Kesehatan Lansia

4 Tindakan Medis bagi Lansia Kritis Saat di ICU

dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, 16 Agt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Saat lansia kritis dan dibawa ke ruang ICU, biasanya ada banyak tindakan medis yang dilakukan. Tindakan apa saja yang diberikan?

4 Tindakan Medis bagi Lansia Kritis Saat di ICU

Tindakan medis bagi lansia di saat kritis adalah hal yang krusial dilakukan secara tepat dan cepat. Dalam hal ini, lansia kritis akan dimasukkan Intensive Care Unit (ICU), yaitu ruangan khusus di rumah sakit untuk keperluan merawat pasien yang mengidap penyakit atau cedera serius.

Kasus medis terkini adalah ibunda SBY yang sakit dan perlu mendapatkan perawatan di ICU. Eyang Siti Habibah – demikian sapaan ibunda presiden RI ke-6 ini – mengalami penurupan kondisi fisik yang tiba-tiba. Sehingga beliau harus dirawat di sebuah rumah sakit di Cibubur sejak awal Agustus lalu.

Untuk membantu proses pemulihan kondisi pasien, ruang ICU dilengkapi dengan peralatan medis khusus yang berbeda dengan ruang rawat biasa lainnya. Ketika menjalani perawatan di dalam ruang ICU pasien akan dipantau selama 24 jam penuh oleh dokter, perawat, atau paramedis kompeten lainnya.

Pemantauan keadaan kesehatan pasien ini dilakukan secara detail setiap detik dan menit. Di ruangan ini pula pasien dan lansia kritis akan terhubung dengan peralatan medis beserta selang ataupun kabel.

Kapan Indikasi Dirawat di Ruang ICU Dilakukan?

Kondisi kapan seorang pasien harus dirawat di ruang ICU tidak dapat diramalkan. Dokter akan memutuskan memindahkan ruang rawat pasien secara tiba-tiba ketika kondisi pasien mengalami perburukan atau dalam keadaan yang mengancam nyawa.

Hal ini melibatkan gangguan fungsi organ tubuh yang sangat membahayakan. Seperti pasien sulit bernapas spontan dengan normal karena kegagalan fungsi paru, atau gangguan fungsi jantung yang menyebabkan denyut jantung tidak beraturan bahkan berhenti berdetak.

Selain itu, ada beberapa kondisi yang membuat pasien harus masuk ruang ICU, antara lain:

  • Penurunan kesadaran karena stroke atau tanpa sebab yang jelas.
  • Monitoring tanda-tanda vital yang abnormal seperti tekanan darah, nadi dan frekuensi napas.
  • Infeksi yang berlangsung pada tubuh, seperti sepsis, pneumonia, dan TB Paru.
  • Kecelakaan hebat, seperti luka bakar yang luas atau cedera kepala berat.
  • Pasca serangan jantung dan pasien gagal ginjal setelah cuci darah (hemodialisis) dengan perburukan.
  • Perawatan untuk memulihkan kondisi pasien setelah menjalani operasi

Prosedur pada Lansia di ICU

Pada dasarnya, prinsip semua tindakan yang dilakukan di ruang rawat ICU bertujuan untuk memulihkan lansia kritis ke keadaan normal kembali. Apalagi, lansia yang secara alamiah telah mengalami penurunan fungsi pada berbagai organ tubuh.

Hal ini juga terjadi pada sistem imunitas atau mekanisme pertahanan tubuh lansia yang mudah menurun. Kondisi ini menyebabkan pemulihan kesehatan lansia juga akan lebih sulit.

Berikut adalah beberapa tindakan medis suportif yang mungkin dilakukan pada pasien lansia kritis ketika berada di ICU:

  • Pemasangan alat bantu napas

Beberapa lansia yang dalam perawatan intensif akan membutuhkan dukungan pernapasan yang tidak mampu dilakukan secara spontan normal. Prosedur dilakukan dengan memasukkan selang plastik dan dibantu oleh tabung pernapasan ke tenggorokan.

Alat bantu napas ada yang berupa Endotrakeal Tube (ETT) melalui hidung dan mulut, dan ada pula yang berupa Tracheostomy. Tracheostomy adalah prosedur membuat lubang di sekitar leher sebagai akses memasukkan alat bantu napas.

  • Prosedur pemberian makanan

Pasien lansia di unit perawatan intensif berisiko mengalami kekurangan gizi karena penyakit yang diderita. Sangat penting untuk mempertahankan asupan nutrisi dan kalori yang memadai untuk melawan infeksi dan membantu pemulihan setelah penyakit berkepanjangan. Terutama pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran sehingga tidak bisa makan sendiri.

Prosedur yang paling sering dilakukan saat perawatan kritis adalah pemasangan Nasogastric Tube (NGT). Ini adalah selang tipis panjang yang dimasukkan oleh perawat atau dokter, masuk melalui hidung, turun ke kerongkongan hingga mencapai lambung. Selang nasogastrik digunakan untuk memberi makan pasien dalam perawatan intensif yang tidak dapat makan atau minum secara normal.

  • Pemasangan selang urine (kateter)

Kateter urine adalah selang fleksibel yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk mengalirkan urine keluar. Tindakan ini penting untuk mengosongkan kandung kemih ketika pasien tidak sadar atau tidak mampu buang air kecil secara normal. Kateter juga penting untuk memantau jumlah urine yang diproduksi pasien, guna memastikan ginjal berfungsi dengan baik.

  • Pemasangan rekam jantung (Echocardiography)

Echocardiography merupakan proses perekaman jantung untuk melihat fungsinya, mengidentifikasi kebocoran katup, mencari adanya gumpalan di jantung. Echocardiography juga menjadi pedoman dalam rencana perawatan berikutnya pada pasien.

Beberapa tindakan medis yang diberikan di ICU kepada lansia saat kritis di atas memang perlu Anda ketahui. Dengan mengetahui – meski sekilas – apa saja tindakan yang diberikan kepada lansia, Anda bisa bersikap lebih tenang ketika ada lansia dalam keluarga Anda yang perlu mendapatkan tindakan medis di ICU.

Pada prinsipnya, tindakan medis bagi lansia kritis di ICU bersifat suportif. Dengan kata lain, semua tindakan di ICU bertujuan untuk merawat sekaligus membantu memulihkan penurunan fungsi organ tubuh.

[HNS/ RVS]

LansiaICULansia KritisIbunda SBY SakitTindakan Medis bagi LansiaTindakan Medis di ICU

Konsultasi Dokter Terkait