Kehamilan

Tanda Perdarahan Saat Hamil yang Membahayakan Janin

Klikdokter, 02 Feb 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Perdarahan saat hamil bisa menjadi tanda bahaya bagi janin dalam kandungan. Kenali dan atasi sekarang juga!

Tanda Perdarahan Saat Hamil yang Membahayakan Janin

Perdarahan saat hamil merupakan suatu hal yang bisa saja terjadi. Data menunjukkan bahwa satu dari empat wanita hamil mengalami kondisi ini. Sayangnya, sekitar sepertiga di antaranya berakhir mengalami keguguran.

Berangkat dari temuan tersebut, adanya perdarahan abnormal dari vagina saat hamil perlu mendapat perhatian khusus.

Pasalnya, keadaan tersebut dapat menjadi tanda dari kondisi yang serius. Bahkan bisa membahayakan kehamilan dan keselamatan janin.

Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan pada ibu hamil:

1. Implantasi

Perdarahan akibat implantasi biasanya muncul sebagai flek ringan, bahkan sering tidak disadari oleh wanita yang mengalaminya.

Kondisi ini disebabkan oleh proses tertanamnya janin pada dinding rahim.

Bagi wanita yang mengalami perdarahan dengan ciri-ciri tersebut, jangan khawatir berlebihan. Sebab perdarahan akibat implantasi akan berhenti dengan sendirinya tanpa menimbulkan keluhan yang bermakna.

2. Keguguran

Ketahui Penyebab Umum Keguguran pada Ibu Hamil

Keguguran diartikan sebagai terminasi atau berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Kondisi ini biasanya terjadi pada 12 minggu pertama atau trimester pertama kehamilan.

Banyak wanita menyalahkan dirinya saat mengalami keguguran. Padahal, mayoritas keguguran tidak diketahui sebab pastinya. 

Selain itu, kebanyakan wanita yang pernah mengalami keguguran cenderung tidak mengalaminya lagi di kehamilan berikutnya (tidak berulang).

Pendarahan saat hamil yang merupakan tanda keguguran biasanya disertai dengan rasa nyeri hebat di area pelvis atau perut bawah.

Meski demikian, perdarahan akibat keguguran bisa juga terjadi tanpa adanya gejala yang berarti.

3. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah jenis kehamilan yang terjadi di luar rahim, misalnya di tuba falopi. 

Kondisi ini dapat memicu perdarahan setelah seorang wanita dinyatakan hamil melalui pemeriksaan.

Pada kehamilan ektopik, perdarahan biasanya terjadi pada trimester awal kehamilan. Perdarahan ini termasuk pendarahan saat hamil muda yang bahaya.

Artikel Lainnya: Sering Sakit Perut Saat Hamil, Berbahayakah?

4. Gangguan Plasenta

Gangguan plasenta, seperti letak plasenta terlalu di bawah (plasenta previa) atau plasenta yang terlepas (abrupsio plasenta), dapat menimbulkan perdarahan.

Perdarahan saat hamil akibat kondisi ini cukup berbahaya. Pasalnya, gangguan tersebut dapat memengaruhi proses melahirkan.

Misalnya, pada plasenta previa yang menutupi jalan lahir secara keseluruhan sehingga perlu dilakukan tindakan operasi sectio.

Sementara pada abrupsio plasenta, kondisinya dapat bervariasi. Mulai dari kondisi ringan di mana pasien diminta untuk tirah baring total, hingga terlepasnya keseluruhan plasenta yang membutuhkan kelahiran janin segera.

5. Hamil Anggur

Hamil Anggur, Kenali Penyebab dan Penanganannya

Kehamilan anggur atau mola hidatidosa (molar pregnancy) adalah suatu komplikasi kehamilan yang jarang terjadi.

Hamil anggur terjadi ketika terdapat pertumbuhan jaringan abnormal di dalam rahim. Karena jaringan abnormal ini, sering kali gejala awal yang dirasakan sama dengan kehamilan.

Secara umum, jaringan yang tumbuh bersifat jinak. Namun, pada beberapa kasus bisa bersifat ganas dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Munculnya bercak darah atau perdarahan saat awal kehamilan bisa menjadi tanda awal dari hamil anggur.

Maka dari itu, sangat penting untuk melakukan USG kehamilan setelah Anda mendapatkan hasil pemeriksaan test pack positif. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa di dalam kehamilan Anda terdapat janin. 

Artikel Lainnya: Hal Ini Harus Diperhatikan Ibu Hamil Saat USG Trimester 1

6. Inkompetensi Serviks

Pada trimester dua atau tiga, perdarahan saat hamil bisa disebabkan oleh inkompetensi serviks.

Perdarahan ini terjadi karena terbukanya mulut rahim (serviks) sebelum waktunya, sehingga bisa memicu kehamilan prematur.

Adanya riwayat trauma pada serviks sebelumnya, misalnya karena tindakan kuretase atau memiliki kondisi bawaan yang memengaruhi rahim, bisa meningkatkan risiko terjadinya inkompetensi serviks. 

Pada umumnya, ibu hamil yang memiliki masalah inkompetensi serviks tidak memberikan gejala di awal kehamilan.

Namun, pada minggu ke 14-20 kehamilan, biasanya mulai menunjukkan gejala seperti rasa tertekan di area pinggul, sakit pinggang, nyeri perut, dan muncul perdarahan dari vagina.

7. Sobeknya Rahim

Rahim sobek atau uterine rupture merupakan penyebab perdarahan saat persalinan. Namun, kondisi ini juga sangat mungkin terjadi saat kehamilan.

Ibu hamil yang memiliki riwayat operasi caesar sebelumnya rentan untuk mengalami kondisi ini. Pasalnya, luka bekas operasi caesar bisa saja meregang dan memicu perdarahan akibat kehamilan yang sekarang.

Selain perdarahan saat hamil, keluhan nyeri perut secara tiba-tiba dan terasa kencang juga menyertai.

Rahim sobek termasuk kondisi yang mengancam nyawa. Oleh sebab itu, diperlukan penanganan dengan segera. 

Artikel Lainnya: Mengenal Penyebab Mimisan Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

8. Tanda Awal Persalinan

Jika saat ini ibu berada di akhir trimester 3 atau sedang menunggu persalinan, perdarahan yang berupa bercak darah cerah disertai lendir bisa menjadi tanda awal persalinan.

Bercak darah dan lendir yang muncul disebabkan oleh mulai terbukanya mulut rahim guna mempersiapkan persalinan. Segera ke fasilitas terdekat jika Anda mengalami kondisi ini.

Meski penyebab perdarahan saat hamil ada yang tidak berbahaya dan darah sudah berhenti, Anda tetap perlu memeriksakan kondisi Anda.

Lebih lanjut, jika Anda mengalami salah satu atau beberapa tanda bahaya berikut ini, segera pergi ke layanan gawat darurat rumah sakit terdekat:

  • Perdarahan hebat, misalnya jumlah darah yang keluar sangat banyak atau disertai jaringan-jaringan berukuran besar.
  • Nyeri perut hebat yang tidak tertahankan.
  • Demam tinggi yang tidak membaik dengan obat penurun demam.
  • Pusing hingga pingsan.
  • Keputihan abnormal dan berbau.
  • Perdarahan muncul di trimester kedua dan ketiga kehamilan.

Apabila Anda mengalami perdarahan saat hamil, usahakan untuk berpikir jernih dan segera cari pertolongan dengan membawa diri ke klinik atau rumah sakit terdekat.

Dengan mengetahui penyebabnya, perdarahan pada ibu hamil bisa dihentikan dan komplikasi dari perdarahan pun dapat dihindari.

Konsultasi seputar kehamilan dengan dokter kandungan bisa dengan mudah dilakukan lewat fitur tanya dokter di aplikasi KlikDokter.

[WA]

KehamilanPerdarahanPerdarahan Saat Hamil

Konsultasi Dokter Terkait