Saraf

Hati-hati, Gila Gadget Bisa Rusak Saraf Tepi

Novita Permatasari, 04 Apr 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anda tak bisa lepas dari gadget? Waspadai kerusakan saraf tepi yang mungkin terjadi pada diri Anda.

Hati-hati, Gila Gadget Bisa Rusak Saraf Tepi

Penggunaan gadget atau gawai di masa melek teknologi saat ini sudah menjadi kebiasaan yang melekat dengan keseharian masyarakat. Mirisnya, jika kebiasaan ini dilakukan terlalu sering justru rentan menimbulkan gangguan kesehatan seperti kerusakan saraf tepi atau juga disebut neuropati.

Dijelaskan oleh dr. Nitish Basant Adnani, BMedsc Msc dari KlikDokter, saraf tepi pada dasarnya berfungsi sebagai penghubung antara saraf pusat seperti otak dan sumsum tulang belakang dengan seluruh organ tubuh.

Saraf tersebut berfungsi untuk mengantarkan perintah dari otak kepada otot-otot agar melakukan tindakan yang diinginkan. Selain itu, saraf tepi juga menerima sensasi sensorik yang diinterpretasikan oleh otak, seperti rasa sakit dan panas.

“Bila saraf tersebut rusak, maka akan muncul gejala seperti kesemutan, kebas, kram dan kelemahan otot. Kondisi ini yang disebut neuropati,” jelas dr. Nitish.

Berbagai gejala kerusakan saraf tepi atau neuropati tersebut bisa dipicu oleh berbagai hal, termasuk penggunaan gadget yang berlebihan.

Penggunaan gadget dan kerusakan saraf tepi

Dikatakan oleh Fita Maulani selaku Sekretaris Jenderal Asosiasi Internet of Things Indonesia, survei APJII tahun 2017 menyatakan bahwa sekitar 50 persen pengguna aktif internet di Indonesia menggunakan ponsel pintar.

Bahkan, sebanyak 98,2 persen generasi milenial yang berusia 20-35 tahun menggunakan ponsel pintar rata-rata 7 jam sehari dan 79 persen di antaranya langsung memeriksa ponsel pintar 1 menit setelah bangun tidur. Di balik fenomena tersebut, Fita mengatakan bahwa penggunaan gadget tersebut bisa berdampak pada kesehatan.

“Perkembangan teknologi yang ditunjukkan oleh adanya gadget memang memberikan banyak kemudahan. Tapi, penggunaan gadget yang berlebihan juga bisa berisiko terhadap kesehatan Anda,” jelasnya pada acara “Love Your Nerve with Neurobion” yang digelar di Hermitage, Jakarta Selatan pada Rabu (27/3).

Hal ini turut diamini oleh Dr. Manfaluthy Hamik, Sp. S(K) selaku Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Sarat Tepi PERDOSSI pusat. Menurutnya, tingginya intensitas penggunaan gadget memaksa tubuh sedikit membungkuk dan tangan dalam posisi yang sama dalam waktu lama, misalnya saat menggenggam gadget.

“Kebiasaan inilah yang kemudian menyebabkan sebagian besar pasien saya mengeluh nyeri dan terjadi kekakuan di leher dan pergelangan tangannya. Kondisi ini merupakan gejala dari kerusakan saraf tepi,” ucapnya.

Berangkat dari hal tersebut, Anie Rachmayani selaku Consumer Health Associate Director of Marketing, PT P&G PHCI Indonesia, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mewujudkan masyarajat yang sehat dan dapat menjalani hidup berkualitas dengan mengajak masyarakat untuk merawat sarafnya.

“Secara kontinu, kami mendorong masyarakat agar selalu waspada dengan risiko neuropati melalui deteksi dini dan konsumsi rutin vitamin neurotropik,” ujarnya.

Dengan berbagai bahaya dari kerusakan saraf tepi seperti yang telah dijelaskan di atas, ada baiknya Anda mengetahui berbagai upaya yang perlu dilakukan untuk pencegahan dini.

Mencegah kerusakan saraf tepi

Berdasarkan keterangan dari Dr. Manfaluthy, bagian tubuh pengguna gadget yang berisiko terkena neuropati adalah jari tangan karena dapat menyerang saraf tangan hingga menyebabkan kesemuran atau kebas, hingga rasa nyeri yang menetap.

Menurutnya, pencegahan dan pengobatan dini neuropati sangat penting untuk dilakukan mengingat kerusakan saraf bersifat irreversible atau menyebabkan perubahan bentuk dan fungsi, terutama bila kehilangan serabut saraf lebih dari 50 persen.

Untuk mencegah hal tersebut, Anda daoat berolahraga secara rutin dan mengonsumsi vitamin B yang dapat membantu regenerasi saraf. Selain itu, penggunaan gadget sebaiknya tidak dilakukan secara terus-menerus. Ada baiknya Anda beristirahat setiap 30 menit untuk melakukan peregangan.

Sebab, sebuah penelitian yang dilakukan Dr. Manfaluthy membuktikan bahwa 1 dari 2 orang berusia 30 tahun mengalami gejala neuropati, dan 1 dari 4 orang berusia di bawah 30 tahun merasa kebas atau kesemutan. Penyebabnya adalah aktivitas sehari-hari yang terkait dengan pekerjaan atau sosial.

Namun, bila Anda telanjur mengalami gejala kerusakan saraf tepi seperti yang telah dijelaskan di atas, Dr. Manfaluthy menyarankan Anda untuk melakukan deteksi dini. Jadi, jika muncul gejala awal seperti kesemutan yang tak kunjung hilang dan rasa kebas, segera temui dokter untuk mendapatkan tindakan yang tepat, dan kurangi penggunaan gadget yang juga dapat memperparah kondisi Anda.

[RVS]

GadgetSarafNeuropatiliputankelemahan ototSaraf TepiNeuropati DiabetikumKesemutan

Konsultasi Dokter Terkait