Kesehatan Mental

Dampak Konsumsi Gula Berlebih pada Kesehatan Mental

dr. Nabila Viera Yovita, 29 Jun 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Siapa yang tak suka rasa manis? Tapi awas, konsumsi gula berlebih ternyata tak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga kesehatan mental.

Dampak Konsumsi Gula Berlebih pada Kesehatan Mental

Makan atau minum yang manis-manis biasanya bikin orang yang mengonsumsinya tersenyum manis alias merasa nikmat. Namun, ternyata di balik kenikmatan itu tersimpan ancaman. Menurut beberapa studi, ditemukan bahwa konsumsi gula berlebih bisa berdampak buruk pada kesehatan mental.

Berdasarkan studi, terdapat risiko depresi yang meningkat di antara pria yang mengonsumsi gula dalam jumlah yang cukup sifnifikan dalam diet mereka. Ada yang berpendapat bahwa depresi itulah yang dapat memicu peningkatkan craving gula.

Misalnya ada hari-hari ketika seseorang merasa sedih dan berpikir segelas besar milkshake bisa membuatnya lebih baik. Ternyata, kenyataannya justru sebaliknya; konsumsi gula berlebih terjadi sebelum seseorang mengalami depresi, bukan menjadi suatu akibat setelahnya.

Konsumsi gula berlebih berkaitan dengan depresi

Ada sebuah studi tahun 2012 yang meneliti konsumsi gula rata-rata pada individu di enam negara yang berbeda, yaitu Kanada, Prancis, Jerman, Korea, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Dinyatakan bahwa gula merupakan faktor yang berkontribusi terhadap angka depresi mayor yang tinggi.

Sejak itu, banyak tim riset yang menginvestigasi efek diet terhadap kesehatan mental. Sebagai contoh, konsumsi makanan olahan atau makanan yang diproses dan cepat saji seperti burger, piza, dan makanan yang digoreng ditemukan lebih tinggi pada remaja dan dewasa yang memiliki tingkat depresi yang tinggi.

Hasil serupa juga terjadi pada lansia di Amerika Serikat. Lansia dengan diet tinggi gula memiliki angka depresi yang lebih tinggi ketimbang mereka yang konsumsi gulanya lebih rendah.

Minuman dengan pemanis buatan, terutama minuman bersoda, dikonsumsi di seluruh dunia. Ada studi yang dilakukan oleh peneliti berkebangsaan Cina – yang sehari-harinya mengonsumsi teh tanpa gula – yang menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi minuman bersoda memiliki tingkat depresi lebih tinggi.

Walaupun beberapa penelitian yang disebutkan di atas tidak menunjukkan mekanisme biologi mengenai bagaimana konsumsi gula berdampak buruk pada kesehatan, tetapi hasil temuannya menambah wawasan bahwa memang terdapat hubungan antara keduanya.

Batasan konsumsi gula

Asosiasi Jantung Amerika membatasi konsumsi gula sebanyak 6 sendok teh untuk wanita dan 9 sendok teh untuk pria per harinya. Sebagai perbandingan, satu kaleng minuman bersoda mengandung 8,25 sendok teh gula, sedangkan pisang kecil mengandung 3 sendok teh gula.

Sedikit berbeda dengan anjuran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang menyarankan konsumsi harian gula tak lebih dari 10 persen dari total energi (200 kkal). Anjuran tersebut setara dengan 4 sendok makan per hari.

Cara membatasi konsumsi gula

Menjaga kesehatan mental tak hanya bisa lewat manajemen stres atau bersikap positif, tetapi juga lewat pola makanan dengan tidak mengonsumsi gula terlampau banyak. Lakukan tips di bawah ini.

  • Kurangi minuman yang tinggi gula, apalagi minuman kemasan. Lebih baik ganti dengan air putih, infused water, teh buah atau herbal, dan bisa juga teh atau kopi dengan gula minimal.
  • Kurangi dan batasi makan dessert yang mengandung banyak gula, misalnya cake, brownies dengan topping es krim, dan lain-lain. Anda bisa menggantinya dengan buah segar, yoghurt, dark chocolate, atau kurma.
  • Hindari pemakaian saus seperti kecap manis, saus sambal atau tomat, saus BBQ, atau saus botolan lainnya yang menggunakan tambahan gula. Sebagai pengganti, Anda bisa mengandalkan rempah-rempah, membuat sambal sendiri, cuka, pesto, atau mayones. Walaupun mayones bebas gula, tetapi tetap batasi konsumsinya karena tinggi lemak.
  • Baca label setiap membeli makanan kaleng. Jika terdapat gula tambahan, kurangi kadarnya dengan membilas terlebih dulu dengan air sebelum mengolahnya.
  • Konsumsi lebih banyak protein seperti ikan, daging, telur, produk susu dan turunannya, alpukat, serta kacang-kacangan.
  • Cukupi kebutuhan tidur. Kurang tidur akan memengaruhi apa yang ingin Anda makan, yang biasanya berupa makanan yang tinggi kalori, manis, dan asin.

Setelah membaca artikel ini, mungkin selama ini secara tak sadar Anda mengonsumsi gula yang lebih dari seharusnya. Ingat, konsumsi gula berlebih tak hanya bisa sebabkan penyakit kronis seperti obesitas, jantung, dan kanker, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental Anda. Selain makanan manis, Anda juga harus mewaspadai makanan olahan dalam kemasan. Mari lebih bijak dalam mengonsumsi makanan agar kesehatan tubuh senantiasa terjaga.

(RN/ RVS)

Minuman kemasanKonsumsi GulaKalorigulaDietJantungPenyakit KronisDepresikesehatan mentalKankerObesitas

Konsultasi Dokter Terkait