Ibu Menyusui

Ibu Tidak Bisa Memberikan ASI, Pilih Donor ASI atau Susu Formula?

dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, 10 Agt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ketika ibu tidak bisa memberikan ASI pada bayinya, apa yang sebaiknya dilakukan? Menerima donor ASI atau memberikan susu formula?

Ibu Tidak Bisa Memberikan ASI, Pilih Donor ASI atau Susu Formula?

Sejak lama, air susu ibu (ASI) telah terbukti menjadi nutrisi yang terbaik bagi bayi. Namun, terkadang ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu tidak bisa memberikan ASI kepada si Kecil, meskipun sangat ingin memberikannya. Jika berada pada kondisi ini, Anda punya pilihan untuk menerima donor ASI atau memberikan susu formula. Namun, mana yang lebih baik?

Berbagai studi telah membuktikan bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif (ASI saja tanpa makanan atau minuman lain) akan lebih sehat dan cerdas, serta memiliki ikatan batin (bonding) yang lebih baik dengan ibu dibandingkan dengan bayi yang tak menerima ASI eksklusif.

Oleh karena itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun membuat rekomendasi pemberian ASI. Rekomendasi tersebut mengatakan bahwa bayi sebaiknya mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan, dan kemudian ASI dilanjutkan setidaknya hingga anak berusia dua tahun.

Alternatif jika tak dapat memberikan ASI

Adapun beberapa kondisi yang membuat Anda tak dapat memberikan ASI pada si Kecil, misalnya jika Anda harus mengonsumsi obat pengencer darah selama jangka waktu tertentu atau mengalami penyakit jantung yang berat.

Jika Anda tak dapat memberikan ASI, maka umumnya ada dua alternatif nutrisi yang dapat diberikan pada si Kecil, yaitu donor ASI atau susu formula. Dari dua alternatif ini, tak ada pilihan mutlak mengenai mana yang lebih baik dan benar. 

Anda harus mengetahui terlebih dahulu tentang keuntungan dan risiko dari kedua alternatif tersebut, sebelum memutuskan mana yang akan Anda berikan pada si Kecil.

Donor ASI merupakan salah satu alternatif yang populer belakangan ini. Semakin banyak ibu yang secara cuma-cuma memberikan ASI-nya, dan semakin banyak juga ibu yang memilih untuk menerima donor ASI tersebut saat tak dapat memberikan ASI pada anaknya.

ASI memang makanan terbaik bagi bayi, sebab kaya akan nutrisi dan mudah dicerna. ASI juga umumnya tidak menyebabkan alergi pada bayi. 

Selain itu, rasa ASI juga bisa bervariasi dari waktu ke waktu tergantung dengan jenis makanan yang dikonsumsi ibu. Dengan demikian, bayi akan mengenal lebih banyak rasa sejak dini.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menerima donor ASI

ASI merupakan salah satu bentuk cairan tubuh. Jika pendonornya mengalami infeksi penyakit tertentu, maka infeksi tersebut bisa ditularkan melalui ASI. Selain itu, ASI juga mengandung materi genetik (DNA) dari pendonornya. Oleh karena itu, kesehatan pendonor harus Anda ketahui dengan jelas sebelum memanfaatkan ASI-nya.

Jika ingin menggunakan donor ASI, maka ada beberapa aturan yang harus Anda perhatikan agar nutrisi tersebut aman dan bermanfaat untuk si Kecil. Di antaranya adalah:

  • Pendonor ASI memiliki bayi berusia kurang dari enam bulan.
  • Pendonor ASI sehat dan tak memiliki penyakit tertentu yang menyebabkan dirinya tak boleh menyusui.
  • Produksi ASI pendonor sudah cukup untuk bayinya sendiri.
  • Donor ASI dilakukan semata-mata dengan alasan bahwa produksi ASI-nya berlebih.
  • Pendonor ASI tak mengalami infeksi HIV, sifilis, hepatitis B, dan hepatitis C yang dibuktikan melalui pemeriksaan skrining dalam tiga bulan terakhir.
  • Pendonor ASI tak menerima transfusi darah atau transplantasi organ dalam satu tahun terakhir.
  • Pendonor ASI tak mengonsumsi obat, hormon, atau produk tertentu yang dapat memengaruhi kesehatan bayi.
  • Pendonor ASI tak memiliki riwayat penyakit menular.
  • Pendonor ASI tak memiliki pasangan seksual yang berisiko memiliki penyakit menular seksual, menggunakan narkoba, merokok, atau minum alkohol.

Semua aturan di atas sebaiknya dipenuhi sebelum Anda memutuskan menggunakan donor ASI untuk si Kecil. Harus dipastikan dulu juga bahwa pendonor melakukan prosedur pemerahan dan penyimpanan ASI dengan bersih dan benar.

Kelebihan dan kekurangan susu formula

Berbeda dengan donor ASI, penggunaan susu formula sebagai pengganti ASI tak memerlukan banyak persyaratan. Hal ini karena susu formula dibuat dengan proses yang steril, sehingga bebas dari infeksi virus dan bakteri. 

Meski demikian, susu formula mengandung nutrisi yang lebih kompleks daripada ASI, sehingga akan lebih sulit dicerna oleh bayi. Selain itu, sebagian bayi juga dapat menunjukkan gejala alergi saat mengonsumsi susu formula.

Baik donor ASI maupun susu formula memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka dari itu, keputusan dalam memilih tergantung pada pertimbangan Anda. Jika ibu tidak bisa memberikan ASI untuk si Kecil sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk mendiskusikan mengenai pilihan nutrisi yang sebaiknya diterima si Kecil.

Masih punya pertanyaan seputar topik ini? Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter secara online melalui layanan Tanya Dokter.

[MS/ RVS]

ASIsusu formulaAir Susu IbuASI EksklusifDonor ASIPekan ASI Sedunia

Konsultasi Dokter Terkait