HomeInfo SehatKesehatan Umum4 Manfaat Olahraga Aerobik untuk Kesehatan Otak
Kesehatan Umum

4 Manfaat Olahraga Aerobik untuk Kesehatan Otak

Krisna Octavianus Dwiputra, 01 Apr 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kesehatan otak juga perlu dijaga, apalagi ketika memasuki usia lanjut. Cobalah olahraga aerobik untuk menjaga kesehatan otak.

4 Manfaat Olahraga Aerobik untuk Kesehatan Otak

Tidak ada yang bisa menyangsikan manfaat dari olahraga yang sungguh luar biasa, apalagi bagi Anda yang sudah tidak muda lagi. Salah satu jenis olahraga yang bisa diandalkan adalah aerobik yang ternyata bermanfaat untuk menjaga kesehatan otak.

Semakin tua usia Anda, salah satu organ tubuh yang menurun fungsinya adalah otak. Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, jika Anda ingin otak tetap sehat saat tua, sebaiknya berolahragalah secara rutin.

"Beberapa area di otak mulai dari bagian depan (frontal), sisi kiri dan kanan (temporal dan parietal), bagian belakang (oksipital), dan otak kecil (serebelum) mengalami pengurangan ukuran di usia tua. Memasuki usia 40 tahun, ukuran otak berkurang hingga 5 persen tiap 10 tahun. Berkurangnya volume otak tersebut kemudian diikuti penurunan fungsi," ujar dr. Sepri.

Pikun adalah penurunan fungsi otak yang paling sering terjadi ketika usia semakin tua. Pada akhirnya, kondisi itu mungkin dapat mengurangi kualitas hidup Anda. Tak perlu cemas. Hal tersebut bisa diantisipasi dengan olahraga secara rutin.

Olahraga aerobik untuk kesehatan otak

Melansir dari Livestrong, gagasan bahwa olahraga bisa menyehatkan otak bukanlah hal baru. Sebuah artikel yang diterbitkan dalam The Boston Medical and Surgical Journal pada 1887 menyatakan bahwa olahraga dapat berkontribusi pada pertumbuhan otak dan perkembangan mental.

Di sisi lain, menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Australia dan dimuat dalam jurnal Neuroimage, olahraga jenis aerobik ternyata secara signifikan dapat mempertahankan dan menambah volume otak, khususnya bagian hipokampus.

Dijelaskan oleh dr. Sepri, hipokampus sendiri adalah bagian otak yang berperan penting untuk menyimpan memori dan mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Berikut ini adalah manfaat olahraga aerobik bagi kesehatan otak Anda:

Selanjutnya

1. Mengurangi peradangan otak 

Peradangan kronis yang meluas di tubuh berkontribusi terhadap perkembangan penyakit seperti radang sendi, diabetes, penyakit jantung dan kanker. Kondisi ini kemudian dapat memengaruhi otak hingga menyebabkan fungsi kognitif terganggu, seperti gangguan kognitif ringan dan Alzheimer.

Namun, latihan aerobik adalah alat yang ampuh untuk menekan peradangan di tubuh. Sebuah studi pada 2017 yang diterbitkan dalam Brain, Behavior, and Immunity menemukan bahwa latihan aerobik intensitas sedang selama 20 menit dapat menurunkan tanda-tanda peradangan pada 47 sukarelawan sehat yang menjadi objek penelitian.

Selain itu, para peneliti melakukan penelitian pada 2015 terhadap tikus yang kurang tidur dan diterbitkan dalam Journal of Inflammation. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa latihan aerobik secara teratur dapat menurunkan risiko peradangan di wilayah hipokampus tikus yang berkaitan dengan memori, pembelajaran, dan emosi.

Para peneliti menyimpulkan bahwa olahraga memiliki efek neuroprotektif yang dapat melawan peradangan hipokampus akibat kurang tidur. Meski demikian, bukan berarti tidak masalah untuk tidur lebih sedikit selama Anda berolahraga. Sebab tidur justru memainkan peran utama dalam pemrosesan memori.

2. Meningkatkan metabolisme glukosa di otak

Otak menggunakan sekitar 50 persen energi glukosa dalam tubuh dan otak bergantung pada metabolisme glukosa untuk dapat berfungsi secara optimal. Kelainan metabolisme glukosa di otak dapat memengaruhi sejumlah gangguan neurologis dan kejiwaan, termasuk penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.

Namun, menurut hasil studi pada 2017 yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer's Disease, olahraga intensitas sedang yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan metabolisme glukosa di otak. Studi ini melibatkan 93 orang dewasa usia paruh baya yang berisiko genetik tinggi terhadap penyakit ini.

Peneliti mengukur aktivitas harian partisipan menggunakan akselerometer yang mendeteksi aktivitas ringan, sedang dan berat, serta kemudian menganalisis data yang berhasil dikumpulkan.

Para peneliti menemukan bahwa aktivitas intensitas sedang berkaitan dengan peningkatan metabolisme glukosa. Selain itu, mereka yang melakukan aktivitas sedang selama lebih dari 68 menit setiap hari menunjukkan metabolisme yang lebih baik daripada mereka yang menghabiskan lebih sedikit waktu berolahraga.

Selanjutnya

3. Meningkatkan integritas materi putih di otak

Materi putih di otak bertugas menghubungkan berbagai wilayah otak, sehingga seluruhnya dapat berkomunikasi. Serat saraf yang tercakup dalam isolasi listrik yang disebut mielin membuat komunikasi ini cepat dan efisien, sehingga Anda dapat memproses informasi dengan cepat dan mempelajari hal-hal baru dengan lebih cepat.

Ketika pembentukan mielin baru melambat atau berhenti akan memengaruhi fungsi kognitif, yang kemudian juga bisa dikaitkan dengan gangguan psikologis, termasuk depresi dan skizofrenia.

Berita baiknya adalah produksi mielin dapat dirangsang melalui latihan fisik. Sebuah studi pada 2016 dalam Journal of Alzheimer's Disease meneliti korelasi antara kebugaran kardiorespirasi dan integritas materi putih.

Mereka menemukan bahwa tingkat kebugaran kardiovaskular yang lebih tinggi berkorelasi dengan peningkatan integritas materi putih dan kinerja kognitif yang lebih baik di antara peserta dengan gangguan kesehatan yang ringan.

4. Meningkatkan volume hipokampus

Hipokampus adalah pusat pembelajaran, memori, dan emosi di otak, yang cenderung menyusut seiring bertambahnya usia. Hilangnya volume dalam hipokampus dapat menyebabkan memori verbal dan kemampuan belajar terganggu.

Sebuah studi pada 2015 yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine mengungkapkan bahwa olahraga aerobik secara teratur tampaknya meningkatkan volume hipokampus pada wanita, yang lebih berisiko mengalami penyusutan hipokampus daripada pria.

Dalam studi tersebut, 86 perempuan antara usia 70 sampai 80 tahun dengan kemungkinan gangguan kognitif ringan secara acak ditugaskan untuk menjalani enam minggu program pelatihan aerobik, pelatihan resistensi, atau pelatihan keseimbangan.

Pemindaian MRI sebelum dan sesudah program menunjukkan peningkatan volume hipokampus kiri, kanan, dan total yang signifikan pada kelompok pelatihan aerobik.

Setelah menyimak penjelasan di atas, kini Anda telah mengetahui berbagai manfaat olahraga aerobik untuk kesehatan otak. Beberapa jenis latihan aerobik yang bisa Anda lakukan adalah jalan kaki, joging, bersepeda, dan berenang. Tunggu apa lagi? Yuk, jaga kesehatan otak Anda hingga lansia dengan olahraga rutin!

[NP/ RVS]

MemoriKesehatan otakLansiaOlahragaOtakaerobikDepresi

Konsultasi Dokter Terkait