HIV atau AIDS

Benarkah Facial Vampir seperti Kim Kardashian Bisa Tularkan HIV?

dr. Theresia Rina Yunita, 07 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kabar ada 2 orang tertular HIV setelah melakukan facial vampir sangat menghebohkan. Benarkah jenis perawatan wajah ini bisa menularkan HIV?

Benarkah Facial Vampir seperti Kim Kardashian Bisa Tularkan HIV?

Vampire facial atau facial vampir yang dipopulerkan oleh artis hollywood Kim Kardashian menjadi viral di seluruh dunia. Pasalnya perawatan wajah ini dipercaya mampu membuat kulit tampak awet muda dan cantik.

Publik mengenalnya dengan Kardashian’s Vampire Facial. Namun sebenarnya, dalam dunia medis perawatan ini dinamakan microneedling dan PRP (Platelet-Rich Plasma).

 

Seputar Facial Vampir

Microneedling merupakan tindakan penyuntikan untuk memasukkan serum ataupun zat lainnya ke lapisan bawah kulit, dengan tujuan untuk merangsang regenerasi kulit. Alat microneedling yang dinamakan derma pen ini berbentuk seperti pulpen dengan jarum di bagian ujungnya.

Serum yang digunakan dapat bervariasi. Dalam facial vampir ini digunakan darah si pasien sendiri. Bukan sembarang darah yang digunakan, melainkan darah plasma yang telah melalui proses sentrifugasi. Plasma darah ini mengandung banyak growth factor yang dapat membantu peremajaan kulit dan juga menghilangkan bekas luka.

Saat proses perawatan wajah dilakukan, wajah pasien akan penuh dengan darah layaknya vampir. Walaupun terdengar menyeramkan, nyatanya tindakan ini banyak diminati.

Namun, baru-baru ini dua orang dilaporkan terinfeksi HIV setelah menjalani facial vampir di sebuah klinik kecantikan di Kota Albuquergue, New Mexico, Amerika Serikat. Adanya kabar bahwa tindakan ini dapat menularkan HIV tentunya akan menjadi bahan pertimbangan pasien dalam mengambil tindakan perawatan wajah ini. 

Artikel Lainnya: Facial Vampir seperti Kim Kardashian, Apa Itu?

Lakukan ini Sebelum Melakukan Facial Vampir

Sama seperti tindakan cuci darah, perawatan wajah ini juga berisiko menularkan penyakit seperti HIV dan hepatitis B. Namun, penularan hanya akan terjadi apabila tindakan yang dilakukan tidak memenuhi standar.

Untuk itu sebelum memutuskan melakukan facial vampir, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:

  • Pastikan jarum suntik yang digunakan masih baru

Jarum yang digunakan untuk menyuntikkan PRP pada alat derma pen sudah sepatutnya hanya sekali pakai. Hal ini tentunya sudah menjadi prosedur wajib dalam setiap tindakan medis di kedokteran, seperti layaknya cuci darah. Untuk lebih meyakinkan, mintalah dokter atau perawat membuka jarum baru dihadapan Anda.

Penularan HIV atau AIDS melalui jarum suntik tetap menjadi penyebab AIDS yang utama, maka pastikan jarum suntik yang kamu gunakan adalah jarum suntik yang masih baru dan steril.

  • Cek kebersihan derma pen

Derma pen yang terkena darah pasien juga akan berpotensi menjadi sumber penularan penyakit, sehingga harus dipastikan bersih dengan cara disterilkan setiap selesai digunakan satu pasien.

Artikel Lainnya: Memerangi Hoaks tentang HIV/AIDS untuk Edukasi Masyarakat

  • Pastikan klinik atau rumah sakit sudah tersertifikasi

Carilah klinik atau rumah sakit yang sudah terstandarisasi. Hal ini akan memengaruhi kebersihan lokasi, alat untuk melakukan tindakan dan juga prosedur tindakan yang seharusnya sudah sesuai standar medis.

  • Pastikan Anda ditangani oleh orang yang tepat

Orang yang tepat menangani Anda untuk tindakan facial vampir ini adalah dokter. Jika bukan dokter yang melakukannya, sebaiknya Anda berpikir lagi. Selain hasilnya baik jika dilakukan oleh orang yang kompeten, Anda pun akan terhindar dari risiko penularan penyakit.

Tren di dunia kecantikan memang selalu menarik untuk disimak. Meski tengah “naik daun”, bukan tidak mungkin facial vampir dapat menularkan HIV atau penyakit lainnya.

Jadi, ikuti saran-saran di atas bila Anda ingin mencoba jenis perawatan wajah tersebut. Sebab, jika dilakukan dengan memenuhi standar yang berlaku, penularan penyakit dapat dicegah.

[NP/ RVS]

Perawatan WajahKecantikanKim KardashianVampire FacialFacial Vampirplasma darahHepatitis BHIV

Konsultasi Dokter Terkait