Tips Parenting

Anak Tantrum, Dibujuk atau Dibiarkan Saja?

dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, 26 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Menghadapi anak tantrum harus dilandasi dengan perasaan sabar. Lantas, haruskah dibujuk atau dibiarkan saja hingga mereda sendirinya?

Anak Tantrum, Dibujuk atau Dibiarkan Saja?

Apakah Anda punya anak kecil yang masih berusia 1 hingga 4 tahun di rumah? Jika ya, itu artinya Anda sudah tidak asing dengan tingkah si Kecil yang sering marah-marah, menangis, atau mengamuk karena suatu hal. Dalam medis, kondisi ini disebut dengan tantrum.

Tantrum diartikan sebagai sebuah ungkapan emosi ekstem yang ditandai dengan tangisan, teriakan dan gerakan tubuh yang penuh dengan “kekerasan”. Saat anak mengalami kondisi tersebut, ia mungkin akan melempar benda-benda yang ada di sekitarnya, memukul, atau sengaja menjatuhkan diri ke lantai.

Tantrum umumnya terjadi saat anak tidak mendapatkan perhatian atau saat orang tua tidak memberikan sesuatu yang menjadi keinginannya. Selain itu, tantrum juga bisa dijadikan sebagai cara anak untuk memanipulasi situasi tertentu agar segala perhatian tertuju padanya.

Tips menghadapi tantrum pada anak

Sebagai orang tua, Anda tidak perlu khawatir berlebihan saat berhadapan dengan anak yang tantrum. Yakinkan diri bahwa Anda adalah seseorang yang memegang kendali, bukan sebaliknya.

Langkah awal yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi tantrum pada anak adalah membiarkannya saja. Selanjutnya, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut supaya tantrum pada anak tidak berlanjut:

  • Ajak anak berbicara dengan lembut

Anak yang tantrum sedang memiliki mood yang kurang baik dan cenderung bersikap agresif. Sebagai orang tua, Anda wajib menghadapi situasi ini dengan kepala dingin. Usahakan untuk mengajak anak berbicara dan menanyakan mengapa dirinya menangis atau marah-marah.

Lakukan pembicaraan secara lembut, dan tunjukan pada anak bahwa Anda mencintai dirinya. Alihkan perhatian anak dengan memuji segala sikap baik yang sempat dilakukannya saat tidak tantrum. Beritahukan pula bahwa Anda lebih menyukai sikap anak yang baik dan penurut, bukan yang marah-marah seperti yang dilakukannya saat sedang tantrum.

  • Alihkan perhatian anak

Anak sangat mudah terdistraksi. Untuk itu, saat tantrum menyerang cobalah untuk mengalihkan perhatian anak dengan sesuatu yang menarik perhatian lebih dari apa yang diinginkannya saat itu.

Beberapa hal yang bisa Anda jadikan pengalih perhatian, misalnya mainan yang sudah lama tidak disentuhnya, makanan kesukaan, atau acara televisi favorit yang sudah lama tidak ditonton bersama. Anda juga bisa mengajaknya bermain bersama atau melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama-sama.

  • Kendalikan emosi

Separah apapun kondisi tantrum anak, pastikan Anda menahan diri dan mengendalikan emosi. Jangan terpancing, apalagi berkeinginan untuk membentak atau memukul anak. Tindak kekerasan bukanlah hal yang tepat untuk menghadapi tantrum pada anak.

Apabila Anda merasa bahwa emosi sudah diujung tanduk, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam dan embuskan secara perlahan. Saat emosi Anda sudah mulai stabil, cobalah untuk menenangkan anak dengan sikap tegas yang dibalut kasih sayang. Intinya, jangan ikutan terpancing emosi saat anak sedang tantrum. Kendalikan diri sebelum Anda mengendalikan emosi si Kecil.

  • Beri pelukan

Cobalah untuk memerikan pelukan pada anak yang tantrum. Pelukan dari orang tua akan membuat anak merasa aman, diperhatikan dan dicintai sepenuh hati.

Saat memberikan pelukan, pastikan Anda melakukannya perlahan dan bertahap. Jangan dilakukan secara terburu-buru, karena bisa membuat anak menganggap bahwa apa yang Anda lakukan adalah tindakan “palsu”.

Tidak setiap hal yang diinginkan anak harus Anda penuhi. Jika sewaktu-waktu si Kecil tantrum, tenangkan diri dan hadapi dengan kepala dingin. Kendalikan emosi, kendalikan keadaan dan lakukan segala upaya dengan penuh kesabaran supaya tantrum anak tidak terjadi berkelanjutan.

(NB/ RVS)

pola asuhAnakTumbuh kembangAnak TantrumTantrumHari Anak Sedunia

Konsultasi Dokter Terkait