Kanker

Benarkah Lebih Baik Kendalikan Kanker daripada Menghancurkannya?

Krisna Octavianus Dwiputra, 02 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Pengobatan kanker selama ini berfokus pada penghancuran sel abnormal itu. Tapi, benarkah lebih baik mengendalikannya?

Benarkah Lebih Baik Kendalikan Kanker daripada Menghancurkannya?

Salah satu jenis penyakit yang cukup mematikan adalah kanker. Bersama penyakit jantung dan stroke, kanker cukup sulit diobati, apalagi ketika baru diketahui pada tahap akhir. Oleh karena itu, banyak yang menganggap bahwa mengendalikan kanker lebih baik daripada mengobatinya karena satu dan lain hal. Apa benar selalu begitu?

Anda tentu tahu, pengobatan yang paling terkenal untuk kanker adalah kemoterapi. Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, kemoterapi merupakan metode pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan khusus. Tindakan tersebut bertujuan untuk menghentikan dan menghancurkan sel-sel yang tumbuh secara tidak wajar.

“Kemoterapi adalah solusi untuk kanker. Namun, kemoterapi juga memberikan banyak efek samping. Beberapa yang mencolok adalah rontoknya rambut dan kebotakan,” tutur dr. Vita.

Jadi, benarkah lebih baik mengendalikan kanker?

Sebuah studi baru untuk terapi kanker menunjukkan bahwa dokter mungkin dapat membuat kanker tetap terkendali dengan menempatkan sel-sel metastatik dalam keadaan dormansi.

"Baru-baru ini ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa Anda tidak akan pernah bisa melakukan itu. Sel kanker berevolusi begitu cepat, sehingga mereka akan selalu menemukan cara untuk menangkal semua jenis terapi," tambah Wendt.

Mengenai hal ini, Wendt, tim ilmuwan dari Purdue University dan lembaga akademis lainnya telah memutuskan untuk bereksperimen dengan pendekatan berbeda untuk mengobati kanker. Mereka mencoba dengan cara yang aman untuk menahan sel kanker supaya tidak berkembang atau menyebar.

"Konsep yang muncul adalah dengan tidak membunuh semua sel kanker. Tetapi untuk menjaga sel kanker dalam keadaan rendah yang tidak menghasilkan gejala apapun. Semacam dormansi," Wendt menjelaskan.

Obat untuk membuat sel kanker ‘tertidur

Dalam studi baru yang dimuat dalam jurnal Cancer Research, para peneliti menggunakan obat yang ada untuk membuat sel kanker seperti dalam keadaan tidur. Para peneliti memusatkan perhatian pada obat fostamatinib, yang saat ini disetujui untuk pengobatan trombositopenia.

Tim peneliti menjelaskan bahwa studi pada tikus telah mendapatkan hasil bahwa fostamatinib mampu menghentikan laju perkembangan sel menjadi tumor penuh untuk menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Penulis utama studi ini, Aparna Shinde, Ph.D melihat apakah fostamatinib dapat memblokir sel-sel kanker payudara metastatik. Shinde menjelaskan itu karena sel kanker payudara dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, di mana mereka dapat memasuki keadaan laten selama bertahun-tahun dan lolos dari deteksi.

Sel-sel seperti itu sering tidak "menanggapi" terapi yang ada. Untuk alasan ini, Shinde dan tim peneliti lainnya berpikir bahwa akan lebih berguna untuk mencoba menahan dan menghambat perkembangan sel-sel tersebut daripada berusaha untuk menghancurkannya sama sekali.

"Itulah tujuan yang sedang kami kembangkan sekarang. Alih-alih mencoba menghilangkan sel-sel yang tersebar, bagaimana jika dinonaktifkan supaya tidak menyebabkan perburukan kondisi?" kata Wendt.

Shinde, Wendt, dan rekan peneliti lainnya melanjutkan eksperimen dengan fostamatinib karena mereka tahu bahwa obat tersebut menghambat aktivitas limpa tirosin kinase ― protein yang ada dalam sel kanker metastasis laten. Meneliti tikus yang menderita kanker payudara, para peneliti menemukan bahwa ketika mereka mengendalikan sel-sel kanker metastatik dengan obat ini, sel-sel itu tetap ada dan tidak menimbulkan tumor baru.

"Ini bagus karena fostamatinib adalah obat dengan toksisitas rendah. Obat ini dirancang untuk orang dengan penyakit kronis sehingga mereka dapat meminumnya untuk waktu yang lama. Jadi kami pikir fostamatinib adalah kandidat yang sempurna untuk pengobatan jangka panjang sebagai pengendali kanker," ungkap Aparna Shinde, Ph.D.

Meski masih membutuhkan banyak studi lanjutan, adanya penelitian mengenai obat untuk menghentikan laju pertumbuhan kanker merupakan angin segar. Sambil menunggu kelanjutan dan kepastian akan hal tersebut, Anda sebaiknya tidak lupa untuk menerapkan gaya hidup sehat supaya kanker dan berbagai penyakit lainnya tidak menyerang Anda di kemudian hari.

(NB/ RVS)

kemoterapiobatKankerKanker Payudara

Konsultasi Dokter Terkait