Kenali Gejala Bulimia pada Remaja

Para artis atau influencer sering tak ragu memamerkan badan ideal mereka di media sosial. Mungkin maksudnya baik, yakni menyemangati banyak orang untuk hidup sehat, sehingga tak jarang memicu sebagian remaja coba mendapatkan badan ideal seperti sang idola. Namun sayangnya cara yang ditempuh pun tak selamanya baik.  Bukannya membangun tubuh yang lebih sehat dan bugar dengan olahraga dan pengaturan pola makan yang tepat, tetapi malah mengalami gangguan makan, seperti bulimia.

Bulimia pada Remaja

Dilansir dari Verywell Mind, prevalensi kasus bulimia pada remaja, terutama wanita muda, diperkirakan sekitar 1-1,5 persen. Akan tetapi, sebuah studi di Eropa menemukan ekspresi gejala inti anoreksia dan bulimia pada sekitar 12 persen wanita selama masa hidup mereka.

Kebanyakan penderita bulimia adalah perempuan, tetapi laki-laki tentu juga dapat mengalami gangguan ini. Bahkan, ada kemungkinan kondisi yang tidak dilaporkan, terutama pada pria. Gangguan makan ini dapat dipicu oleh stres, diet yang tidak efektif, atau sebagai upaya untuk mengatasi emosi yang menyakitkan atau gangguan pada citra tubuh.

Menurut dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter, seseorang dengan bulimia dapat memiliki masalah makan yang tidak sehat dari waktu ke waktu. Biasanya, orang dengan bulimia mengonsumsi makanan yang banyak dalam satu waktu. Kemudian, mereka panik mengenai kalori yang mereka konsumsi, lalu berusaha sekuat tenaga membuangnya.

"Ada dua jenis bulimia. Pada jenis pertama, orang yang mengalaminya sering memuntahkan kembali makanan yang dimakan. Adapun bulimia tipe kedua, setelah makan, orang tersebut akan berpuasa atau berolahraga secara ekstrem untuk mencegah kenaikan berat badan," ujar dr. Reza.

Penanganan dini meningkatkan peluang keberhasilan pemulihan remaja dari gangguan makan seperti bulimia. Mungkin sulit untuk menghadapi tanda-tanda bulimia pada anak remaja Anda, tetapi penting untuk waspada dalam memastikan bahwa anak menjalankan pola makan yang normal.

Beberapa tanda bulimia yang dapat terjadi pada remaja antara lain:

• Mengonsumsi makanan dalam jumlah yang jauh lebih besar dalam periode waktu yang terbatas. Ini dikenal sebagai pesta makan (binge eating).
• Merasa tidak mampu mengendalikan atau berhenti makan begitu binge eating dimulai.
• Terus makan meskipun merasa tidak nyaman akibat kekenyangan.
• Sering mengungkapkan kekhawatiran tentang berat badan atau bentuk tubuh.
• Mengalami perasaan bersalah, malu, atau cemas setelah makan.
• Memuntahkan makanan dari tubuh setelah makan berlebihan untuk menghindari kenaikan berat badan.
• Melewatkan makan atau melakukan diet ekstrem untuk “menebus” perilaku makan berlebihan.
• Ketakutan ekstrem pada penambahan berat badan.
• Makan permen beraroma mint untuk menutupi aroma mulut setelah muntah.
• Ketidakpuasan yang tidak masuk akal dengan ukuran atau bentuk tubuh.
• Penggunaan pil diet atau diuretik yang tidak normal atau berlebihan dari waktu ke waktu untuk pengendalian berat badan.
• Menghabiskan banyak waktu di kamar mandi, biasanya untuk muntah.
• Olahraga berlebihan, pada waktu atau pengaturan yang tidak tepat, atau bahkan ketika sakit atau terluka.

Dampak bulimia pada remaja

Yang perlu Anda ketahui, perilaku bulimia dapat memiliki dampak buruk pada remaja. Sehingga penting untuk mendidik anak remaja Anda tentang efek berbahaya bulimia pada tubuh, pikiran, dan jiwa.

Pemulihan penuh dari efek fisik bulimia bukanlah suatu yang sulit. Namun, efek mental dan emosional pada penderita dapat bertahan seumur hidup.

Berikut masalah kesehatan yang sering dialami orang yang mengalami bulimia:

• Ketidakseimbangan mineral atau elektrolit
• Fungsi usus abnormal
• Penghancuran enamel gigi
• Rusak pembuluh darah di mata
• Anemia
• Menjadi murung atau tertekan
• Penyalahgunaan zat
• Masalah hormon
• Pusing
• Kelelahan
• Pecah di dinding kerongkongan karena muntah
• Gagal jantung
• Kematian

Dengan mengenali gejala yang ada, Anda sebagai orang tua bisa mencegah anak remaja Anda terkena dampak yang bahaya dari bulimia. Ajari anak Anda untuk mencintai dirinya. Anda juga dapat menekankan bahwa mencapai tubuh yang ideal dapat dicapai dengan cara-cara sehat, seperti berolahraga dan pengaturan pola makan sehat.

[HNS/ RVS]