Saraf

Awas, Sering Kerja Lebih dari 10 Jam Sehari, Picu Risiko Stroke!

Ruri Nurulia, 24 Jun 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Entah karena gila kerja atau keadaan yang memaksa, sering kerja lebih dari 10 jam sehari bisa picu risiko stroke. Ini penjelasannya.

Awas, Sering Kerja Lebih dari 10 Jam Sehari, Picu Risiko Stroke!

Coba cek berapa lama Anda rata-rata menghabiskan waktu bekerja di kantor dalam sehari. Jika seringnya lebih dari 10 jam sehari dan sudah berlangsung lama, Anda patut waspada. Masalahnya, menurut sebuah studi terbaru dalam jurnal medis “Stroke”, sering bekerja dengan durasi panjang seperti ini membuat risiko stroke meningkat.

Menurut sebuah studi di Prancis yang dipublikasikan oleh American Heart Association baru-baru ini, jam kerja panjang – yang didefinisikan peneliti lebih dari 10 jam selama 50 hari per tahun - bisa meningkatkan risiko pekerja mengalami stroke.

Detailnya, peneliti dari Universitas Angers, Prancis, dan French National Institute of Health and Medical Research melihat data studi populasi CONSTANCES di Prancis terhadap 143.592 ribu orang dewasa. Faktor-faktor yang diperhatikan adalah usia (18-69 tahun), kebiasaan merokok, dan jam kerja.

Temuan peneliti adalah:

  • Sejumlah 1.224 partisipan menderita stroke.
  • Sebanyak 42.542 partisipan (29 persen) dilaporkan punya jam kerja panjang.
  • Sebanyak 14.481 partisipan (10 persen) dilaporkan punya jam kerja panjang selama 10 tahun atau lebih.
  • Partisipan yang punya jam kerja panjang punya risiko mengalami stroke 29 persen lebih tinggi, sedangkan partisipan yang melakukan jam kerja panjang selama 10 tahun atau lebih risiko terkena strokenya lebih tinggi lagi, yaitu 45 persen.

“Hubungan antara jam kerja panjang selama 10 tahun dan stroke tampak lebih kuat pada partisipan yang berusia di bawah 50 tahun,” kata penulis studi Alexis Descatha, M.D., PhD., seperti dikutip di Science Daily. Ia juga mengatakan, temuan studi cukup mengejutkan dan akan diteliti lebih lanjut.

Jangan panik, risiko stroke tetap bisa diturunkan

Tak perlu langsung panik ketika Anda menyadari sering kerja dari pagi sampai larut. Tak ada kata terlambat untuk segera mengubah pola hidup, sehingga stroke bisa dicegah.

Stroke adalah gangguan neurologis akibat terganggunya aliran darah pada otak. Kalau dulunya stroke diketahui lebih “akrab” menyerang usia di atas 60 tahun, tetapi sebagian kasus ditemukan pada usia lebih muda, yaitu 40-an. Pola hidup yang tidak sehat diduga memiliki peran penting dalam terjadinya stroke pada usia muda, seperti kebiasaan konsumsi fast food dan jarang berolahraga.

Selain itu, stroke bisa dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti penyakit peserta, misalnya usia muda dengan penyakit hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi.

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko ancaman stroke antara lain:

  • Hindari pola hidup tak sehat

Menurut dr. Alvin Nursalim, SpPD, dari KlikDokter, pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, stres, dan minum minuman beralkohol.

“Jika Anda masih merokok, segera berhenti. Merokok memiliki efek yang buruk terhadap kesehatan pembuluh darah Anda,” tegas dr. Alvin.

Selanjutnya

  • Kendalikan berbagai penyakit

Penyakit yang dimaksud adalah tekanan darah tinggi, diabetes melitus, dan kolesterol tinggi. Apabila Anda terdiagnosis menderita salah satu atau beberapa penyakit tersebut, konsultasi rutin dengan dokter sangat diperlukan. Jika tak tertangani dengan baik, risiko stroke meningkat.

  • Deteksi dini

Meski masih berusia 20 atau 30-an, stroke juga perlu diwaspadai, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan medis secara rutin dan deteksi dini sejak usia 20 tahun.

“Pemeriksaan medis rutin yang direkomendasikan sebaiknya meliputi pemerikaan tekanan darah, pemeriksaan fisik, kadar kolesterol lengkap saat puasa (LDL, HDL, trigliserida), kadar gula darah, ukuran lingkar pinggang, dan rekam jantung standar (EKG),” kata dr. Andika Widyatama dari KlikDokter.

  • Biasakan untuk memiliki pola makan seimbang

“Atur pola makan menjadi rendah lemak dan perbanyak konsumsi buah dan sayuran. Hindari konsumsi makanan dengan kandungan lemak saturasi tinggi,” ujar dr. Alvin.

Makanan yang dianjurkan adalah ikan laut seperti ikan laut berlemak yang mengandung omega-3, gandum utuh dan sayuran yang tinggi serat, alpukat yang mengandung omega-3 dan vitamin E, jambu biji yang kaya akan vitamin C, dan lain-lain.

  • Olahraga rutin

Dokter Alvin menyarankan untuk melakukan olahraga dengan komposisi tepat, yaitu aerobik dan angkat beban.

“Olahraga aerobik berguna untuk membakar kalori dan melatih fungsi jantung Anda. Sedangkan, olahraga beban berfungsi mengoptimalkan otot Anda, dan menambah kekuatan tulang Anda,” jelasnya.

Dari hasil studi tersebut, ada satu lagi alasan kenapa Anda sebaiknya bekerja secara efisien dan sesuai dengan porsi. Tak perlu mengorbankan waktu berharga Anda dan kesehatan hanya untuk berlama-lama di kantor lebih dari 10 jam sehari. Agar risiko stroke tak meningkat, usahakan untuk menerapkan hidup sehat dan seimbang: kerja cukup dengan manajemen waktu yang baik, tak lupa bersenang-senang untuk pengelolaan stres, makan sehat dan bergizi seimbang, olahraga rutin, istirahat cukup, dan cek kesehatan secara rutin.

(RVS)

risiko strokeDiabetesMencegah StrokeMenurunkan Risiko StrokeStrokeHipertensi

Konsultasi Dokter Terkait