Kehamilan

Naik Pesawat Saat Hamil Tua, Berbahayakah?

dr. Atika, 03 Jun 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ingin mudik lebaran naik pesawat, namun takut karena sedang hamil tua? Jangan khawatir, baca dulu penjelasan berikut.

Naik Pesawat Saat Hamil Tua, Berbahayakah?

Momen mudik Lebaran telah tiba. Berbagai rencana mengunjungi handai taulan di kampung halaman pun sudah terbayang. Sayangnya, perjalanan harus ditempuh dengan naik pesawat, padahal kondisi Anda sedang hamil tua. Apakah hal tersebut memang benar-benar berbahaya?

Jangan langsung khawatir dan mengurungkan niat mudik Anda! Tidak semua wanita yang hamil tua dilarang untuk terbang menggunakan pesawat. Namun, tentu saja Anda harus mengetahui kiat untuk ibu hamil yang akan naik pesawat.

Wanita hamil tua boleh naik pesawat?

Secara umum, maskapai penerbangan di Indonesia masih memperbolehkan seorang wanita dengan usia kehamilan di bawah 36 minggu untuk mengikuti penerbangan. Dari sisi kesehatan, sesungguhnya perjalanan menggunakan pesawat bagi ibu hamil di bawah 36 minggu masih terbilang aman dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Asalkan, Anda memiliki kehamilan yang sehat dan tidak terdapat komplikasi kehamilan apa pun.

Sekalipun Anda sudah hamil tua (memasuki trimester ketiga kehamilan), Anda tidak perlu khawatir untuk naik pesawat ketika kondisi kehamilan Anda prima. Tentu saja, cara untuk menentukannya adalah dengan meminta pendapat dari dokter kebidanan dan kandungan yang menangani Anda.

Adapun kehamilan yang dianggap kurang sehat dan memiliki komplikasi adalah kondisi hamil yang terkait dengan beberapa penyakit. Misalnya, terjadi gangguan letak plasenta (plasenta previa), adanya peningkatan tekanan darah pada kehamilan (preeklampsia), sering mengalami flek atau perdarahan dari vagina, dan lain-lain.

Pada kondisi di atas, bisa jadi perjalanan menggunakan pesawat menjadi kurang aman bagi Anda. Dokter yang menangani Anda pun akan memberikan pendapat medisnya terkait kelayakan kesehatan Anda dan janin jika Anda naik pesawat.

Adanya kondisi-kondisi khusus pada sang ibu hamil yang kemungkinan memerlukan tindakan gawat darurat, juga menjadi kewaspadaan tersendiri lainnya. Misalnya, ketika terdapat riwayat keguguran (abortus) sebelumnya, riwayat kelahiran prematur, serta bila sang ibu memiliki asma berat dan penyakit jantung.

Ketika terdapat hal-hal di atas, tentunya sang ibu hamil akan menghadapi bahaya berupa keguguran, kematian janin, kelahiran prematur, bahkan hingga kematian.

Hasil penelitian menyebut adanya kemungkinan peningkatan tekanan darah dan detak jantung saat berada dalam penerbangan. Hal ini bisa disebabkan oleh perubahan tekanan udara dalam kabin, kelembaban udara, serta perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan. Namun, Anda bisa tenang karena studi menyebutkan bahwa kenaikan tersebut tidak signifikan dan tidak menyebabkan gangguan pada janin.

Selain itu, pernahkah Anda mengkhawatirkan paparan radiasi terhadap janin selama menjalani penerbangan? Berdasarkan pernyataan dari International Commission of Radiological Protection, paparan terhadap radiasi kosmik bagi seseorang yang naik pesawat hanya sewaktu-waktu, termasuk pada ibu yang hamil tua, sehingga bisa diabaikan dan tidak akan memberi efek buruk terhadap tubuh.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat naik pesawat

Persiapan dan pengetahuan yang baik adalah salah satu kunci penting bagi ibu hamil yang naik pesawat. Hal pertama yang harus dilakukan, tentunya adalah melakukan kontrol rutin kehamilan. Ketika kontrol, Anda harus meminta pandangan dokter terkait kesanggupan Anda untuk menjalani penerbangan dengan pesawat.

Setelah izin dari dokter sudah dikantongi, beberapa persiapan berikut perlu Anda lakukan sebelum naik pesawat:

  • Ketahui kebijakan maskapai yang akan Anda gunakan terkait kehamilan. Umumnya maskapai penerbangan masih mengizinkan ibu hamil berusia di bawah 36 minggu untuk terbang. Namun, ada juga maskapai yang memberlakukan pembatasan yang lebih awal atau justru mensyaratkan kelengkapan berupa surat keterangan dokter.
  • Konsumsi makanan dalam jumlah yang cukup untuk menghindari penurunan gula darah. Ada baiknya juga hindari jenis makanan yang akan menghasilkan gas, misalnya kacang-kacangan, kol, dan brokoli. Minuman berkarbonasi (minuman bersoda) juga sebaiknya dihindari karena gas yang terperangkap dapat mengembang pada ketinggian dan menyebabkan ketidaknyamanan.
  • Pastikan kecukupan cairan Anda terpenuhi dengan baik selama penerbangan.
  • Ada baiknya untuk memilih tempat duduk yang berdekatan dengan lorong pesawat. Dengan begitu Anda tidak kesulitan saat harus beranjak menuju toilet atau sekadar meregangkan tubuh.
  • Mengingat turbulensi tidak selalu dapat diprediksi, ada baiknya ibu hamil selalu menggunakan sabuk pengaman. Gunakan sabuk pengaman di bawah perut yang membesar, atau di atas panggul.
  • Ibu yang hamil tua mudah mengalami bengkak di kaki. Oleh karena itu, ada baiknya untuk menggunakan decompression stocking. Stoking ini berguna untuk mencegah penumpukan cairan di bagian kaki
  • Dengan tujuan yang sama, yaitu untuk mencegah pembengkakan kaki, ada baiknya sesekali Anda menggerak-gerakkan kaki untuk peregangan. Gerakan otot dapat memperlancar peredaran darah di kaki Anda.
  • Hindari penggunaan pakaian terlalu ketat yang mungkin akan memberikan ketidaknyamanan pada Anda.
  • Persiapkan obat yang mungkin dibutuhkan, termasuk anti muntah untuk wanita hamil yang sensitif dengan perjalanan menggunakan udara.

Demikianlah hal-hal yang perlu diketahui jika Anda merencakan perjalanan dengan naik pesawat saat hamil tua. Intinya, selama kehamilan Anda sehat dan prima, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pastikan persiapan sebelum penerbangan dipenuhi dengan baik.

[MS/ RVS]

Hamil TuaJaninNaik PesawatFlekGangguan Letak PlasentaPreeklampsia

Konsultasi Dokter Terkait