Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakKesehatan AnakCara Bedakan Autisme dan Sikap Manja pada Anak
Kesehatan Anak

Cara Bedakan Autisme dan Sikap Manja pada Anak

Krisna Octavianus Dwiputra, 02 Apr 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Anak dengan autisme mewujudkan sikap manja dengan cara yang tidak terduga. Kenali perbedaannya, agar Anda tak salah sangka.

Cara Bedakan Autisme dan Sikap Manja pada Anak

Sudah menjadi hal yang lumrah bila seorang anak bersikap manja. Di satu sisi, sikap seperti ini memang dibutuhkan untuk meraih perhatian orang tua. Namun di sisi lain, sikap manja pada anak ternyata juga bisa menjadi pertanda adanya gangguan autisme. Hal ini khususnya jika sikap manja si Kecil cenderung diiringi dengan kemarahan, teriakan, dan tidak peduli terhadap kondisi sekitar.

Tidak dimungkiri, membedakan sikap anak manja yang biasa dan gejala autisme bukanlah perkara mudah. Sebagaimana dikatakan dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, dibutuhkan pemeriksaan oleh beberapa dokter ahli, di antaranya dokter spesialis anak dan psikiater untuk dapat memastikan hal tersebut.

“Selain itu, kondisi seperti itu juga tak dapat langsung diketahui hanya dengan sekali pemeriksaan," tegas dr. Theresia.

Kendati demikian, ada beberapa hal yang bisa dijadikan acuan untuk membedakan sikap manja yang normal dan pertanda autisme. Beberapa hal tersebut, antara lain:

  1. Dilakukan tiba-tiba

Seorang anak yang normal biasanya akan melakukan sikap manja sebagai reaksi terhadap sebuah penolakan akan hal yang mereka inginkan, atau saat terganggu oleh teman sebayanya. Sementara itu, anak dengan autisme cenderung bersikap manja sebagai akibat dari tantangan sensorik yang dihadapi, misalnya terlalu banyak paparan cahaya, suara, atau panas, pakaian tidak nyaman atau bau aneh.

  1. Perilaku berulang tapi tidak disengaja

Seorang anak dengan autisme akan melakukan gerakan berulang (repetitif) tanpa menyadari tindakan tersebut sepenuhnya. Contoh, seorang anak dengan autisme akan membuka dan menutup pintu secara berulang-ulang karena memosisikan mata untuk mengawasi pergerakan pintu.

  1. Bertingkah laku tidak sesuai usia

Ketika seorang anak berusia 12 tahun tidak bisa berhenti menjawab sebuah pertanyaan, atau bersikeras untuk terus-menerus membicarakan karakter sebuah game, kemungkinan dirinya adalah pengidap autisme. Pasalnya, gangguan tersebut berhubungan dengan perilaku impulsif dan minat yang tidak sesuai dengan usia.

  1. Tidak peduli dengan sekitar

Anak dengan autisme cenderung akan bertindak sesuai dengan keinginan diri, tanpa peduli kondisi yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, anak dengan kondisi tersebut akan duduk di bawah meja, naik ke bangku, berlari di tempat yang tidak seharusnya tanpa rasa malu dan peduli terhadap kondisi sekitar.

  1. Tidak paham reaksi orang lain

Autisme bisa membuat seorang anak tidak bisa merespons reaksi yang datang pada dirinya dengan baik. Sebagai akibatnya, mereka mampu berbicara panjang lebar, meski lawan bicaranya meminta untuk berhenti karena tidak tertarik lagi.

  1. Bersifat pasif

Anak dengan autisme lebih memilih untuk menarik diri dari sebuah kelompok, ketimbang menyuarakan apa yang dibutuhkannya. Karena itu, mereka sangat membutuhkan bantuan dari orang lain, khususnya saat berbicara untuk menyampaikan pendapat. Keadaan ini umumnya terjadi pada anak perempuan, meski tak menutup kemungkinan untuk dialami juga oleh anak laki-laki.

Membedakan sikap manja pada anak normal dan pertanda autisme bukanlah hal yang mudah. Butuh pemeriksaan yang mendalam dan dilakukan berkali-kali untuk bisa benar-benar memastikannya. Jika Anda curiga si Kecil memiliki perilaku yang berkaitan erat dengan autisme, sebaiknya segera kunjungi dokter atau psikiater untuk pemeriksaan lebih lanjut.

(NB/ RVS)

pola asuhAnakAnak Dengan AutismemanjaPasifhari peduli autisme seduniaAutisme

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter