HomeGaya hidupSeksEfek Samping Seks pada Wanita Ini Aneh tapi Normal
Seks

Efek Samping Seks pada Wanita Ini Aneh tapi Normal

Ruri Nurulia, 01 Jul 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Respons tubuh saat dan setelah seks kadang bikin dahi mengernyit. Pernahkah Anda merasakan efek samping seks aneh (tapi normal) ini?

Efek Samping Seks pada Wanita Ini Aneh tapi Normal

Seks adalah aktivitas memuaskan yang dapat membangun keinginan dengan pasangan. Selain kepuasan dan kebahagiaan yang membuncah, seks juga dapat menimbulkan efek samping yang beberapa dianggap aneh, tapi sebetulnya normal terjadi.

Beberapa efek samping berikut ini mungkin pernah Anda rasakan. Tapi jangan khawatir, karena tanda-tanda di bawah ini adalah kondisi yang normal terjadi, meski Anda mungkin pernah bertanya-tanya.

Berikut ini efek samping seks yang dialami wanita. Meski aneh, tapi normal.

1. Vagina Kentut

Mungkin sebagian besar wanita pernah merasakannya, yaitu vagina melepaskan udara seperti kentut saat sedang berhubungan seks. Ini disebut sebagai queefing.

Menurut dr. Fiona Amelia, MPH, dari KlikDokter, kondisi ini adalah hal yang normal. “Proses ini terjadi ketika banyak udara yang masuk ke dalam vagina, seperti saat berhubungan intim,” terangnya.

Beda dengan kentut melalui anus, udara yang keluar dari vagina tidak berbau karena tidak mengandung sisa metabolisme makanan maupun bakteri usus.

Jika ini dirasa mengganggu, Anda bisa mengubah posisi seks yang mana penis tak perlu masuk dan keluar dari vagina berulang-ulang.

Artikel Lainnya: Pengaruh Hormon Testosteron pada Gairah Seks Wanita

2. Badan Langsung Lemas

Ronde kedua? No, thanks! Jika Anda pernah mengalaminya, Anda tak sendirian. Menurut Erin Basler-Francis dari The Center of Sexual Pleasure and Health, selama gairah seksual berlangsung, otak akan melepaskan kimia yang dapat menurunkan stres, membuat tubuh relaks, dan pada akhirnya mengantuk.

Dua “biang kerok” yang menjadikan badan lemas pasca berhubungan intim adalah vasopressin. “Vasopressin, ketika mencoba mengembalikan tubuh ke dalam keadaan homeostatis (keadaan mempertahankan konsentrasi zat dalam tubuh, khususnya agar darah tetap konstan), adalah hormon yang menimbulkan perasaan senang setelah orgasme dan dipercaya dapat meredakan stres,” kata Erin kepada Shape.

Selain vasopressin, ada pula hormon prolaktin yang menyebabkan periode refraktori (pada seks, ini merupakan periode singkat istirahat sebelum bisa orgasme lagi), serta rasa kantuk.

3. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih adalah efek samping yang paling sering dikeluhkan wanita pasca seks. Kondisi ini diyakini terjadi akibat gesekan selama seks yang membuat bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih lewat uretra.

Ditekankan oleh dr. Fiona, infeksi ini bisa terjadi kapan saja setelah melakukan hubungan intim. Gejala khasnya adalah, “nyeri di akhir berkemih, kencing seperti tidak tuntas yang membuat anyang-anyangan, nyeri perut, bawah, hingga demam. Bahkan, urine bisa keruh berwarna kemerahan hingga kecokelatan seperti teh yang menandakan perdarahan, dan berbau menyengat,” paparnya.

Kejadian ini lebih mungkin terjadi jika vagina kering saat berhubungan seks. Tak cuma itu, penggunaan alat kontrasepsi jenis spermisida atau diafragma dapat mengganggu lendir vagina yang bersifat protektif.

Agar terhindar dari infeksi kandung kemih usai berhubungan intim, lakukan ini:

  • Lakukan foreplay yang cukup, bila perlu gunakan lubrikan.
  • Hindari penggunaan alat kontrasepsi jenis spermisida atau diafragma.
  • Segera buang air kecil setelah berhubungan seks, bilas dari arah depan ke belakang. Keringkan dengan tisu bersih dari arah yang sama pula.
  • Minum air putih paling sedikit 8 gelas per hari untuk cegah pertumbuhan bakteri.

Artikel Lainnya: Ketahui Penyebab Libido Wanita Menurun

4. Vagina Memproduksi Banyak Cairan

Squirting atau ejakulasi wanita adalah efek samping natural seks dan tak perlu dikhawatirkan.

Menurut studi dalam jurnal “Journal of Sexual Medicine” tahun 2007, ejakulasi wanita—yang berbeda dengan cairan yang keluar saat terangsang—adalah jumlah kecil cairan berwarna keputihan yang keluar sesaat sebelum klimaks dan punya karakteristik plasma prostat.

Bahkan, dalam studi lainnya dalam jurnal yang sama tahun 2015, peneliti mengetes cairan wanita pasca klimaks dan menemukan bahwa cairan tersebut sebagian mengandung urine, tapi mayoritas adalah plasma prostat.

5. Mengalami Nyeri

Juga tertuang dalam “Journal of Sexual Medicine” tahun 2015, ditemukan bahwa 30 persen wanita mengalami nyeri selama seks vaginal. Mayoritas merasakan ketidaknyamanan ini di vagina atau di area sekitar pintu masuk vagina.

Nyeri bisa diakibatkan oleh beberapa hal, mulai dari vagina yang kurang terlubrikasi, hingga teknik thrusting.

Jika nyeri bukan berasal dari kondisi medis seperti infeksi ragi atau vulvodinia (nyeri kronis di vulva), solusinya mudah. Jika rasanya sangat nyeri, komunikasikan kepada pasangan dan berhenti sementara. Menggunakan lubrikan berbahan dasar air atau mengubah posisi juga bisa membantu.

Efek samping seks aneh mana yang pernah Anda alami? Meski sebagian besar normal, tetapi jika sampai mengakibatkan ketidaknyamanan, bicarakan dengan pasangan. Jika memang merasa ada yang tak beres, konsultasikan dengan dokter agar bisa dievaluasi lebih lanjut.

[RVS]

Infeksi Saluran KencingVagina KeringOrgasmeSeksVagina KentutInfeksi Kandung KemihBadan Lemas

Konsultasi Dokter Terkait