Seks

Menyiasati Kehidupan Seks Pasca Stroke

dr. Nabila Viera Yovita, 02 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Stroke menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan penderitanya, termasuk dalam hal seks. Adakah cara menyiasati kondisi tersebut?

Menyiasati Kehidupan Seks Pasca Stroke

Seks merupakan perilaku positif yang menjadi kebutuhan setiap pasangan suami istri. Sayangnya, tidak setiap pasangan dapat memenuhi kebutuhan tersebut, apalagi jika ada salah satu pihak yang mengalami stroke.

Tidak dimungkiri, stroke memang dapat menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan pasangan yang biasanya aktif secara seksual. Tidak hanya tubuh, namun juga dalam pikiran. Adanya rasa gelisah, prasangka, bahkan ketakutan dapat menghantui pasangan yang paling mesra sekalipun: “Apakah seks masih aman untuk dilakukan? Apakah saya masih menarik? Apakah saya dapat menjadi kekasih sekaligus pengasuh untuk pasangan saya?”.

Kehidupan seks paca stroke

Perilaku seseorang pasca stroke dipengaruhi oleh lokasi terjadinya penyakit terkait. Jika stroke terjadi pada otak bagian depan, penderita akan kurang awas terhadap perilaku dan kesulitan untuk mengontrolnya. Sedangkan, jika stroke terjadi pada otak bagian samping, penderita akan memiliki rangsangan seksual yang menurun. Jika terjadi pada otak samping kiri, penderita akan lebih mudah merasakan depresi yang turut menekan keinginan terhadap seks.

Di sisi lain, serangan stroke juga bisa meningkatkan hasrat seksual sehingga mengubah orang yang mengalaminya menjadi hiperseks. Meski kondisi ini tergolong sangat jarang, namun kemungkinan terjadi masih tetap ada.

Solusi seks pasca stroke

Meski menyebabkan banyak perubahan pada kehidupan seks, bukan berarti hal tersebut tidak bisa disiasati. Berikut hal yang bisa dilakukan oleh penderita stroke untuk merasakan kembali keintiman dalam berhubungan seks dengan pasangannya:

  1. Lakukan dengan tenang

Seks memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk menyebabkan terjadinya serangan stroke. Ini karena aktivitas seks hanya membutuhkan energi setara berjalan naik tangga ke lantai satu atau dua.

Seks memang bikin detak jantung meningkat dan napas lebih berat. Namun, hal tersebut masih termasuk dalam batas normal. Selama dilakukan dengan tenang dan dilandasi perasaan saling mengerti, Anda tak perlu khawatir berlebihan.

  1. Lakukan di pagi hari

Kebanyakan penderita stroke kurang tertarik dengan aktivitas seks. Ini terjadi karena mereka memiliki kekhawatiran akan citra tubuh, seperti akibat lumpuhnya satu sisi tubuh, kesulitan bicara, atau bentuk wajah yang kurang beraturan.

Selain itu, mudah lelah juga menjadi suatu masalah. Oleh karena itu, penderita stroke membutuhkan waktu istirahat jauh lebih banyak sepanjang hari. Ini artinya, waktu yang paling tepat untuk melakukan hubungan seks bagi penderita stroke adalah setelah beristirahat atau di pagi hari.

  1. Atur waktu yang tepat

Untuk sebagian pria yang pernah terserang stroke, obat-obatan stroke jenis tertentu biasanya akan mencegah terjadinya ereksi. Beberapa anti depresan dan penurun tekanan darah akan menurunkan libido atau hasrat akan seks, serta performa di ranjang.

Oleh karena itu, jika Anda mengonsumsi obat penurun tekanan darah, rencanakan aktivitas seks sebelum jadwal minum obat. Hal ini akan mencegah gangguan ereksi yang diakibatkan oleh obat tersebut. Satu hal yang mesti diingat, jangan berhenti konsumsi obat-obatan tanpa instruksi dari dokter. Konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami masalah kesulitan ereksi akibat obat, karena hal tersebut dapat diatasi dengan bantuan obat lain.

  1. Bicarakan dengan sentuhan

Depresi serta kesulitan komunikasi dua arah menjadi masalah yang akan menurunkan gairah. Untuk menyiasati hal tersebut, penderita stroke dapat berkomunikasi lewat sentuhan atau rabaan yang tidak butuh penjelasan. Jika memungkinkan, Anda juga bisa memberikan kode lewat isyarat tangan atau sejenisnya.

  1. Berkonsultasi dengan dokter

Lokasi stroke akan menentukan sisa kemampuan yang dimiliki tubuh. Jika Anda mengalami masalah membangun atau mempertahankan ereksi, kurangnya pelumas pada vagina, atau sulit mendapatkan orgasme, sebaiknya konsultasikan masalah ini dengan dokter. Dengan demikian, Anda akan diberitahu alternatif untuk mendapatkan kepuasan tersebut sesuai dengan kemampuan tubuh yang dimiliki pasca stroke.

Pasca stroke, segalanya akan terasa berbeda, termasuk tentang kehidupan seks Anda dan pasangan. Oleh sebab itu, jika Anda ingin tetap memiliki kehidupan seks yang berkualitas, jangan sungkan untuk berkonsultasi secara berkala dengan dokter spesialis saraf mengenai gejala sisa dan obat-obatan yang anda konsumsi, serta dokter spesialis fisik dan rehabilitasi mengenai gangguan seksual pasca stroke dan cara menyiasatinya. Jangan lupa untuk mengomunikasikan segala kekurangan yang terjadi pasca stroke dengan pasangan Anda, ya!

(NB/ RVS)

IstriSuamilibidoPasanganereksiSeksStroke

Konsultasi Dokter Terkait