Jantung

Benarkah Diet Paleo Berbahaya bagi Jantung?

Krisna Octavianus Dwiputra, 25 Jul 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Diet paleo sedang digandrungi sebagian kalangan belakangan ini. Tapi, benarkah diet paleo berbahaya bagi jantung?

Benarkah Diet Paleo Berbahaya bagi Jantung?

Salah satu diet yang belakangan cukup menjadi perbincangan adalah diet paleo. Diet ini disebut-sebut sebagai diet manusia purba. Akan tetapi, konon diet paleo berbahaya bagi jantung, benarkah demikian?

Sebelum membahasnya lebih jauh, menurut dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter, Anda perlu tahu bahwa gagasan utama diet paleo adalah hanya mengonsumsi asupan seperti yang dimakan manusia pada ribuan tahun silam.

Asupan tersebut meliputi daging tanpa lemak, ikan, buah-buahan, dan sayuran. Secara praktis, diet paleo berarti tidak mengonsumsi makanan olahan.

Beberapa makanan juga menjadi pantangan dalam diet ini, yakni biji-bijian, seperti gandum, gandum dan jelai. Lalu ada legum, seperti kacang, lentil, kacang tanah, dan kacang polong, serta produk susu, gula halus, garam, dan kentang.

Diet ini masih menjadi kontroversi

Jenis pola makan ini sendiri sering diliputi kontroversi. Bahkan, para peneliti telah memperdebatkan apakah menyehatkan dan aman bagi yang menjalankannya.

Sebagai contoh, satu studi pada 2016 menunjukkan bahwa diet paleo dapat melindungi terhadap serangan jantung dan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini menyebut, dengan meningkatkan kadar molekul pelindung dalam darah, penyakit jantung bisa terhindarkan.

Namun, penelitian lain dari tahun yang sama membuat penemuan yang sangat berlawanan. Ada yang menyimpulkan bahwa jenis diet ini bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak sehat, serta meningkatkan risiko diabetes dan masalah kardiovaskular.

Kini, penelitian yang dilakukan oleh tim dari Australia menunjukkan lebih banyak bukti bahwa orang yang mengikuti diet paleo mungkin dapat membahayakan kesehatan jantung mereka.

Beberapa peneliti yang berasal dari 4 lembaga penelitian berbeda di Australia berkumpul untuk meneliti masalah ini. Kemudian, temuan tersebut mereka publikasikan dalam European Journal of Nutrition.

Bagaimana diet paleo bisa berbahaya bagi jantung?

Penelitian yang dipimpin oleh Angela Genoni, Ph.D. ini coba meneliti 44 peserta yang mengikuti diet paleo, serta 47 peserta yang mengikuti diet khas yang memenuhi rekomendasi diet nasional. Genoni sendiri adalah ilmuwan dari Edith Cowan University, Australia.

Periode tindak lanjut penelitian ini adalah lebih dari setahun. Dalam proses tindak lanjut tersebut, para peneliti mengumpulkan sampel biologis dari semua peserta, menilai diet mereka, dan membandingkan hasil antara kelompok paleo dan kelompok kontrol.

Selain itu, agar lebih akurat dalam penilaian mereka, para peneliti juga membagi peserta yang mengikuti diet paleo menjadi dua kelompok lebih lanjut, sesuai dengan preferensi spesifik mereka, yaitu:

  • Diet paleo ketat (22 peserta), yakni individu yang makan kurang dari satu porsi biji-bijian dan susu per hari.
  • Paleudo Paleolitik (22 peserta), yakni individu yang makan lebih dari satu porsi biji-bijian dan susu per hari.

Para peneliti menemukan bahwa di seluruh kelompok paleo ketat, orang-orang menunjukkan kadar senyawa dalam darah yang tinggi yang diasosiasikan dengan penyakit jantung. Senyawa ini bernama trimethylamine N-oxide.

Trimethylamine N-oxide terbentuk pertama kali di dalam usus dan kadarnya di dalam usus tergantung pada diet seseorang dan bakteri yang mengisi usus mereka. Tapi, sebenarnya ada faktor-faktor lain juga.

"Banyak pendukung diet paleo mengklaim bahwa diet ini bermanfaat bagi kesehatan usus, tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa, ketika sampai pada produksi (Trimethylamine N-oxide) dalam usus, diet paleo dapat memiliki dampak buruk dalam hal jantung kesehatan," jelas Genoni.

"Kami juga menemukan bahwa populasi spesies bakteri menguntungkan lebih rendah pada kelompok Paleolitik ketat, terkait dengan pengurangan asupan karbohidrat, yang mungkin memiliki konsekuensi untuk penyakit kronis lainnya dalam jangka panjang," tambahnya.

Mengapa diet paleo dapat meningkatkan risiko kesehatan?

Genoni dan tim berpendapat bahwa orang yang mengikuti diet paleo memiliki kadar Trimethylamine N-oxide yang tinggi karena mereka tidak mengonsumsi biji-bijian utuh. Padahal, biji-bijian utuh adalah sumber serat makanan dan membantu mengurangi risiko seseorang terkena masalah kardiovaskular.

"Kami menemukan kekurangan biji-bijian dikaitkan dengan kadar trimetilamin N-oksida yang rendah, yang dapat memberikan hubungan pengurangan risiko penyakit kardiovaskular yang bisa Anda lihat dalam populasi dengan asupan biji-bijian utuh yang tinggi," kata Genoni.

"Diet paleo tidak mengonsumsi semua biji-bijian dan Anda pasti tahu bahwa biji-bijian utuh adalah sumber tepung resisten yang fantastis dan banyak serat yang dapat difermentasi lainnya yang penting bagi kesehatan mikrobioma usus Anda," Genoni melanjutkan.

Selain itu, para peneliti menunjukkan bahwa peserta dalam kelompok diet paleo juga memiliki konsentrasi bakteri usus yang lebih tinggi, yakni Hungatella. Bakteri ini diketahui juga bisa menyebabkan senyawa Trimethylamine N-oxide menjadi tinggi.

"Karena Trimethylamine N-oxide diproduksi di usus, kekurangan biji-bijian mungkin mengubah populasi bakteri menjadi banyak untuk memungkinkan produksi senyawa ini menjadi lebih tinggi," jelas Genoni.

"Selain itu, diet paleo mencakup porsi per hari daging merah yang lebih besar. Ini diketahui menyediakan senyawa prekursor untuk menghasilkan Trimethylamine N-oxide dan orang yang menjalani diet paleo mengonsumsi lemak jenuh dua kali dari tingkat yang disarankan," pungkas Genoni.

Penelitian di atas memang menunjukkan kelemahan dari diet paleo. Terkait ini, dr. Dyan Mega menyarankan agar memang setiap orang harus selektif benar soal diet yang dijalankan. Jangan asal ikutan tren saja.

"Penelitian ini bisa menjadi pemberitahuan yang baik bagi setiap orang untuk tidak asal melakukan diet, seperti diet paleo ini. Timbang dulu baik dan buruknya," ujarnya.

Namun, jika Anda merasa diet paleo cocok dengan Anda, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan ahlinya atau dokter. Sebab, penelitian di atas tidak bisa dianggap enteng karena berkaitan dengan kesehatan jantung Anda.

[MS/RVS]

Kesehatan Jantungmasalah jantungDietJantungDiet Paleo

Konsultasi Dokter Terkait