HomeInfo SehatKesehatan LansiaKenali 8 Penyebab Diare Berkepanjangan pada Lansia
Kesehatan Lansia

Kenali 8 Penyebab Diare Berkepanjangan pada Lansia

dr. Fiona Amelia MPH, 29 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Diare yang berkepanjangan sangat memengaruhi kualitas hidup dan status kesehatan seorang lansia. Kenali berbagai penyebabnya di sini.

Kenali 8 Penyebab Diare Berkepanjangan pada Lansia

Diare bisa terjadi pada siapa saja, dari bayi hingga lansia. Pada orang dewasa, penyebabnya kurang lebih sama. Akan tetapi, ada yang lebih banyak terjadi pada lansia. Kenali berbagai penyebab diare berkepanjangan pada kelompok usia lansia di sini.

Seseorang disebut diare apabila tinja yang keluar memiliki konsistensi lembek, encer atau cair, sebanyak 3 kali per hari atau lebih dalam 24 jam. Tergantung lamanya episode diare, ada yang disebut akut, persisten, dan kronis.

Bila berlangsung kurang dari 2 minggu, maka itu disebut sebagai diare akut. Bila berlangsung selama 2 minggu atau lebih, itu dikategorikan sebagai diare persisten. Jika berlangsung hingga setidaknya 3-6 minggu berturut-turut, itu disebut sebagai diare kronis atau diare yang berkepanjangan.

Penyebab diare yang berkepanjangan pada lansia

Diare akut umumnya disebabkan oleh infeksi usus yang sifatnya ringan dan self-limiting (bisa sembuh dengan sendirinya), sedangkan diare kronis atau yang berkepanjangan memiliki penyebab yang beragam.

Pada lansia, diare yang berkepanjangan umumnya berhubungan dengan beberapa penyakit di bawah ini.

  1. Sindrom iritasi usus

Sindrom iritasi usus atau irritable bowel syndrome adalah gangguan fungsional usus, yaitu ketika seseorang merasakan kram perut dan perubahan pola pergerakan usus. Penderitanya bisa mengalami episode diare, konstipasi, atau keduanya. Kondisi ini biasanya muncul setelah adanya infeksi dan kerap dipicu oleh stres psikologis.

  1. Penyakit radang usus

Penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease memiliki banyak tipe. Dua tipe yang umum ditemukan adalah penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Keduanya termasuk kelainan autoimun, yang mana sistem kekebalan tubuh menyerang bagian-bagian dari saluran cerna. Ciri khas penyakit ini yaitu adanya darah di dalam tinja.

  1. Infeksi kronis

Infeksi kronis oleh parasit, bakteri, dan virus tertentu dapat memicu diare yang berkepanjangan. Infeksi ini lebih banyak ditemukan pada mereka yang kerap bepergian atau tinggal di negara-negara tropis dan/atau berkembang. Infeksi usus umumnya muncul setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi kuman.

  1. Divertikulitis

Divertikulitis adalah peradangan pada divertikula, yaitu tonjolan pada dinding usus besar yang bentuknya menyerupai kantong. Kondisi ini muncul pada 50 persen lansia di atas usia 60 tahun dan 70 persen lansia di atas usia 80 tahun. Umumnya, penderitanya mengalami nyeri perut, demam, serta diare atau konstipasi.

  1. Kolitis iskemik

Kolitis iskemik merujuk kepada cedera usus besar akibat menurunnya atau terputusnya aliran darah. Kondisi ini paling sering terjadi pada lansia di atas usia 65 tahun dengan ciri khas nyeri perut yang tiba-tiba, disertai diare berdarah, mual, muntah, atau kembung.

  1. Gangguan endokrin

Gangguan endokrin—sistem hormon—seperti kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dapat memicu diare berkepanjangan dan berkurangnya berat badan. Diabetes juga bisa menyebabkan hal ini apabila saraf-saraf yang menyuplai saluran cerna mengalami cedera atau gangguan fungsi.

  1. Alergi makanan

Sebagian diare disebabkan oleh adanya alergi makanan. Contohnya alergi terhadap gluten, yang merupakan komponen utama tepung gandum. Lansia dengan intoleransi laktosa juga bisa mengalami diare setelah mengonsumi susu dalam jumlah tertentu.

  1. Obat-obatan

Diare yang terjadi akibat efek konsumsi obat-obatan cenderung lebih banyak terjadi pada lansia, yang memang umumnya lebih banyak mengonsumsi obat-obatan ketimbang mereka yang berusia lebih muda.

Obat-obatan yang kerap menjadi penyebab yakni golongan antibiotik, pencahar (laksatif), antasida, obat penurun asam lambung, antihipertensi, antikanker, anti HIV, dan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen.

Kapan harus ke dokter?

Diare yang berkepanjangan akan sangat memengaruhi kualitas hidup dan status kesehatan seorang lansia. Oleh sebab itu, segera bawa lansia berkonsultasi dengan dokter bila diare berlangsung hingga lebih dari 3-4 minggu, atau timbulnya tanda-tanda yang diwaspadai seperti:

  • Tinja bercampur darah
  • Demam
  • Dehidrasi
  • Berat badan menurun
  • Nyeri perut yang mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Membuat susah makan

Kondisi di atas membutuhkan evaluasi medis yang lengkap dan menyeluruh. Kabar baiknya, ada banyak terapi yang efektif selama penyebab diare berkepanjangan pada lansia diketahui dengan jelas.

(RN/ RVS)

LansiaSindrom Iritasi UsusHari Lanjut Usia NasionalPenyakit Radang UsusDiareGangguan EndokrinInfeksi KronisDiare pada LansiaAlergi

Konsultasi Dokter Terkait