HomeInfo SehatSarafKenali 3 Tahapan Serangan Heat Stroke
Saraf

Kenali 3 Tahapan Serangan Heat Stroke

Ruri Nurulia, 01 Agu 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Beberapa wilayah di dunia didera cuaca panas, serangan heat stroke pun meningkat. Bekali diri dengan mengenali tahapan sengatan panas ini.

Kenali 3 Tahapan Serangan Heat Stroke

Beberapa wilayah di dunia diselimuti cuaca panas terik, akibatnya serangan heat stroke alias sengatan panas meningkat. Karenanya, penting untuk mengenali apa itu heat stroke, gejalanya, tahapan serangannya, hingga cara menanganinya.

Berdasarkan penjelasan dari dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, heat stroke adalah kondisi ketika darah tak bisa mengalir sampai ke kepala, lantaran tubuh tak mampu menoleransi paparan suhu panas dari sengatan matahari. Heat stroke umumnya terjadi di negara-negara dengan cuaca ekstrem. Cuaca panas yang terus-menerus berpotensi menyebabkan seseorang terkena heat stroke.

Heat stroke dapat terjadi akibat cuaca panas karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan. Suhu badan meningkat dengan cepat hingga 41 derajat Celsius dalam waktu 10-15 menit,” terang dr. Theresia.

Akibatnya, tubuh tak mampu lagi memproduksi keringat untuk menghadapi perubahan ekstrem suhu tersebut. Heat stroke dapat memperberat kondisi seseorang yang sedang sakit, bahkan bisa sebabkan kematian.

Faktor risiko heat stroke

Meski cuaca begitu panas, tetapi Anda tak lantas pasti mengalami heat stroke. Dipaparkan oleh dr. Andika Widyatama dari KlikDokter, beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalaminya antara lain:

  • Beraktivitas di suhu yang panas

Aktivitas fisik atau olahraga di suhu luar ruangan yang panas bisa meningkatkan risiko terjadinya heat stroke. Atlet atau pekerja lapangan perlu mewaspadainya.

  • Usia

Pada usia anak-anak dan lansia, heat stroke lebih rentan terjadi. “Sebabnya karena sistem saraf pusat belum tersebut secara sempurna pada anak-anak, dan penurunan fungsi sistem saraf pada lansia,” ujar dr. Andika.

  • Paparan cuaca panas

Tubuh yang terpapar cuaca panas secara tiba-tiba dapat meningkatkan terjadinya heat stroke. Kondisi ini bisa terjadi saat memasuki musim panas atau musim kemarau, atau pada jemaah yang sedang menunaikan ibadah haji atau umrah di Tanah Suci.

  • Adanya penyakit tertentu

“Penyakit jantung, paru, gastroenteritis, dan pernah mengalami heat stroke sebelumnya dapat meningkatkan risiko mengalami sengatan panas,” ucap dr. Andika. “Begitu juga obesitas dan kurangnya aktivitas fisik,” lanjutnya.

  • Konsumsi obat-obatan tertentu

Beberapa obat-obatan dapat memengaruhi fungsi tubuh dalam merespons panas atau menjaga tubuh tetap terhidrasi. Misalnya beberapa obat ini: obat vasokonstriktor (obat yang mempersempit rongga pembuluh darah), beta-blocker (obat yang menghambat kerja hormon adrenalin), diuretik (obat yang meningkatkan pengeluaran air dan garam dari tubuh), antidepresan, dan antipsikotik.

  • Kurang tidur

Kekurangan waktu tidur yang berkualitas diyakini dapat meningkatkan risiko terjadinya heat stroke.

Tahapan serangan heat stroke

Jika Anda merasa pusing atau lesu saat berada di luar ruangan pada hari yang panas, bisa jadi tubuh Anda menandakan kondisi yang lebih serius. Dilansir dari NBC, berikut ini adalah tahapan heat stroke yang harus Anda ingat.

1. Heat cramps

Tahapan pertama adalah heat cramps atau kram panas. Pada tahapan ini bisa terjadi kejang otot yang parah akibat hilangnya garam dan air setelah beraktivitas. Paling sering terjadi di tangan, betis, dan kaki. Kejang otot ini bisa secara spontan berhenti sendiri, tetapi nyerinya bisa bertahan selama 24-48 jam.

2. Heat exhaustion

Lebih dari sekadar kelelahan, heat exhaustion atau kepanasan parah adalah kondisi serius akibat paparan suhu dan kelembapan udara tinggi. Aktivitas fisik yang berat di cuaca panas juga bisa mengakibatkan kondisi tersebut.

Keadaan ini bisa terjadi saat suhu tubuh mencapai 38,3-40 derajat Celcius. Gejalanya meliputi:

  • Sakit kepala
  • Demam ringan
  • Mual atau muntah
  • Rasa haus meningkat
  • Kelemahan
  • Nyeri otot atau kram.

3. Heat stroke

Tahapan akhir adalah heat stroke yang tergolong kondisi gawat darurat. Keadaan ini harus secepatnya ditangani.

“Jika seseorang yang mengalami heat stroke tidak cepat ditangani bukan tidak mungkin akan mengalami komplikasi. Mulai dari kerusakan organ vital seperti otak, jantung, hingga berujung pada kematian,” dr. Andika menambahkan.

Tahapan yang berpotensi fatal ini akibat dari terpapar cuaca panas dalam waktu lama, atau akibat dari memforsir aktivitas fisik. Serangan heat stroke ditandai ketika suhu inti tubuh mencapai 40 derajat Celcius atau lebih. Gejala yang tampak meliputi:

  • Kebingungan karena kurangnya aliran darah ke otak
  • Kulit kering dan memerah
  • Keringat sedikit atau tidak keluar
  • Kegagalan organ
  • Kejang.

Tips mencegah heat stroke

Kabar baiknya, heat stroke yang akibatnya bisa fatal ini bisa dihindari dengan persiapan sederhana dan memperhatikan sinyal yang diberikan tubuh. Ingat selalu tips ini saat akan berpanas-panasan.

  • Hidrasi tubuh lebih sering: minum segelas air (300 cc) tiap 1 jam. Jangan menunggu haus untuk minum air putih.
  • Hindari minum alkohol dan minuman berkafein. Keduanya bisa bikin tubuh dehidrasi.
  • Pantau terus temperatur lewat aplikasi di smartphone atau laporan cuaca.
  • Batasi aktivitas fisik yang berlebihan, khususnya antara jam 11 siang sampai 4 sore.

Jika ada seseorang di sekitar Anda yang menunjukkan gejala mengalami heat exhaustion, lakukan ini:

  • Pindahkan korban ke tempat yang dingin atau ruangan ber-AC.
  • Siram badan korban dengan menggunakan air dingin.
  • Kompres dengan kain basah dan dingin, gunakan juga kipas angin.
  • Monitor suhu badan dan lanjutkan tindakan awal di atas sampai suhu badan turun di bawah 38 derajat Celsius.
  • Segera cari bantuan medis agar korban mendapat pertolongan lebih lanjut.

Dengan mengenali tiga tahapan heat stroke, diharapkan Anda tak lagi menyepelekan cuaca panas terik. Meski terdapat potensi fatal, tetapi serangan heat stroke bisa dengan mudah dicegah dengan minum lebih banyak, menghindari alkohol dan kafein, serta batasi aktivitas fisik di suhu yang panas.

[RVS]

Minum Air PutihKram OtotDehidrasiDemamSakit KepalaSerangan Heat StrokeHeat stroke

Konsultasi Dokter Terkait