Tips Parenting

Pentingkah Memberikan Pendidikan Seks untuk Anak?

Krisna Octavianus Dwiputra, 11 Apr 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Pendidikan seks untuk anak sering dianggap tabu oleh banyak orang tua. Padahal, penting bagi anak untuk dibekali dengan edukasi ini.

Pentingkah Memberikan Pendidikan Seks untuk Anak?

Dalam budaya Timur seperti yang kebanyakan dianut masyarakat Indonesia, bicara mengenai seks dengan anak sering dianggap tabu. Tak sedikit yang menganggap pendidikan seksual kurang penting karena anak nantinya akan mengetahui hal itu sendiri. Sebetulnya, pentingkah memberikan pendidikan seks untuk anak?

Menurut definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seksual dimaknai dalam dua arti besar. Pertama adalah berkenaan dengan seks (jenis kelamin). Kedua, seksual artinya berkenaan dengan perkara persetubuhan antara laki-laki dan perempuan.

Awalilah dengan penjelasan yang tepat

Perihal edukasi seks anak, dr. Jessica Florencia dari KlikDokter angkat bicara. Menurutnya, mengedukasi anak mengenai hal-hal seputar seksual pertama-tama harus diawali dengan penjelasan mengenai perbedaan jenis kelamin. Ia menganggap pendidikan seksual pada anak penting diberikan.

"Intisari dari pendidikan seksual pada anak adalah untuk mengajarkan anak mengenai jenis kelaminnya, mengenal dirinya sendiri lebih jauh, dan bagaimana melindungi dan menjaga diri sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Tujuannya sebenarnya untuk kepentingan anak sendiri," tegas dr. Jessica.

Sebagai orang tua, memberikan pendidikan seksual kepada anak-anak adalah bentuk tanggung jawab supaya anak terhindar dari kerusakan fisik dan mental di masa depan. Sebagaimana diketahui, ada banyak ancaman pelecehan seksual yang terjadi pada anak. Angka kekerasan dan pelecehan seksual pada anak di Indonesia makin meningkat dari tahun ke tahun. Fakta tersebut tentu sangat mengkhawatirkan karena dapat mengancam masa depan anak.

Inilah kenapa pendidikan seks penting untuk anak. Dengan memberikan pendidikan seks dengan metode yang tepat, Anda sebagai orang tua telah berkontribusi dalam mencegah pelecehan yang mungkin terjadi pada anak. Meski demikian, bagi beberapa orang tua membicarakan seksual dengan anak tentu tak semudah yang dibayangkan.

Waktu yang tepat dan bagaimana cara menjelaskannya

Banyak ahli percaya bahwa pendidikan seksual seharusnya dilakukan sejak dini. Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri. M. Epid dari KlikDokter pendidikan seksual bisa diberikan sejak usia di bawah 2 tahun. Pada fase ini, anak-anak harus mengerti nama dari setiap bagian tubuhnya, termasuk bagian kelaminnya.

"Sebaiknya ajarkan anak mengenali istilah penis, vagina, lubang kencing, anus sesuai namanya. Hindari menggunakan istilah kiasan seperti ‘burung’ dan sebagainya untuk menghindari kebingungan," jelas dr. Resthie.

Ajari anak juga bahwa terdapat perbedaan jenis kelamin antara pria dan wanita.

"Perkenalkan dari perbedaan bentuk, fungsi, dan aspek moral dasar dari perbedaan yang ada dengan jenis kelamin jawan jenisnya," kata dr. Jessica.

Semakin anak beranjak besar, anak harus diajarkan bahwa tidak semua orang boleh memegang daerah pribadinya. Tekankan padanya bahwa dada, perut, penis atau vagina, serta bokongnya tak boleh disentuh oleh orang lain. Ini biasanya bisa mulai diajarkan pada usia 2-5 tahun.

"Jelaskan pada anak pembatasan orang-orang yang dapat menyentuh bagian pribadi anak, misalkan hanya dirinya sendiri, orang tua, pengasuh tepercaya, atau dokter yang sedang memeriksa kesehatan anak. Jika perlu, jelaskan aspek moral yang ada mengenai tujuan pembatasan orang-orang yang boleh menyentuhnya," tambah dr. Jessica.

Sementara itu, pada usia 5-8 tahun ke atas, orang tua mulai bisa menjelaskan fungsi reproduksi secara sederhana. Misalnya, laki-laki memiliki sperma, perempuan memiliki telur. Sperma yang bertemu telur akan menjadi bayi yang tumbuh di perut perempuan dan lahir melalui vagina.

Pada usia anak yang lebih besar

Semakin beranjak dewasa, menjelaskan perihal seksual pada anak Anda mungkin susah-susah gampang. Pada usia 9 tahun ke atas, Anda sudah mulai harus menjelaskan soal pubertas dan perubahan tubuh pada manusia.

"Bila anak Anda perempuan, jelaskan padanya bahwa payudara akan membesar dan ia akan mengalami haid atau menstruasi. Jika anak Anda laki-laki, jelaskan bahwa ia akan mengalami mimpi basah dan penisnya akan mengeluarkan air mani," ujar dr. Resthie.

Anak pun biasanya pada fase umur 9-12 mulai suka dengan lawan jenis. Dari sini, Anda bisa menjelaskan apa yang tidak boleh dilakukan dengan lawan jenis dan kegiatan positif apa yang bisa dijalani bersama.

Beranjak remaja atau pada usia 13-18 tahun, anak-anak Anda mungkin sudah mulai banyak tahu soal seksual dari berbagai sumber. Mungkin bisa dari teman, tayangan tertentu, atau internet. Pada fase ini, anak-anak mungkin mulai tertutup. Orang tua bisa aktif bertanya namun jangan menghakimi terkait utusan seksual pada fase ini.

Jadi, menjawab pertanyaan: pentingkah pendidikan seks untuk anak? Jawabannya adalah sangat penting! Anak-anak yang mendapat pengetahuan sejak dini soal pendidikan seksual akan memiliki kewaspadaan terhadap tindakan-tindakan pelecehan seksual 6-7 kali lipat lebih besar dari pada anak-anak yang tidak tahu apa-apa. Hal ini akan membantu pencegahan terjadinya pelecehan seksual pada anak di masa mendatang atau hal-hal yang tak diinginkan lainnya.

(RN/ RVS)

Pendidikan SeksPelecehan SeksualAnakSeksPendidikan SeksualPendidikan Seks untuk Anak

Konsultasi Dokter Terkait