HomePsikologiKesehatan MentalPhubbing, Berkaitan dengan Gangguan Mental?
Kesehatan Mental

Phubbing, Berkaitan dengan Gangguan Mental?

dr. Sara Elise Wijono MRes, 29 Mar 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Terpaku dengan handphone dan mengabaikan sekitar alias phubbing konon berkaitan dengan gangguan mental. Benarkah demikian?

Phubbing, Berkaitan dengan Gangguan Mental?

Pernahkah Anda mendengar istilah phubbing? Itu merupakan suatu istilah yang baru muncul belakangan ini, digunakan untuk menggambarkan keadaan mengacuhkan orang lain demi menggunakan handphone. Meski istilah ini belum dikenal luas, namun pasti banyak dari Anda yang sudah melakukannya tanpa disadari.

Coba Anda perhatikan ketika berkumpul bersama teman di restoran. Anda dan teman-teman mungkin akan asik bermain handphone daripada saling bercengkrama. Hal ini lumrah, apalagi di zaman sekarang. Tak heran, menurut sebuah penelitian tahun 2016, lebih dari 17% orang melakukan phubbing setidaknya 4 kali dalam sehari.

Phubbing tanda kecanduan

Penelitian tersebut bahkan mengatakan bahwa phubbing merupakan suatu pertanda dari kecanduan smartphone. Ini bukanlah fenomena sepele, sebab kecanduan smartphone memiliki efek yang sama pada otak layaknya kecanduan heroin dan obat-obatan terlarang lainnya.

Bahkan, pemblokiran sosial media secara mendadak pada mereka yang sering menggunakannya dapat menimbulkan gejala serupa dengan sakau pada pecandu alkohol atau obat-obatan.

Lebih dari itu, efek buruk phubbing tak hanya berdampak bagi pelaku, tapi juga korbannya. Kebanyakan korban dari phubbing malah akan bereaksi dengan menggunakan handphone miliknya sendiri. Rasa “terluka” akibat diacuhkan akan mendorong korban phubbing untuk menggunakan handphone miliknya, untuk mengakses sosial media agar mereka merasa lebih ikut serta dalam interaksi walaupun di dunia maya.

Efek tersebut sangat mengkhawatirkan, terutama apabila pelaku phubbing adalah anak-anak dan remaja, mengingat otak dan kemampuan sosial mereka masih dalam tahap perkembangan.

Saat ini, diperkirakan 87% remaja lebih nyaman berkomunikasi melalui pesan daripada secara langsung. Padahal, hubungan otentik dan komunikasi langsung, di mana seseorang dapat menunjukkan karakter dan jati dirinya merupakan kunci dari kesehatan mental remaja.

Bisa terjadi pada segala jenjang usia

Tak terbatas pada orang dewasa, phubbing juga memberikan dampak mengerikan pada jenjang usia lainnya. Pasalnya, secara umum phubbing akan menimbulkan efek buruk pada hubungan Anda, baik pada hubungan pernikahan, percintaan, atau pertemanan.

Hal ini berkaitan dengan efek negatif yang ditimbulkan pada kualitas percakapan, kedekatan, dan koneksi dengan orang di sekitar Anda. Sehingga, penggunaan handphone dapat secara langsung memengaruhi hubungan antarmanusia.

Penelitian menyebut, setidaknya ada 70% pasangan yang mengakui bahwa penggunaan handphone mampu menimbulkan gangguan interaksi pada kedua belah pihak. Ini karena menggunakan handphone secara berlebihan saat sedang bersama pasangan akan menyebabkan penurunan kualitas hubungan. Bahkan, kebiasaan phubbing juga turut menimbulkan rasa tidak puas terhadap pernikahan Anda.

Tak berhenti di situ, kebiasaan phubbing juga meningkatkan resiko timbulnya depresi. Hal ini berhubungan dengan rasa tidak puas terhadap hubungan dan hidup, sebagai akibat dari rasa diacuhkan. Tanpa disadari, kebiasaan menggunakan handphone di saat-saat tidak tepat menimbulkan dampak besar dalam kehidupan pribadi.

Kegiatan yang tergolong phubbing

Kegiatan apa saja yang dapat dikategorikan sebagai phubbing? Sebenarnya cukup beragam, termasuk melihat handphone saat sedang melakukan pembicaraan, mengecek handphone saat pembicaraan sedang terhenti, bahkan memotong pembicaraan untuk menggunakan handphone juga termasuk sebagai phubbing. Umumnya, orang akan menggunakan handphone untuk melihat isi sosial medianya, mengunggah swafoto, mengirim pesan, atau bermain game

Semua kegiatan yang termasuk sebagai phubbing akan membuat Anda merasa kurang terhubung dengan pasangan bicara, serta menyebabkan pembicaraan terasa kurang bermakna. Sebuah studi tahun 2012 bahkan menemukan bahwa adanya handphone saat melakukan pembicaraan, meski tidak digunakan, sudah cukup untuk membuat orang merasa kurang terhubung satu dengan lainnya.

Nah, rasanya sudah saatnya Anda mengoreksi diri terkait kebiasaan menggunakan handphone. Jangan sampai hadirnya handphone malah menjauhkan yang dekat, bukan mendekatkan yang jauh. Anda tak ingin hubungan dengan orang sekitar menjadi kurang baik, bahkan rusak, karena kebiasaan phubbing, bukan?

(NB/ RVS)

Gangguan MentalSosial MediahandphoneHPkesehatan mentalphubbing

Konsultasi Dokter Terkait