jahat ini jumlahnya melimpah di dalam tubuh. Hati-hati, semakin banyak jumlah kolesterol jahat dalam tubuh, semakin tinggi pula potensi komplikasi yang mungkin terjadi.

Tidak Bergejala, Sampai Timbul Komplikasi

Sayangnya, Gejala kolesterol tinggi umumnya tidak ada. Jadi, jika ada yang beranggapan kolesterol tinggi didapat oleh orang yang kerap merasakan sakit leher, hal tersebut tidak benar. Kolesterol tinggi hanya dapat diketahui secara pasti melalui pemeriksaan darah di laboratorium.

Tidak jarang kondisi ini baru terdeteksi dalam pemeriksaan darah lengkap, setelah seseorang terserang stroke atau serangan jantung. Padahal, sebelumnya tidak ada gejala yang dirasakan sama sekali.

Hati-hati, kolesterol tinggi bisa dialami siapa saja, bahkan mereka yang berusia muda. Sulitnya mendeteksi kolesterol tinggi perlu diantisipasi dengan melakukan perubahan pola makan.

Kolesterol jahat, baik LDL maupun trigliserida banyak terkandung dalam lemak daging, produk susu full fat dan olahannya serta minyak sawit beserta seluruh bahan makanan yang diolah dengan cara digoreng. 

Artikel Lainnya: Benarkah Telur Puyuh Bisa Tingkatkan Kolesterol dalam Tubuh?

Pilih Cara Mengolah Makanan yang Baik

Jenis makanan yang mengandung kolesterol jahat harus semaksimal mungkin dihindari. Sebaliknya, konsumsi makanan yang mengandung kolesterol baik atau HDL harus ditingkatkan.

HDL ini banyak terdapat pada minyak zaitun, alpukat dan ikan laut berlemak seperti salmon, tuna, sarden dan makarel. Di Indonesia, jenis ikan sehat yang termasuk dalam keluarga makarel adalah ikan kembung. Tentu cara mengolah ikan ini juga harus diperhatikan.

Hindari pengolahan ikan dengan cara digoreng. Akan jauh lebih baik jika ikan dimasak dengan cara direbus, dibuat sup, dipanggang, ditim atau diolah dengan cara seperti dipepes.

Jadi, sering sakit leher dan kolesterol tinggi sebenarnya tidak ada hubungan sama sekali. Jika Anda memiliki berisiko mengalami kondisi kolesterol tinggi akibat pola makan, periksakan kadar kolesterol Anda untuk berjaga-jaga. Selanjutnya jalankan  pola makan sehat, sehingga kolesterol darah akan tetap normal dan kesehatan tubuh dapat lebih terjaga secara maksimal.  

[NP/ RVS]

Pola MakanKolesterolKolesterol TinggiSakit Leher

Konsultasi Dokter Terkait