Kehamilan

Kehamilan Ektopik, Kenali Penyebab dan Penanganannya

dr. Andika Widyatama, 06 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Beragam kelainan dapat terjadi selama kehamilan. Salah satunya adalah kehamilan ektopik. Yuk pahami lebih lanjut!

Kehamilan Ektopik, Kenali Penyebab dan Penanganannya

Pada kondisi normal, kehamilan muncul saat  terjadi pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma pria yang masuk melalui organ vagina wanita. Pembuahan tersebut terjadi di area tuba falopi (saluran yang menghubungkan indung telur dengan rahim).

Mengenal kehamilan ektopik

Setelah pembuahan terjadi, 3-4 hari kemudian hasilnya dibawa ke rahim untuk proses implantasi. Saat implantasi berhasil, selanjutnya akan terjadi kehamilan di dalam rahim. Namun, pada kehamilan ektopik, hasil pembuahan menempel dan tumbuh di tuba falopi sehingga dapat terjadi kehamilan di luar rahim atau kandungan.

Diperkirakan, kehamilan ektopik terjadi sebanyak 1-2 persen dari seluruh jumlah kehamilan. Selain itu, kehamilan ektopik paling sering terjadi di bagian tuba falopi karena biasanya hasil pembuahan dapat terhambat dalam perjalanan menuju ke rahim.

Hambatan perjalanan tersebut sering dipengaruhi oleh gangguan pada tuba falopi, seperti reaksi inflamasi (peradangan) atau kelainan bentuk. Selain itu, gangguan keseimbangan hormon dan perkembangan abnormal pada hasil pembuahan juga dipercaya memiliki peran dalam terjadinya kehamilan ektopik.

Faktor dan gejala kehamilan ektopik

Faktanya, 85-90 persen dari kasus kehamilan ektopik terjadi pada wanita yang sebelumnya sudah pernah hamil lebih dari satu kali. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik pada wanita adalah:

  • Riwayat mengalami reaksi peradangan di area tuba falopi maupun organ di sekitarnya akibat infeksi menular seksual. Beberapa jenis penyakit menular seksual di antaranya gonore dan chlamydia.
  • Riwayat melakukan prosedur bayi tabung.
  • Memiliki gangguan infertilitas.
  • Riwayat operasi atau pengikatan (sterilisasi) tidak sempurna di area tuba falopi sebelumnya.
  • Menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD atau spiral) meskipun kemungkinan terjadi kehamilan kecil.
  • Kebiasaan merokok.

Kehamilan ektopik adalah suatu kondisi yang berpotensi mengancam nyawa. Dengan begitu, akan lebih baik bila Anda mengenali gejala-gejalanya yang dapat terjadi. Tentu saja pada kehamilan ektopik juga mengalami gejala awal kehamilan pada umumnya, seperti terlambat haid, nyeri pada payudara, mual, hingga mudah lelah.

Akan tetapi, ada beberapa gejala lain yang patut dicurigai sebagai kehamilan ektopik, yaitu:

  • Muntah
  • Pusing
  • Nyeri perut bagian bawah menjalar ke seluruh perut
  • Nyeri pada satu sisi tubuh
  • Nyeri pada leher, bahu, atau area dekat anus (rectum)
  • Perdarahan dari vagina
  • Pingsan

Perkembangan hasil pembuahan yang terus terjadi dapat menyebabkan robeknya tuba falopi. Ketika kondisi ini terjadi, dapat terjadi perdarahan berat di dalam perut yang merupakan keadaan yang dapat membahayakan nyawa sehingga perlu pertolongan medis secepatnya.

Penanganan kehamilan ektopik

Untuk memastikan kehamilan ektopik, diperlukan beberapa pemeriksaan dokter, meliputi wawancara medis, pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan perut dan panggul, pemeriksaan vagina, serta pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan seperti, ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan kadar hormonhuman chorionic gonadotropin (hCG) dalam darah.

Pada kehamilan ektopik, kadar hormonhCG menjadi lebih rendah dari batas normal. Selain itu, pemeriksaan darah lengkap juga dibutuhkan untuk memantau kemungkinan adanya kondisi anemia akibat perdarahan yang terjadi.

Biasanya, kehamilan ektopik tidak dapat berkembang secara normal karena kehamilan di luar rahim bukan kondisi yang ideal. Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa, sebaiknya jaringan kehamilan ektopik diangkat. Terapi kehamilan ektopik dapat dengan pemberian obat atau operasi tergantung keparahannya.

Pada kehamilan ektopik tahap awal tanpa perdarahan tidak stabil, dapat diberikan terapi obat injeksi, yaitu methotrexate. Fungsi obat ini untuk menghentikan pertumbuhan dan melarutkan jaringan ektopik. Pada terapi operasi dapat dilakukan operasi kecil maupun besar tergantung dari kondisi jaringan yang tumbuh dalam kehamilan ektopik.

Operasi besar biasanya dilakukan jika terjadi perdarahan berat. Ada kalanya operasi pengangkatan tuba falopi harus dilakukan dalam mengatasi kehamilan ektopik yang terjadi.

Kehamilan ektopik merupakan kondisi yang berpotensi mengancam nyawa. Alangkah lebih baik jika deteksi dini dilakukan sehingga penanganan medis dapat segera dilakukan secara tepat. Jika Anda mengalami gejala atau faktor-faktor di atas, segera konsultasikan lebih lanjut kondisi kehamilan Anda dengan dokter.

[HNS/ RVS]

KehamilanPenyebab Kehamilan EktopikKehamilan Ektopik

Konsultasi Dokter Terkait