Selain Daun Katuk, Deretan Makanan Ini Juga Perlancar ASI

Selamat atas kelahiran bayi Anda! Setelah mengandung selama 9 bulan, akhirnya tiba juga kelahiran sang buah hati. Perjuangan tidak lantas selesai dengan proses melahirkan. Justru, merawat dan memberikan ASI pada bayi alias menyusui adalah hal yang lebih menantang ketimbang menjalani kehamilan.

Semua ibu ingin yang terbaik untuk bayinya, termasuk dalam hal tumbuh kembang. Untuk itu, setiap ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI di 6 bulan pertama kehidupan bayi.

Sayangnya, tidak semua ibu dapat sukses dalam proses menyusui lantaran masalah yang datang silih berganti. Ada yang bayinya kesulitan menyusu karena prematur, berat badan lahir rendah, tongue tie, atau latch on (perlekatan) yang salah. Ada pula ibu yang kesulitan menyusui karena mengalami masalah pada payudara, seperti puting lecet hingga infeksi payudara (mastitis) atau menderita masalah psikologis seperti baby blues hingga depresi usai melahirkan.

Terlepas dari berbagai kendala tersebut, Anda tidak perlu panik berlebih, karena hampir semua wanita dapat menyusui bayi dengan lancar. Namun, memang, ada sebagian kecil wanita yang tidak dapat menyusui bayi karena satu dan lain hal, seperti kelainan hormon atau riwayat operasi payudara yang merusak kelenjar atau saluran air susu.

Lantas, bagaimana dengan ibu yang memiliki ASI yang sedikit? Apakah tetap bisa menyusui dengan optimal? Tentu saja! Bagi ibu dengan produksi ASI yang terbatas, Anda tak perlu khawatir. Pasalnya, untuk membantu memperlancar produksi ASI, Anda hanya perlu makan. Ya, ini karena makanan jenis tertentu telah lama dibuktikan dapat membantu produksi ASI.

Salah satu yang termasuk dan mungkin sudah tak asing adalah daun katuk. Namun, bagi ibu yang tidak terlalu hobi makan daun katuk, alternatif makanan untuk tingkatkan produksi ASI yang bisa dijadikan pilihan adalah sebagai berikut:

• Fenugreek

Fenugreek adalah ASI booster yang sangat terkenal di negara barat. Di Indonesia sendiri, fenugreek dikenal dengan nama klabat. Selain bermanfaat meningkatkan produksi ASI, biji klabat juga dapat digunakan sebagai bumbu masak, terutama untuk masakan India.

Sama seperti katuk, fenugreek juga telah teruji secara klinis dapat memperlancar produksi ASI. Namun, karena lebih sulit didapat dalam bentuk segar di Indonesia, fenugreek lebih mudah diperoleh dalam bentuk ekstrak dalam suplemen.

Menurut asosiasi menyusui di Amerika, La Leche League, fenugreek dapat meningkatkan produksi ASI pada 75% ibu menyusui yang mengonsumsinya. Dosis fenugreek yang dianjurkan oleh Academy of Breastfeeding Medicine’s Protocol adalah 1–4 kapsul, yang diminum 3–4 kali sehari (atau sebesar 1,74–4,9 gram sehari).

Untuk diketahui, berbeda dengan Amerika, dosis fenugreek yang direkomendasikan di Jerman lebih tinggi, yakni 6 gram sehari yang dibagi dalam 3–4 dosis.

• Fennel

Fennel atau dikenal dengan adas adalah bahan baku pembuat minyak telon yang sering digunakan pada bayi. Selain itu, adas ternyata juga dapat diolah menjadi teh untuk mengurangi kembung. Lebih mengejutkan lagi, fennel atau adas juga bermanfaat sebagai ASI booster.

Sayangnya, belum ada dosis yang dianjurkan untuk fennel. Hal yang jelas, olahan fennel tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara berlebihan. Bayi dari ibu yang mengonsumsi teh fennel hingga 2 liter sehari selama 1 minggu dilaporkan mengalami efek samping seperti muntah dan tidak mau menyusu.

• Oatmeal

Oatmeal adalah makanan yang sangat sehat untuk ibu, dan bermanfaat untuk bayi. Ini karena oatmeal dapat memperlancar produksi ASI dan membuat ASI menjadi lebih bergizi. Selain itu, oat juga mengandung beta glucan yang dapat bermanfaat untuk kesehatan jantung, serta tinggi serat yang dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan.

Tak ada alasan lagi untuk tidak menyusui buah hati. Jadikan beberapa pilihan makanan di atas sebagai ASI booster, apalagi jika ASI yang Anda produksi sangat sedikit. Jika memang daun katuk dan makanan ASI booster jenis lain tidak memberikan jalan keluar, jangan sungkan untuk berkonsultasi lebih lanjut pada dokter atau ahli laktasi.

(NB/ RVS)