Diabetes

Penderita Diabetes Ingin Donor Darah, Bolehkah?

dr. Devia Irine Putri, 08 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Semua orang yang memenuhi kriteria tertentu boleh menjadi donor darah. Tapi bagaimana dengan penderita diabetes?

Penderita Diabetes Ingin Donor Darah, Bolehkah?

Donor darah merupakan salah satu bentuk aksi kemanusiaan yang cukup sering dilakukan banyak orang. Namun, mungkin banyak yang belum tahu siapa saja yang boleh dan siapa saja yang tidak boleh melakukannya. Lalu, masuk ke golongan yang manakah para penderita diabetes?

Pelayanan donor darah di Indonesia sendiri diprakarsai oleh Palang Merah Indonesia (PMI). Idealnya, ketersedian darah untuk donor adalah 2,5 persen dari jumlah penduduk. Namun pada kenyataannya, banyak sekali daerah yang masih kesulitan mendapatkan kantung darah karena ketersediaannya masih kurang. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah dan kurangnya edukasi tentang manfaat serta proses donor darah.

Manfaat melakukan donor darah

Kegiatan donor darah bisa Anda lakukan secara rutin, yaitu setiap 3-4 bulan sekali. Lalu, jika Anda telah rutin menjalankannya, ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan tubuh Anda, antara lain:

  • Menjaga kesehatan jantung

Dengan mendonorkan darah, Anda menurunkan risiko terkena masalah jantung. Hal ini dikarenakan donor darah dapat mengurangi zat besi yang tertumpuk di dalam tubuh. Berlebihnya zat besi dalam tubuh berhubungan dengan kolesterol jahat LDL yang membentuk plak di dalam pembuluh darah dan sewaktu-waktu dapat menyumbat.

  • Meningkatkan produksi sel darah merah

Manfaat dari donor darah berikutnya adalah memicu produksi sel darah merah baru dalam tubuh. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen dan nutrisi penting ke seluruh organ. Normalnya, sel darah merah dalam tubuh ini dihancurkan dan diproduksi setiap 120 hari. Sehingga dengan melakukan donor rutin setiap 3 bulan, tubuh akan terpicu membentuk sel darah merah yang baru dan baik.

  • Membantu mendeteksi penyakit serius

Sebelum Anda melakukan donor darah, tentu Anda melakukan skrining, sehingga Anda bisa mengetahui apakah Anda menderita suatu penyakit yang serius seperti HIV, hepatitis B maupun sifilis. Dengan melakukan skrining ini, Anda bisa membaca rambu-rambu peringatan apabila ada hasil yang tak normal.

Syarat-syarat untuk bisa donor darah

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bagi siapa saja – termasuk Anda – yang ingin mendonorkan darah bagi tujuan kemanusiaan. Sejumlah kriteria tersebut antara lain:

  • Usia 17-60 tahun
  • Berat badan minimal 45 kg
  • Tidak sedang demam, temperatur tubuh 36,6- 37,5 derajat celcius
  • Tekanan darah baik, yaitu sistolik 110-160 mmHg, diastolik 70-100 mmHg
  • Denyut nadi teratur pada 50-100 kali per menit
  • Hemoglobin pada perempuan minimal 12 g/dL dan pada laki-laki minimal 12,5 g/dL
  • Jarak dengan pendonoran sebelumnya sekurang–kurangnya 3 bulan

Sementara itu, Anda tidak bisa mendonorkan darah apabila mengalami beberapa kondisi berikut:

  • Menderita hepatitis B
  • Kontak dengan penderita hepatitis dalam 6 bulan terakhir
  • Mendapatkan transfusi darah dalam 6 bulan terakhir
  • Membuat tato atau tindik telinga dalam 6 bulan terakhir
  • Menjalani operasi gigi dalam 72 jam terakhir, serta operasi kecil dalam 6 bulan terakhir
  • Sedang menjalani vaksinasi polio, influenza, tetanus, difteri, rabies
  • Sedang hamil, atau menjalani persalinan dalam 6 bulan terakhir dan sedang menyusui
  • Rutin minum alkohol
  • Menderita penyakit kulit pada vena, epilepsi, tuberkulosis, sifilis, maupun kelainan darah seperti thalassemia
  • Termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi HIV/AIDS (aktif melakukan seks tidak aman, pengguna jarum suntik yang tidak steril)
  • Hasil skrining sebelum donor menunjukkan hasil positif HIV/AIDS

Bolehkah penderita diabetes jadi donor darah?

Jika Anda seorang penderita diabetes mellitus tipe 1 dan 2, Anda tetap dapat melakukan aktivitas donor darah. Asalkan gula darah yang dimiliki terkontrol serta kondisi tubuh sedang prima. Selain itu penderita harus memenuhi syarat seperti tekanan darah dan denyut nadi yang baik, hemoglobin tercukupi dan tidak memiliki larangan seperti yang telah dijelaskan oleh PMI.

Tapi, sebelum memutuskan mendonorkan darah, ada baiknya Anda berkonsultasi kepada dokter spesialis penyakit dalam untuk mengevaluasi kesiapan kondisi tubuh Anda.

Tentunya setelah melakukan donor, ada beberapa efek samping seperti pusing dan mual yang mungkin muncul. Tetapi, Anda tidak perlu khawatir. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi kemungkinan munculnya efek yang lebih buruk, misalnya :

  • Jangan buru-buru turun dari ranjang donor. Sebelum berdiri, ada baiknya duduk sesaat dulu di tepi ranjang. Perubahan posisi mendadak dapat membuat rasa pusing bertambah parah dan berisiko untuk pingsan.
  • Setelah donor darah, jangan lupa untuk mengonsumsi banyak air putih serta makanan bergizi dan kaya zat besi.
  • Jangan lupa beristirahat dan tidak melakukan aktivitas berat dalam 24 jam pertama setelah melakukan donor darah.

Khusus untuk penderita diabetes, jika setelah melakukan donor darah timbul efek samping yang berkepanjangan, ada baiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.

[MS/ RVS]

Donor DarahSel darah merahDiabetesThalassemiaSyarat Donor DarahHari Palang Merah Sedunia

Konsultasi Dokter Terkait