Saraf

Kenali Kondisi Cedera Kepala Epidural Hematoma

Ayu Maharani, 07 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Meski tanpa darah atau memar, cedera kepala epidural hematoma harus segera dibawa ke rumah sakit karena bisa merenggut nyawa penderitanya.

Kenali Kondisi Cedera Kepala Epidural Hematoma

Istilah medis epidural hematoma memang jarang terdengar. Namun, bukan berarti kondisi ini jarang terjadi dan tidak berbahaya. Bahkan, dilansir dari Verywell Health, hematoma epidural merupakan cedera kepala tertutup (cedera yang tidak menyebabkan kerusakan pada tulang tengkorak) yang paling parah dari semuanya.

Sama seperti gegar otak, kondisi ini seperti tidak menunjukkan tanda-tanda cedera yang jelas, kecuali sering sakit kepala dan pandangan yang kabur.

Penderitanya cenderung abai

Cedera kepala yang tidak menimbulkan memar atau perdarahan ini biasanya terjadi akibat benturan saat terjatuh, dipukul, ataupun kecelakaan lainnya. Epidural hematoma dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada otak yang kemudian memicu pembengkakan.

Saat terjadi pembengkakan, posisi otak di kepala bergeser, sehingga tekanan dan kerusakan itulah yang bertanggung jawab atas makin menurunnya kemampuan melihat, berbicara, serta dapat menghilangkan kesadaran penderitanya. Jika tidak segera mendapat penanganan, epidural hematoma ini dapat berujung pada kerusakan otak permanen dan kematian.

Orang kerap tidak menyadari bahwa ia menderita kondisi gawat ini karena tidak menimbulkan gejala nyata seperti perdarahan dan memar. Sehingga, mereka akan cenderung mendiamkannya, tidak memeriksakan diri ke dokter, dan berharap akan sembuh dengan sendirinya.

Sayangnya, hal itu justru semakin memperparah kondisi. Perlu diketahui bahwa gejala seperti nyeri kepala berat, mendadak bingung, kejang, kehilangan daya lihat, hingga kelemahan pada satu sisi dapat hilang timbul. Hal itu pun semakin membuat penderitanya kerap mengacuhkan kondisi ini. Padahal, semakin sering gejala cedera kepala tertutup ini hilang timbul, penderitanya akan segera menuju kondisi koma.

Penanganan yang mesti dilakukan

Anda yang pernah mengalami kecelakaan, terjatuh, atau benturan benda tumpul perlu memeriksakan diri ke rumah sakit. Tak peduli apakah ada darah, luka, memar, atau tidak, Anda tetap harus berkonsultasi langsung dengan dokter, apalagi jika sudah mulai timbul beragam gejala. Apalagi jika sampai timbul nyeri pada kepala

Saat ada bagian tubuh yang nyeri, seseorang cenderung memilih untuk ke pengobatan alternatif demi mendapatkan pijatan. Padahal, otak Anda sedang mengalami pergeseran dan mendapatkan tekanan. Menambah tekanan dengan pijatan yang cukup keras justru akan menambah keparahannya. Jadi, utamakan untuk periksa ke rumah sakit terlebih dahulu.

Bila dokter mencurigai adanya epidural hematoma, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, yaitu:

  • Pemeriksaan computerized tomography (CT) scan yang dapat menunjukkan adanya massa padat yang mendesak struktur otak menjauh dari tulang tengkorak.
  • Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) yang juga ditujukan untuk melihat struktur otak serta jaringan lunak di kepala.
  • Dan elektroensefalogram (EEG) untuk menilai aktivitas listrik di otak.

Sedangkan untuk penanganannya, dokter akan melihat tingkat keparahannya dulu. Jika sudah parah, biasanya dokter akan melakukan tindakan pembedahan, pemberian obat untuk mengurangi peradangan dan tekanan di dalam tulang kepala, serta terapi rehabilitatif untuk meringankan gejala seperti kelemahan, kesulitan berjalan, serta hilangnya sensasi.

Nah jika Anda mengalami benturan pada kepala – meski tidak berdarah dan tidak memar, bukan berarti pasca kejadian, kepala Anda dalam kondisi yang baik-baik saja. Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, nyeri kepala yang berulang menandakan adanya kondisi berbahaya. Jangan abaikan kondisi tersebut. Dengan memeriksakan kondisi Anda ke dokter, risiko komplikasi dari cedera kepala epidural hematoma bisa dihindari.

[MS/ RVS]

OtakCedera KepalamemarGegar OtakEpidural HematomaNyeri Kepala

Konsultasi Dokter Terkait