HomeInfo SehatKesehatan UmumTerapi Wicara, Siapa Saja yang Memerlukannya?
Kesehatan Umum

Terapi Wicara, Siapa Saja yang Memerlukannya?

dr. Dyah Novita Anggraini, 16 Jun 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ada beberapa kondisi seseorang membutuhkan terapi wicara untuk memaksimalkan kemampuan verbalnya. Siapa saja yang memerlukannya?

Terapi Wicara, Siapa Saja yang Memerlukannya?

Saat kemampuan bicara anak tak sesuai dengan usianya, atau orang dewasa yang mengalami kesulitan atau gangguan bicara akibat kondisi tertentu, terapi wicara dibutuhkan. Lebih jelasnya, siapa saja yang memerlukan terapi medis ini?

Terapi wicara adalah suatu penanganan untuk menangani gangguan penyebab dari ketidakmampuan bicara dan menelan. Target terapi ini adalah orang-orang dari berbagai usia yang mengalami kesulitan atau gangguan bicara karena adanya kondisi tertentu.

Siapa Saja yang Memerlukan Terapi Wicara?

Pada anak, terapi wicara dibutuhkan juga karena adanya gangguan perkembangan kemampuan bicara anak. Kemampuan tersebut merupakan salah satu perkembangan penting dalam proses tumbuh kembangnya.

Pada orang dewasa, terapi wicara kemungkinan diperlukan jika terdapat cedera, trauma, atau penyakit penyerta seperti kerusakan otak atau gangguan pembuluh darah otak seperti stroke.

Namun pada dasarnya terapi wicara diperlukan untuk orang-orang yang mengalami:

  1. Gangguan kelancaran bicara

Anda mungkin lebih mengenalnya sebagai gagap. Gangguan ini berkaitan dengan kelancaran, kecepatan, dan ritme bicara seperti pengulangan kata atau ucapan pada huruf-huruf tertentu.

  1. Gangguan artikulasi

Gangguan ini dapat terjadi saat anak sulit menghasilkan suara atau mengucapkan kata tertentu secara jelas. Orang yang mendengarnya pun tak mampu memahami apa yang diucapkannya.

  1. Gangguan resonansi

Gangguan ini terjadi akibat adanya hambatan pada aliran udara di dalam rongga hidung dan mulut, sehingga mengubah getaran suara yang dihasilkan. Gangguan ini dapat dialami oleh seseorang yang mengalami gangguan bibir dan langit-langit sumbing, pembesaran amandel, dan gangguan saraf di sekitar mulut dan kerongkongan.

Seseorang yang mengalami gangguan ini juga melaporkan ketidaknyamanan atau rasa sakit yang muncul saat berbicara. Biasanya, gangguan ini ditandai dengan gangguan pada volume atau ketidakjelasan suara yang dihasilkan.

  1. Gangguan kognitif

Gangguan ini berpengaruh pada kemampuan kognitif seseorang, yaitu kemampuan untuk membedakan, mengatur, dan memecahkan masalah. Akibat gangguan ini, penderita akan kesulitan berkomunikasi karena terdapat gangguan pada fungsi memori dan persepsinya.

  1. Gangguan ekspresif

Gangguan ini terjadi pada penderita yang kesulitan membentuk suatu kalimat. Biasanya kasus ini terlihat pada anak dengan Sindrom Down, gangguan pendengaran, atau terdapat cedera kepala.

  1. Disartria

Gangguan disartria terjadi akibat ketidakmampuan seseorang untuk mengatur otot yang digunakan untuk berbicara.

  1. Afasia

Gangguan ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk bicara dan memahami orang lain. Biasanya, kasus ini sering terjadi pada penderita stroke.

Sebagian besar penerima terapi wicara adalah anak-anak, tetapi orang dewasa dengan kondisi tertentu juga membutuhkannya. Selain stroke, terapi wicara juga bisa menjadi salah satu metode pemulihan pada kondisi medis seperti: penyakit Parkinson, multiple sclerosis, distrofi otot, lumpuh otak, gangguan pendengaran, esofagitis, sindrom pasca polio, skleroderma, dan cedera sumsum tulang.

Pada anak, jika Anda mendapati adanya gangguan bicara sebaiknya tangani sejak dini supaya penanganannya lebih mudah. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis fisik dan rehabilitasi medis untuk mengidentifikasi jenis gangguan komunikasi yang dialami.

Terapi bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan melatih berbicara dan menelan dengan baik, serta memberi dukungan dan perhatian. Deteksi dan pengobatan dini mampu meningkatkan prognosis bagi kebanyakan pasien dan mencegah perburukan.

Tes Diagnosis Terapi Wicara

Tes yang dirancang untuk diagnosis dan memeriksa perkembangan pasien selama terapi di antaranya:

  1. Denver Articulation Screening Exam, yaitu untuk diagnosis gangguan bicara. Tesnya sendiri menilai pelafalan dan kejelasan bicara pasien.
  2. Early Language Milestones Scale 2, yaitu tes untuk menentukan perkembangan bahasa pasien. Tujuannya adalah untuk diagnosis keterlambatan bicara dan gangguan berbahasa.

Setelah dilakukan identifikasi, maka dapat diputuskan terapi apa yang terbaik untuk mengatasinya.

Terapi wicara sangat dibutuhkan oleh mereka yang mengalami kondisi tertentu seperti yang dipaparkan di atas. Jika anak atau salah satu anggota keluarga Anda tampak mengalami gangguan bicara, paling bijak memang segera memeriksakannya ke dokter. Jika benar ia mengalami gangguan bicara, terapi secara dini bisa mencegah gangguan memburuk. Selain itu, jika tidak ditangani penderita akan menjadi malu, rendah diri, bahkan ketakutan saat harus berbicara di depan orang banyak.

(RN/ RVS)

Gangguan KognitifGangguan Bicaraterapi wicaraTerapi Wicara AnakTerapi Wicara DewasaStrokeGagap

Konsultasi Dokter Terkait