HomeIbu Dan anakKesehatan BayiBerbagai Masalah Kulit yang Sering Dialami Bayi
Kesehatan Bayi

Berbagai Masalah Kulit yang Sering Dialami Bayi

dr. Adeline Jaclyn, 27 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Bayi masih sangat sensitif dan rentan terhadap masalah kulit. Kenali berbagai masalah kulit pada bayi berikut ini

Berbagai Masalah Kulit yang Sering Dialami Bayi

Kulit bayi berbeda dari kulit dewasa, sebab masih sangat sensitif dan mudah dipengaruhi oleh berbagai hal seperti panas dan keringat bayi itu sendiri. Oleh sebab itu, mudah sekali terjadi masalah kulit pada bayi jika perawatannya tidak baik.

Hal-hal yang dapat menyebabkan masalah kulit pada bayi meliputi panas, dingin, lembap, air liur, keringat, infeksi bakteri ataupun jamur, alergi dan sebagainya.

Biasanya, masalah kulit pada bayi dapat membaik dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun, pada kasus yang lebih parah dibutuhkan krim, salep, atau bahkan obat minum dari dokter untuk menyembuhkan masalah kulit tersebut. Berikut adalah beberapa masalah kulit yang sering dialami oleh bayi:

1. Nappy Rash atau Ruam Popok

Ruam popok sering dialami si Kecil karena terlalu lama terpapar popok. Ruam popok terjadi pada 35 persen bayi di bawah usia 1 tahun dan lebih sering terjadi pada usia 9-12 bulan. Hal ini mungkin disebabkan oleh bayi yang sudah aktif merangkak, berdiri, bahkan berjalan, sehingga orang tua lupa untuk mengganti popok.

Selain itu, produksi urine bayi di usia tersebut juga sudah banyak. Untuk menghindari ruam popok, sebaiknya popok diganti tiap 2-3 jam atau jika memang sudah penuh sebelumnya.

Masalah kulit pada bayi ini ditandai dengan ruam kemerahan, dan bersisik di area sekitar popok. Jika sudah parah, kulit dapat terkelupas dan berdarah. Ruam popok juga dapat disebabkan oleh gesekan terhadap bahan popok. Pada kondisi ini juga dapat timbul infeksi bakteri atau jamur.

Artikel Lainnya: Begini Cara Merawat Kulit Bayi Baru Lahir

 

2. Heat Rash atau Ruam Panas

Jenis penyakit kulit pada bayi selanjutnya adalah ruam panas, atau dalam bahasa medis disebut sebagai miliaria. Kondisi ini disebabkan oleh kelenjar keringat sang bayi yang belum terlalu berkembang. Sehingga, saluran kelenjar keringat mudah tersumbat.

Akibatnya, pada cuaca yang panas dan tinggi kelembapannya seperti Indonesia, si Kecil mudah berkeringat dan saluran kelenjar keringatnya pun tersumbat. Selain itu, miliaria juga dapat terjadi akibat kebiasaan orang tua memakaikan baju atau bedong yang terlalu tebal atau penggunaan baju yang tidak menyerap keringat.

Miliaria ditandai dengan bintik kecil berwarna transparan sampai merah. Gangguan kulit pada bayi ini biasanya banyak terdapat pada daerah punggung dan bokong yang mudah berkeringat.

Meski untuk mengatasi kondisi ini bisa dilakukan dengan penggunaan krim atau salep, perlu diingat, penggunaan obat tersebut yang terlalu tebal juga dapat menyumbat saluran kelenjar keringat.

Artikel Lainnya: Penyebab Vernix Caseosa pada Bayi Baru Lahir

3. Cradle Cap atau Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik adalah dermatitis yang terjadi di area sekitar kulit kepala, alis, lipatan mata, sekitar hidung atau telinga. Namun, dapat juga terjadi di daerah lain seperti leher, ketiak dan selangkangan.

Masalah kulit pada bayi yang satu ini ditandai dengan bercak berwarna merah muda hingga ke merah dan bersisik pada kulit kepala. Pada bagian lain dapat berupa kulit berminyak yang ditutupi oleh sisik putih atau kuning.

Kondisi ini terjadi akibat produksi minyak berlebihan, pertumbuhan kulit normal yang berlebihan, infeksi sekunder dari jamur, atau stimulasi dari hormon sang ibu ketika bayi masih di dalam kandungan.

Dermatitis seboroik biasanya muncul pada usia beberapa minggu awal dan dapat muncul kembali pada usia 4-6 bulan. Pada beberapa bayi, dermatitis seboroik juga dapat menjadi tanda awal dari dermatitis atopik.

Artikel Lainnya: Penyebab Bintik Merah pada Kulit Bayi, Berbahayakah?

4. Jerawat Bayi atau Neonatal Acne

Tak hanya pada orang dewasa, bayi juga bisa mengalami jerawat yang disebut neonatal acne.

Gejalanya mirip dengan jerawat pada orang dewasa, yaitu munculnya bintik merah dan kecil, terutama di bagian dahi dan pipi. Masalah kulit bayi ini biasanya terjadi beberapa hari hingga beberapa minggu setelah kelahiran.

Penyebabnya sendiri diperkirakan karena hormon sang ibu saat hamil yang tersalurkan ke tubuh bayi. Masalah jerawat pada bayi tidak memerlukan penanganan khusus karena umumnya akan berkurang dalam tiga bulan setelah kelahiran. Hindari mengoleskan salep apa pun ke jerawat dan cukup bersihkan wajah bayi seperti biasa.

5. Milia

Milia adalah kondisi munculnya bintik putih kecil pada hidung dan pipi bayi. Penyakit ini paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Hingga saat ini, penyebab utama milia masih belum jelas, tetapi kemungkinan karena kelenjar kulit bayi yang masih belum berkembang sempurna.

Biasanya, milia pada bayi akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Namun, yang harus diingat, jangan memencet atau menekan milia karena berpotensi menyebabkan infeksi dan peradangan.

Artikel Lainnya: Kulit Bayi Pecah-Pecah, Perlukah Khawatir?

6. Atopic Eczema atau Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik merupakan penyakit kulit yang dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini dipengaruhi oleh riwayat keluarga dan berhubungan dengan penyakit lain, yaitu asma maupun alergi.

Dermatitis atopik pada bayi biasanya muncul pada area wajah. Namun, dapat pula pada bagian tubuh lain seperti siku, tangan, lipatan tangan, belakang lutut, serta dada.

Penyebab pasti dari kondisi ini masih belum diketahui, namun dapat dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan seperti cuaca, tungau kasur, infeksi virus, vaksin, alergen seperti krim, detergen, sabun, dan sebagainya. Gejala dermatitis atopik adalah bercak kemerahan, gatal, dengan permukaan kasar dan kulit yang kering.

Kulit bayi memang pada umumnya mudah mengalami masalah. Jadi, kenali masalah kulit yang sering terjadi pada bayi dan hindari penyebabnya. Bila berbagai faktor penyebab telah dihindari dan masih terdapat masalah kulit pada bayi, segera konsultasikan kondisi si Kecil ke dokter.

[NP/ RVS]

RuamKulit BayiInfeksi bakteridermatitisMasalah Kulitkulitpenyakit kulitvaksinBayiRuam Popok

Konsultasi Dokter Terkait