Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeGaya hidupSehat dan Bugar3 Tips Antisipasi Efek Negatif Olahraga Lari
Sehat dan Bugar

3 Tips Antisipasi Efek Negatif Olahraga Lari

Krisna Octavianus Dwiputra, 15 Jul 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Olahraga lari memiliki banyak manfaat tapi ada efek negatif juga. Ada tips untuk mengantisipasi efek negatif olahraga lari.

3 Tips Antisipasi Efek Negatif Olahraga Lari

Pernahkah Anda memikirkan adanya efek negatif olahraga lari? Rasanya jarang ada orang yang berpikir tentang itu. Karena selama ini lari dinilai sebagai olahraga yang praktis sekaligus memiliki manfaat bagi kesehatan.

Olahraga lari sedang menjadi tren saat ini di Indonesia. Terbukti dengan banyaknya diselenggarakan lomba dan ajang lari di Indonesia, mulai dari 5K, 10K, half marathon, full marathon, sampai ultra-marathon. Tua-muda bahkan anak-anak bersemangat mengikutinya. Agar bertambah semarak, lomba-lomba lari itu juga dimodifikasi seperti vertical run, color run, dan mountain run.

Nah, meski bermanfaat ternyata olahraga lari juga punya efek negatif. Apa saja sih?

Di balik keunggulan, ada efek negative

Memang olahraga lari sangat banyak manfaatnya, baik bagi fisik maupun mental. Dijelaskan dr. Michael Triangto, SpKO, spesialis kedokteran olahraga dari RS Mitra Kemayoran dan Klinik Slim n Health Jakarta, dari sudut kedokteran olahraga, peningkatan minat masyarakat dalam olahraga lari merupakan kabar baik yang diharapkan mampu meningkatkan kesehatan masyarakat.

“Dengan semakin giat berolaharga, terjadinya penyakit-penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, kolesterol darah tinggi, dan lainnya di masyarakat juga diharapkan makin berkurang," ujar dr. Michael.

Namun, di balik itu, olahraga lari juga memiliki efek negatif yang perlu Anda waspadai. Misalnya, berbagai kasus ringan seperti cedera, terkilir, overused injury, dehidrasi; hingga yang berat seperti pingsan dan meninggal dunia.

Kasus pelari yang meninggal sebenarnya cukup banyak. Namun, salah satu yang diingat adalah meninggalnya seorang peserta perhelatan ajang lomba lari Electric Jakarta Marathon 2018 pada Minggu (28/10). Salah satu peserta pelari bernama Arief Hartani meninggal dunia di perlintasan saat hendak menyelesaikan kategori lomba 5K. Korban tiba-tiba terjatuh dan diduga meninggal akibat gagal jantung.

Karena itulah, olahraga lari tak selamanya baik dan aman. Ada juga beberapa ancaman yang wajib Anda perhatikan sebelum memulai ber olahraga, seperti:

Dehidrasi 

Menurut dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter cara untuk menghindari dehidrasi adalah dengan mengetahui gejalanya. Paling mudah adalah ketika Anda sudah haus, Anda harus minum supaya tubuh tetap terhidrasi.

Risiko cedera

Risiko cedera pada olahraga lari cukup tinggi. Untuk mencegahnya, lakukan pemanasan dengan baik sebelum berolahraga. "Dengan pemanasan, tubuh tidak akan ‘kaget’. Supaya risiko cedera juga tidak tinggi, pilih sepatu yang baik. Biasanya sepatu lari ada bantalannya," kata dr. Dyan Mega.

Masalah otot

Masalah otot nyeri dan tegang pada umumnya terjadi saat Anda sudah berlari terlalu lama atau jauh. Jika sudah begini, Anda disebut overused dalam lari. Akhirnya otot malah bermasalah.

Antisipasi efek negatif

Agar hal-hal di atas tidak menimpa Anda, persiapan khusus perlu dilakukan sebelum berolahraga lari. Persiapan khusus yang harus Anda lakukan adalah:

1. Memeriksakan kesehatan

Para pelari harus memeriksakan kesehatan maupun kebugaran tubuhnya secara teratur, terutama jika akan ikut lomba lari. Biasanya, ini dinyatakan dalam bentuk sertifikat kesehatan untuk berlari dalam tingkatan yang sesuai kemampuan masing-masing. 

"Dengan demikian, diharapkan tidak akan ada pemula yang dapat langsung mengikuti lomba maraton tanpa melalui 5K, 10K, half marathon terlebih dahulu,” kata dr. Michael.

Sertifikat kesehatan itu harus dikeluarkan oleh dokter spesialis kedokteran olahraga atau yang memiliki kompetensi dalam memeriksa kesehatan juga kebugaran pelari yang berlaku hanya untuk masa waktu tertentu. Sertifikat harus diperbaharui jika masa berlakunya telah berakhir.

Alasannya, kondisi tubuh dan metabolisme setiap pelari dapat berubah sewaktu-waktu. Pengecekan rutin akan membantu mencegah pelari mengalami hal negatif terhadap kesehatan yang bisa jadi terjadi saat hendak atau sedang mengikuti kompetisi lari.

2. Mengatasi masalah kesehatan

Penting untuk mengatasi masalah kesehatan Anda terlebih dahulu sebelum berolahraga ataupun mengikuti lomba lari. Ingat ya, berlari membutuhkan koordinasi dan kekuatan seluruh anggota tubuh. Berlari saat tubuh tidak fit justru akan menambah masalah Anda.

3. Mengetahui teknik lari yang benar 

Jangan sepelekan ini. Teknik lari yang benar akan menurunkan risiko Anda cedera. Peralatan yang harus dimiliki juga harus tepat. Misalnya, tidak semua sepatu olahraga adalah sepatu lari. Jadi pilihlah sepatu lari yang pas.

Tidak ada yang menyangkal bahwa olahraga lari baik untuk tubuh. Meski olahraga ini sebenarnya sederhana, namun jika Anda tidak berhati-hati dalam melakukannya, justru Anda akan memetik efek negatifnya.

Berlari tanpa persiapan yang matang, pemanasan, dan kondisi fisik yang baik justru bisa membawa efek negatif, seperti cedera serta nyeri otot. Untuk mengantisipasi efek negatif pada olahraga lari, Anda perlu menjalankan tips di atas.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar topik ini, silakan berkonsultasi dengan dokter kami melalui Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Gratis, lho!

[HNS/ RVS]

Olahraga LarilariOlahragacederaOtotDehidrasiNyeri Otot

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter