Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatKesehatan UmumKenali Perbedaan antara Efek Samping dan Alergi Vaksin
Kesehatan Umum

Kenali Perbedaan antara Efek Samping dan Alergi Vaksin

dr. Theresia Rina Yunita, 24 Apr 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Efek samping dari vaksinasi bisa berupa demam. Tapi, kondisi ini juga bisa menandakan alergi vaksin. Berikut ini cara untuk membedakannya.

Kenali Perbedaan antara Efek Samping dan Alergi Vaksin

Setiap tindakan medis tentunya memiliki efek samping baik ringan, sedang maupun berat, termasuk juga untuk vaksinasi. Beberapa efek yang kerap muncul adalah demam dan bengkak pada area yang divaksin. Tapi hati-hati, kondisi ini juga bisa menandakan adanya alergi vaksin, lo.

Perlu diketahui, alergi merupakan reaksi tubuh terhadap komponen vaksin. Yang paling sering menimbulkan alergi adalah komponen seperti gelatin atau protein telur. Sedangkan, komponen lain yang jarang menimbulkan alergi adalah thimerosal (pengawet dalam vaksin), antibiotik, lateks ataupun ragi.

Nah, reaksi alergi berupa demam, bengkak, atau keluhan lainnya perlu dikhawatirkan, karena bisa sangat berbahaya dan mengancam nyawa, walaupun sangat jarang terjadi. Agar lebih aman, ketahui perbedaan antara efek samping vaksin dan alergi akibat paparan vaksin.

Mengenal efek samping vaksin

Pemberian vaksin memiliki efek samping berupa KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). KIPI dapat berupa reaksi alergi, demam ringan, nyeri di lokasi suntik, bengkak dan kemerahan di area suntikan. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Karena efek samping ini tidak selalu terjadi. 

Pada dasarnya, efek samping wajar terjadi akibat respon tubuh terhadap benda asing yang disuntikkan, sehingga tidak perlu Anda khawatirkan. Beberapa efek samping yang paling sering muncul adalah:

  • Demam ringan

Demam dapat timbul setelah vaksin diberikan dan berlangsung selama 2-3 hari. Pada beberapa vaksin seperti vaksin MMR, demam dapat muncul di atas 39 derajat celsius dan baru muncul 7 hingga 10 hari setelah vaksin.

Yang terpenting adalah menjaga asupan nutrisi anak tetap terjaga. Jika demam sangat tinggi, berikan anak obat penurun panas dan usahakan banyak konsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi.

  • Pembengkakan

Pada daerah bekas penyuntikan vaksin dapat timbul pembengkakan, nyeri dan kemerahan. Hal ini merupakan hal yang wajar dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.

Namun, jika muncul lenting nanah, usahakan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Sebagai pertolongan pertama, Anda dapat melakukan kompres pada daerah yang mengalami pembengkakan.

  • Rasa pegal

Rasa pegal di daerah penyuntikan sering kali terjadi akibat obat yang disuntikkan masuk ke dalam otot ataupun kulit. Namun, rasa pegal ini akan hilang seriring berjalannya waktu.

Istirahatkan lengan yang menjadi tempat penyuntikan dan kompres dengan air hangat untuk meredakan pegal.

Lalu, bagaimana dengan alergi vaksin?

Berbeda dengan efek samping dari pemberian vaksin, kondisi alergi karena vaksin sangat jarang terjadi. Dari satu juta kali pemberian vaksin hanya satu atau dua orang yang dilaporkan mengalami alergi.

Biasanya, tes pada kulit akan dilakukan untuk menguji kemungkinan adanya alergi. Reaksi alergi yang cukup berbahaya dikenal sebagai reaksi anafilaksis.  Gejalanya meliputi biduran, pembengkakan dan gatal di kulit, sesak napas, lemas, penurunan tekanan darah hingga kehilangan kesadaran.

Namun dengan penanganan yang tepat, reaksi alergi tersebut dapat diatasi dengan baik.

Baik demam yang merupakan efek samping dari vaksin ataupun bentuk dari alergi vaksin, keduanya harus menjadi perhatian. Jika hanya berupa demam, bengkak dan pegal-pegal, Anda mungkin dapat mengatasinya sendiri di rumah.

Namun, beberapa kondisi yang mengancam nyawa sebagai tanda alergi vaksin bisa saja membutuhkan penanganan dari dokter. Jadi, jika terjadi reaksi alergi, segera kunjungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

[NP/ RVS]

VaksinasiAntibiotikvaksinanafilaksisVaksin MMRalergi vaksinefek samping vaksinDemamAlergi

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter