Kesehatan Umum

Bahaya Tren Netflix and Chill bagi Kesehatan Anda

dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, 08 Agt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kebiasaan nonton maraton bermalas-malasan lewat tren Netflix and chill bisa membahayakan kesehatan Anda, lho. Ini buktinya.

Bahaya Tren Netflix and Chill bagi Kesehatan Anda

Zaman sekarang, siapa yang tak kenal tren Netflix and chill atau nonton beberapa film atau epiode serial TV dalam sekali waktu. Nyatanya, tren ini memilki bahaya tersendiri bagi kesehatan pelakunya.

Kebiasaan bersantai menonton dalam durasi yang panjang diketahui punya dampak negatif terhadap kesehatan. Bahkan, lebih buruk dibandingkan dengan duduk terlalu lama saat bekerja atau gaya hidup bermalas-malasan lainnya.

Apa itu Netflix and chill?

Ada sebuah survei sederhana yang dilakukan oleh Radio Times di Inggris menunjukkan bahwa lebih dari separuh pemirsanya menghabiskan waktu hingga 8 jam untuk menonton. Bahkan, hingga 75 persennya menghabiskan waktu lebih dari 4 jam dalam sekali sesi menonton.

Inilah sebuah kultur yang digandrungi beberapa tahun belakangan, yang secara kasual disebut sebagai Netflix and chill. Sederhananya, itu adalah kebiasaan bersantai di rumah sambil menonton tayangan di sebuah layanan video dan streaming. Apakah Anda salah satunya?

Risiko kesehatan di balik tren Netflix and chill

Namun tahukah Anda, bahwa gaya hidup tersebut ternyata punya dampak yang merugikan tubuh pelakunya. Hal ini dibuktikan lewat sebuah penelitian di sebuah jurnal yang dipublikasikan oleh American Heart Association

Subjek penelitiannya adalah mereka yang menonton lebih dari 4 jam tayangan televisi setiap harinya. Lewat penelitian tersebut, dilaporkan peningkatan risiko 50 persen lebih tinggi untuk mengalami kematian dini dan penyakit jantung, dibandingkan dengan subjek lainnya yang menonton televisi kurang dari 2 jam.

Kebiasaan seperti itu erat kaitannya dengan gaya hidup sedenter atau gaya hidup tidak aktif. Kebiasaan bersantai menonton tayangan baik televisi maupun tayangan lainnya dalam durasi yang panjang memiliki dampak kesehatan, yang bahkan lebih buruk daripada terlalu lama duduk saat bekerja atau gaya hidup bermalas-malasan lainnya. Hal ini dikarenakan, saat bersantai dan menonton televisi, ada kecenderungan pelakunya juga melakukan kebiasaan tak sehat lainnya. Misalnya begadang, mengonsumsi junk food, ngemil tengah malam, dan lain-lain.

Akumulasi dari berbagai kebiasaan tersebut dapat mengakibatkan peningkatan risiko berbagai penyakit metabolik yang banyak disebabkan faktor gaya hidup, seperti obesitas, diabetes melitus tipe 2, dan tekanan darah tinggi.

Tak cuma risiko pada kesehatan fisik, ada penelitian yang dilakukan oleh Universitas Toledo, Amerika Serikat, yang menemukan kaitan antara menonton televisi selama 2 jam atau lebih dalam sehari dengan tingginya tingkat depresi, kecemasan, dan stres.

Maka untuk mengatasinya, kebiasaan Netflix and chill sebaiknya diimbangi dengan aktivitas fisik seperti olahraga rutin. Hal ini didukung pula oleh penelitian di mana subjek pelatihan yang sama memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah. Dalam hal ini subjek penelitian melakukan aktivitas fisik intensitas sedang hingga tinggi selama 150 menit dalam seminggu.

Selain itu, jangan sampai mengabaikan bersosialisasi dengan teman-teman dan keluarga agar kebiasaan Netflix and chill tidak membuat Anda terisolasi secara sosial.

Sebaiknya, atur jadwal untuk bersantai melepas penat sambil menonton tayangan favorit Anda agar tidak mengganggu istirahat dan aktivitas lainnya. Selalu sisipkan waktu meski sebentar untuk berolahraga. Selain itu pilih camilan sehat saat menonton serial televisi kesayangan dan hindari mengonsumsi junk food.

Tren Netflix and chill memang tidak dilarang, karena sebetulnya bisa melepas penat. Namun, imbangi dengan gaya hidup yang sehat agar niat bersantai menonton tayangan tercinta tidak menjadi bumerang yang berbahaya bagi kesehatan Anda.

(RN/ RVS)

Gaya HidupKematian diniStresDiabetes Tipe 2NetflixDepresiGaya Hidup SedenterNonton MaratonPenyakit MetabolikchillPola Hidup Tidak SehatPenyakit Jantung

Konsultasi Dokter Terkait