HomeInfo SehatSarafTerapi Wicara, Kenapa Diperlukan?
Saraf

Terapi Wicara, Kenapa Diperlukan?

dr. Nabila Viera Yovita, 14 Jun 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Terapi wicara adalah prosedur untuk membantu seseorang memaksimalkan kemampuan verbalnya. Kenapa dan kapan terapi ini diperlukan?

Terapi Wicara, Kenapa Diperlukan?

Terapi wicara adalah penilaian serta penanganan masalah komunikasi dan wicara yang dilakukan oleh terapis, meliputi artikulasi, aktivitas intervensi bahasa, atau tergantung tipe kelainan bahasa maupun bicara. Terapi ini ditujukan untuk mereka yang mengalami kesulitan atau gangguan bicara karena kondisi tertentu, baik anak-anak maupun dewasa. Kapan dan kenapa terapi wicara diperlukan?

Terapi wicara dibutuhkan mereka yang memiliki gangguan bicara yang berkembang saat masa tumbuh kembang, atau perburukan bicara pada orang dewasa akibat cedera, trauma, atau akibat penyakit seperti stroke maupun kerusakan otak.

Kondisi yang membutuhkan terapi wicara

Berikut ini adalah beberapa kelainan bicara dan bahasa yang dapat ditangani dengan terapi wicara.

  1. Gangguan artikulasi

Kondisi ini merupakan kelainan pada seseorang yang tidak dapat mengeluarkan bunyi yang seharusnya disebutkan pada beberapa kata. Seorang anak bisa mengubah kata tersebut dengan mengurangi atau menambah bunyi pada kata yang diucapkan. Misalnya “lari” menjadi “lali”.

  1. Gangguan kefasihan

Gangguan ini memengaruhi kelancaran, kecepatan, serta ritme bicara. Bicara gagap adalah salah satu contohnya. Seseorang yang punya gangguan ini akan sulit mengeluarkan suara dan terkesan bicaranya disela diri sendiri, atau terus-terusan mengulang kata.

  1. Gangguan resonansi

Gangguan ini terjadi akibat adanya hambatan pada aliran udara normal pada rongga hidung maupun mulut, yang mengubah getaran yang seharusnya dihasilkan untuk suara yang berkualitas. Biasanya, gangguan resonansi dialami oleh seseorang dengan gangguan bibir dan langit-langit sumbing, penyakit saraf, maupun amandel yang membesar.

Selanjutnya

  1. Gangguan reseptif

Seseorang dengan gangguan ini mungkin terkesan tidak tertarik dengan orang lain yang berusaha berkomunikasi dengannya, sulit mengikuti perintah, dan memiliki kosa kata yang sedikit. Gangguan seperti autisme, penurunan pendengaran, serta cedera kepala dapat menyebabkan gangguan ini.

  1. Gangguan ekspresif

Pada gangguan ini, membentuk kalimat yang baik akan terasa sulit. Misalnya pada seseorang dengan keterbatasan perkembangan seperti sindrom Down, penurunan pendengaran, akibat cedera kepala, atau kondisi medis lainnya.

  1. Gangguan komunikasi-kognitif

Gangguan ini terjadi akibat cedera pada bagian otak yang mengatur kemampuan berpikir, yang berdampak pada gangguan memori, memecahkan masalah, sulit berbicara maupun mendengar. Penyebabnya bisa karena perkembangan otak yang abnormal, kelainan saraf tertentu, cedera kepala, maupun stroke.

  1. Afasia

Gangguan komunikasi ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk bicara dan memahami orang lain, termasuk dalam membaca dan menulis. Penyebab tersering kondisi ini adalah stroke.

  1. Disartria

Bicara yang lambat atau cadel akibat kelemahan maupun ketidakmampuan seseorang untuk mengatur otot yang digunakan untuk bicara adalah tanda-tanda dari gangguan ini.

Biasanya, disartria diakibatkan oleh gangguan sistem saraf dan kondisi yang menyebabkan paralisis wajah, maupun kelemahan otot lidah atau tenggorokan. Misalnya pada penderita multiple sclerosis, amyotrophic lateral sclerosis, dan stroke.

Cara kerja terapi wicara untuk menangani kondisi-kondisi di atas

Umumnya, terapi wicara dimulai dengan penilaian oleh dokter spesialis fisik dan rehabilitasi atau terapis wicara yang akan mengidentifikasi gangguan komunikasi pada seseorang. Setelah diidentifikasi, mereka akan mencari pendekatan terbaik untuk mengatasinya.

Selain membantu bicara, berbahasa, serta komunikasi kognitif, terdapat pula latihan untuk menelan seperti individu dengan penyakit Parkinson, kanker mulut, maupun gangguan saraf.

Latihannya sendiri bisa berupa fisik maupun mental, meliputi:

  • Latihan memecahkan masalah, meningkatkan memori, kemampuan mengatur, serta aktivitas lain yang meningkatkan komunikasi kognitif.
  • Taktik dalam berbicara untuk meningkatkan komunikasi sosial.
  • Latihan pernapasan untuk memperbaiki resonansi.
  • Latihan penguatan otot mulut.

Lamanya terapi wicara akan bergantung pada beberapa hal, seperti usia, tipe dan derajat keparahan gangguan bicara dan bahasa, frekuensi terapi, penyakit yang mendasari, serta pengobatan dari penyakit yang mendasari.

Beberapa jenis gangguan bicara muncul pada usia dini dan akan membaik seiring bertambahnya usia, sedangkan kasus lainnya bisa dialami hingga dewasa dan butuh terapi jangka panjang yang konsisten.

Gangguan komunikasi yang disebabkan oleh stroke atau kondisi lainnya dapat membaik dengan dilakukannya terapi wicara, seiring dengan membaiknya kondisi. Semakin cepat terapi dilakukan dan didukung dengan keterlibatan orang-orang yang merawat di rumah, maka akan semakin baik hasilnya.

Itulah kenapa terapi wicara diperlukan, yaitu untuk menangani gangguan bicara yang berkembang saat masa tumbuh kembang, atau perburukan bicara pada orang dewasa akibat cedera, trauma, atau akibat penyakit seperti stroke maupun kerusakan otak. Jika Anda mengetahui adanya keluarga, kerabat, maupun orang-orang di sekitar yang sekiranya memerlukan terapi wicara, konsultasikan dengan dokter spesialis fisik dan rehabilitasi supaya mendapatkan bantuan medis sesuai kondisinya.

(RN/ RVS)

Pendengaranpenyakit sarafCedera KepalaGangguan BicaraCadelterapi wicaraStrokeGagapMultiple SclerosisDisartriapenyakit parkinson

Konsultasi Dokter Terkait