Diet dan Nutrisi

Apakah Madu Benar-benar Sehat?

Ruri Nurulia, 24 Apr 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Madu digadang-gadang bermanfaat baik untuk tubuh karena alami. Namun, apakah madu benar-benar tergolong sehat? Ini faktanya.

Apakah Madu Benar-benar Sehat?

Salah satu bahan sehat yang tersedia di banyak rumah adalah madu. Entah itu untuk konsumsi sehari-hari atau digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi gangguan kesehatan tertentu. Hampir semua orang setuju bahwa madu baik untuk kesehatan tubuh. Namun, ada juga yang mempertanyakan, apakah madu benar-benar sehat?

Madu terbuat dari nektar. “Lebah mengumpulkan nektar manis dari tumbuhan flora, lalu menghasilkan aktivitas enzimatik setelah mengonsumsinya, kemudian memuntahkannya ke dalam sel-sel madu dan menguapkan sebagai besar air yang keluar dari situ, hingga akhirnya menghasilkan cairan kental manis yang Anda kenal sebagai madu,” kata Danna Hunnes, ahli diet senior di Ronald Reagan Medical Center UCLA, Amerika Serikat (AS), seperti dikutip di Time.

Rasa manis dari madu kebanyakan adalah fruktosa dan glukosa, gula sederhana yang secara mudah diubah tubuh menjadi energi (dan air). Menurut Jenny Friedman, ahli diet asal AS kepada Time, madu juga mengandung banyak sekali vitamin, mineral, elektrolit, enzim, asam amino, dan flavonoid.

“Semua komponen itu adalah jagoan di balik potensi sehat madu dan apa yang membuatnya berbeda dengan pemanis tradisional lainnya seperti gula,” katanya.

Berbagai manfaat madu yang banyak diketahui

Dari KlikDokter, dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc, MSc, juga sepakat bahwa madu membawa manfaat sehat untuk tubuh. Beberapa di antaranya adalah:

Melegakan tenggorokan

Ada penelitian pada 139 anak yang menemukan bahwa madu lebih efektif dalam meredakan batuk pada malam hari sekaligus memperbaiki kualitas tidur dibandingkan dengan obat pereda batuk. Ada pula penelitian lain pada 105 anak yang membuktikan bahwa madu lebih baik daripada obat batuk dalam meredakan batuk pada malam hari.

Dua penelitian lainnya, yakni penelitian di Italia dengan madu bunga liar dan penelitian di Israel dengan madu eukaliptus, sitrun, dan liatae juga mendukung dua temua di atas. Peneliti membuktikan bahwa madu mampu meredakan batuk pada malam hari, serta gangguan tidur pada anak-anak yang terkena infeksi saluran napas. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

“Walau bermanfaat, tetapi madu tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak di bawah usia 1 tahun, karena usia tersebut masih belum memiliki saluran cerna yang kuat,” kata dr. Nitish.

  1. Agen antibakteri

“Kandungan hidrogen peroksida dan tingkat keasaman alami pada madu terbukti dapat mencegah proses pertumbuhan bakteri. Maka dari itu, madu menjadi salah satu bahan alami yang terbukti efektif dalam mempercepat proses penyembuhan luka maupun mengatasi keluhan di lambung,” jelas dr. Nitish.

Salah satu uji klinis yang dilakukan menunjukkan, beberapa jenis madu efektif dalam menghambat pertumbuhan puluhan jenis bakteri, termasuk E. coli dan salmonela. Tak hanya itu, madu Manuka ditemukan efektif mencegah dan mengatasi infeksi bakteri stafilokokus yang kerap menyerang hidung maupun kulit, serta bakteri H. pylori yang berperan dalam terjadinya tukak lambung. Manfaat ini juga dapat ditemukan pada madu Tualang dari Malaysia.

  1. Meningkatkan daya tahan tubuh

Kata dr. Nitish, meski masih belum terbukti secara pasti, beberapa penelitian yang dilakukan di laboratorium nutrisi olahraga di Universitas Memphis, AS, menemukan bahwa madu sebanding atau bahkan lebih baik daripada air glukosa (gula) dalam menunjang kemampuan ketahanan tubuh atlet.

  1. Obat segala penyakit

Madu diduga memiliki manfaat yang baik dalam membantu menurunkan risiko terjadinya penyakit kanker, jantung, diabetes, dan penyakit berbahaya lainnya. Terkait manfaat ini, penelitian masih dibutuhkan untuk benar-benar memastikannya.

Apakah madu benar-benar sehat?

Penelitian telah mengaitkan madu dengan peningkatan keseimbangan mikroba usus, batuk, dan kondisi pernapasan lainnya. Karena jejak nutrisi madu, si manis ini juga diketahui punya kemampuan antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi, sekaligus potensi penyembuhan penyakit seperti sakit tenggorokan, gangguan pencernaan, dan luka bakar.

Meski demikian, penting untuk mempertimbangkan gambaran nutrisi lengkap dari madu. Dikatakan oleh Jenny, untuk mendapatkan banyak manfaat dari madu, konsumsinya harus sangat banyak. Sayangnya, jumlah konsumsi tersebut tentu membuat asupan kalori bertambah.

Ingat, madu adalah gula. American Heart Association merekomendasikan, asupan gula harusnya tak lebih dari 6 sendok teh per hari untuk wanita dan 9 sendok teh untuk pria.

Ditambahkan oleh dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, Dietary Guidelines Advisory Committee menyarankan agar Anda membatasi konsumsi gula maksimal 10% dari total konsumsi kalori dalam sehari.

“Jadi misalkan Anda mengonsumsi 1.500 kalori, maka Anda hanya boleh mengonsumsi gula sebanyak 150 kalori atau setara dengan 39 gram (maksimal 3 sendok makan sehari). Beda dengan anjuran tersebut,” kata dr. Karin menjelaskan.

Sedikit berbeda dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang mematok konsumsi gula maksimal 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan per hari.

Seperti yang sudah Anda tahu, konsumsi gula berlebihan punya implikasi dalam menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

“Mulai dari gigi bolong, jerawat, kegemukan, penuaan dini, diabetes mellitus, peningkatan tekanan darah, risiko penyakit jantung, risiko Alzheimer, dan kanker,” sebut dr. Karin.

Waspadai madu palsu

Madu merupakan pemanis alami yang baik untuk tubuh. Namun, jenis makanan ini masuk dalam kategori makanan yang paling banyak dipalsukan. Untuk mendeteksinya cukup mudah, Anda perlu curiga pada madu dengan harga murah.

“Madu palsu biasanya lebih murah. Madu palsu dibuat dari bahan pemanis, bit gula, sirop, dan tebu. Madu manuka asal Australia–yang sangat terkenal dan mahal–sering dipalsukan. Madu palsu ada yang mengandung kloramfenikol (antibiotik) yang berbahaya. Belilah madu yang kemasannya sudah tersertifikasi,” kata dr. Alberta Jesslyn Gunardi, BMedSc(Hons) dari KlikDokter memberi saran.

Madu punya banyak sekali potensi kesehatan bagi tubuh. Namun, apakah madu benar-benar sehat? Ada hal-hal yang tetap perlu diperhatikan. Karena manis, ini bisa berdampak pada asupan kalori jika dikonsumsi secara berlebihan. Selain itu, Anda pun perlu mewaspadai madu palsu yang banyak beredar. Karena, bukannya mendapat manfaat baik, Anda justru bisa merugi.

[RVS]

KaloriMadugulaManfaat MaduMadu Palsumadu manukaPemanis

Konsultasi Dokter Terkait