Tips Parenting

Mana Lebih Baik: Membacakan E-book atau Buku Cetak pada Anak?

dr. Fiona Amelia MPH, 03 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Hasil studi menunjukkan bahwa membacakan buku cetak pada anak tetap lebih baik ketimbang e-book. Ini penjelasannya.

Mana Lebih Baik: Membacakan E-book atau Buku Cetak pada Anak?

Di era digital masa kini, semakin banyak tersedia buku elektronik atau e-book untuk batita. Memang bagi sebagian orang tua, e-book dianggap lebih praktis dan ringkas ketimbang buku cetak. Namun dari segi manfaat, manakah yang lebih baik?

Perhimpunan dokter spesialis anak di dunia telah sepakat bahwa anak di bawah dua tahun sebaiknya sama sekali tidak diberikan screen time atau waktu untuk menonton televisi maupun tayangan dalam layar gawai. Alasannya karena penggunaan gawai serta mainan-mainan yang dilengkapi dengan fitur digital dapat mengganggu kreativitas dalam bermain serta interaksi anak dengan pengasuh. Kedua aktivitas tersebut amat penting untuk perkembangan sosial, emosi, dan kognitif anak.

Namun kenyataannya, perkembangan teknologi informasi sulit dibendung. Bisa dilihat bahwa semakin banyak batita yang terpapar gawai sejak dini. Tak sedikit pula orang tua yang percaya bahwa anak akan lebih cepat belajar melalui aplikasi membaca atau e-book interaktif.

Hasil studi para ahli

Menariknya, sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Pediatrics edisi Maret 2019 menyebutkan bahwa manfaat membacakan e-book pada anak ternyata tidak sebagus yang diharapkan.

Sebanyak 37 orang tua diminta untuk membacakan cerita yang sama pada batita mereka (usia 2-3 tahun) dalam 3 format yang berbeda. Urutannya bervariasi untuk tiap keluarga, namun masing-masing mendapatkan sebuah buku cetak, e-book tanpa animasi dan efek suara, serta e-book yang dilengkapi dengan animasi dan efek suara.

Untuk tiap jenis buku yang dibacakan, interaksi orang tua dan anak direkam melalui video dan diberi tanda. Jenis interaksi yang diamati adalah jumlah dan jenis verbalisasi (pengungkapan sesuatu dengan kata-kata) - baik dari orang tua maupun anak, jumlah kolaborasi membaca yang bersifat dialogis (percakapan), dan gambaran emosi keduanya secara umum.

Dari hasil pengamatan, didapatkan bahwa membacakan buku cetak paling banyak menghasilkan verbalisasi tentang cerita, baik dari orang tua maupun anak. Begitu pun dengan jumlah percakapan yang terjadi antar keduanya. Orang tua kerap berhenti sejenak untuk bertanya apakah sang anak mengingat sesuatu yang mirip dengan apa yang diceritakan atau bertanya tentang kemungkinan yang akan terjadi berikutnya. Anak-anak juga lebih sering bertanya, berbagi pendapat dan ide mereka tentang cerita yang dibacakan.

Untuk e-book, jumlah verbalisasi dan interaksi anak dengan orang tua memang kurang dibandingkan dengan buku cetak. Namun peneliti mendapati bahwa e-book yang dilengkapi dengan animasi dan efek suara menghasilkan lebih banyak interaksi yang diinisiasi oleh anak ketimbang e-book tanpa animasi dan efek suara.

Mengapa e-book tidak sebaik buku cetak?

Menurut Tiffany Munzer, seorang dokter yang juga peneliti utama dalam studi ini, batita lebih mudah teralihkan perhatiannya saat dibacakan e-book, baik yang menggunakan animasi dan efek suara maupun yang tanpa keduanya. Konsekuensinya, interaksi anak dengan orang tua lebih berkurang ketimbang saat dibacakan buku cetak.

Di samping itu, penggunaan gawai yang umumnya dirancang sebagai perangkat pribadi, membuat orang tua dan anak lebih sulit untuk memutuskan siapa yang harus mengendalikannya. Penggunaan gawai juga memunculkan lebih banyak komentar negatif dari orang tua, seperti, “Jangan sentuh tombol itu,” atau, “Jangan pegang bagian ini,” dan lain sebagainya.

Dari sisi kemudahan, membolak-balik halaman dalam buku cetak jauh lebih cepat ketimbang pada e-book, sehingga orang tua pun lebih termotivasi untuk banyak bercerita atau memperluas konteks cerita ke dalam dunia nyata.

Dari hasil studi ini, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya orang tua dan anak tahu bagaimana keduanya harus terlibat dalam momen membaca buku. Tetapi, ketika gawai digunakan sebagai media, momen membaca bersama menjadi lebih kurang bermanfaat.

Jadi, pilih e-book atau buku cetak? Apa pun medianya, baik e-book atau buku cetak, orang tua perlu menyisihkan waktu untuk membaca bersama anak. Manfaat membaca bersama akan optimal bila orang tua menggunakan pula kosakata yang ada di dalam bacaan saat berbicara kepada anak serta mengaplikasikan konteks cerita di dalam kehidupan nyata.

Memang membacakan buku cetak adalah standar emas dalam menunjang perkembangan bahasa dan keterampilan sosial anak. Namun, kalau situasi sedang tidak mendukung, sesekali membacakan e-book pun tidak masalah. Yang penting, orang tua tahu bagaimana menyiasatinya agar perhatian anak tidak mudah teralihkan.

[MS/ RVS]

Teknologi informasiTumbuh Kembang AnakAnakBukuTumbuh kembange-bookkognitifBuku Cetak

Konsultasi Dokter Terkait