HomeInfo SehatKesehatan UmumPingsan Saat Naik MRT, Apa yang Harus Dilakukan?
Kesehatan Umum

Pingsan Saat Naik MRT, Apa yang Harus Dilakukan?

dr. M. Dejandra Rasnaya, 22 Apr 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Anda melihat orang pingsan saat hendak naik MRT? Jangan tinggal diam, berikan bantuan dengan melakukan tindakan ini!

Pingsan Saat Naik MRT, Apa yang Harus Dilakukan?

Jenis transportasi baru yang ada di DKI Jakarta masih ramai diperbincangkan hingga detik ini. Ya, MRT atau Moda Raya Terpadu (Mass Rapid Transit), yang baru diresmikan beberapa waktu lalu. Dengan kapasitas yang mampu mengangkut hingga 1800 penumpang, kecepatan mencapai 100 km/jam, dan waktu tempuh maksimal 30 menit, naik MRT diharapkan menjadi solusi bagi kemacetan ibu kota.

Tidak dimungkiri, kehadiran MRT memang disambut hangat oleh warga Jakarta. Bahkan, tak sedikit orang yang langsung berbondong-bondong untuk mencoba dan merasakan asiknya naik moda transportasi berjenis kereta ini. Saat masa uji coba hari pertama saja, penumpang yang datang mencapai 4.000 orang!

Sayang, di tengah keramaian antrean MRT, sebagian orang tidak terlalu memedulikan kesehatan. Padahal, berada di tengah keramaian membuat seseorang lebih berisiko untuk tertular penyakit. Atau, yang paling ringan, pingsan akibat berdesak-desakan.

Nah, ketika Anda melihat ada seseorang yang tiba-tiba pingsan atau tak sadarkan diri di tengah keramaian antrean MRT, jangan tinggal diam! Langsung lakukan upaya penyelamatan dengan tindakan-tindakan ini:

  1. Utamakan keselamatan

Sebelum Anda berpikir untuk menolong orang yang tidak sadarkan diri, utamakan keselamatan terlebih dahulu. Keselamatan yang dimaksud adalah keselamatan untuk Anda (penolong) dan untuk orang yang tidak sadar (korban).

Jika Anda ingin menolong, pastikan tempatnya aman. Misalnya, apabila korban berada di dekat jalur rel MRT atau di depan eskalator, lebih baik dipindahkan ke tempat yang lebih aman dan tidak ramai. Di setiap stasiun MRT terdapat ruangan untuk pertolongan pertama (first aid room).

Selain itu, minta seseorang menjadi saksi bahwa Anda ingin menolong. Ketika Anda main tolong tanpa ada saksi, orang lain mungkin akan berpikir bahwa Anda sedang melakukan hal yang mencurigakan.

Jika pemberian napas buatan diperlukan, lebih baik pikir dua kali karena Anda bisa saja tertular penyakit. Ingat, Anda tidak mengenal orang tersebut dan tidak mengetahui penyakit apa yang mungkin ada di dalam dirinya. Jika ada orang lain yang lebih kompeten untuk menolong, Anda boleh memberikan mandat padanya.

  1. Minta bantuan

Jika Anda sudah mempunyai seseorang untuk menjadi saksi, minta orang tersebut untuk segera menghubungi ambulans di nomor 118 atau 119 dan laporkan pada petugas setempat. Selain itu, minta orang-orang yang ada di sekitar untuk tidak mengerubungi, supaya sirkulasi udara di sekitar Anda dan korban tetap optimal.

  1. Cek respons

Pastikan korban pingsan dan tidak sadar dengan cara memanggil atau menepuk pundaknya. Selain itu, Anda juga bisa coba mencubit atau memberikan wewangian padanya. Tindakan seperti posisikan kaki lebih tinggi dari tubuh, melonggarkan celana, sabuk, sepatu juga dapat dilakukan. Jika kemudian orang tersebut siuman, Anda boleh memberikannya makanan atau minuman manis, dan temani sampai sadar sepenuhnya.

  1. Cek nadi dan napas

Jika tidak ada respons dari orang yang pingsan setelah dipanggil atau ditepuk, lakukan cek nadi atau detak jantung dan napas. Anda bisa memeriksa nadi dengan cara meraba leher bagian atas (dekat sudut rahang), dan cek napas dengan melihat pergerakan dada atau perut korban.

Jika nadi tidak terasa, segera lakukan penekanan pada dada untuk pertolongan pertama. Tekan di bagian tengah tulang dada dengan cepat dan kuat. Lakukan terus-menerus hingga Anda merasa lelah, ada yang menggantikan, atau penolong – yang lebih berkompeten – sudah datang.

Setelah mengetahui langkah-langkah memberikan pertolongan pertama pada orang yang tidak sadarkan diri alias pingsan, diharapkan seluruh lapisan masyarakat dapat lebih peduli terhadap keadaan sekitar. Tidak hanya saat naik MRT, tetapi juga di tempat-tempat umum lainnya.

(NB/ RVS)

MRT JakartatransportasinapasNaditidak sadarkan diriNaik MRTpingsan

Konsultasi Dokter Terkait