HomeGaya hidupDiet dan NutrisiKenali Perbedaan Gangguan Makan Bulimia dan Anoreksia
Diet dan Nutrisi

Kenali Perbedaan Gangguan Makan Bulimia dan Anoreksia

dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, 15 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Anoreksia dan bulimia adalah dua gangguan makan berbeda yang sering dianggap sama. Yuk, kenali bedanya bulimia dan anoreksia agar Anda tidak lagi salah sangka.

Kenali Perbedaan Gangguan Makan Bulimia dan Anoreksia

Bulimia dan anoreksia merupakan kelainan makan yang menyebabkan penderitanya menjadi sangat kurus, bahkan kekurangan gizi. 

Bulimia dan anoreksia adalah dua kondisi yang mirip. Meski begitu, ada perbedaan mendasar antara kedua kondisi tersebut. Bahkan, bukan tidak mungkin jika seseorang mengalami bulimia dan anoreksia secara bersamaan.

Yuk, kenali bedanya bulimia dan anoreksia agar Anda tidak salah kaprah dengan kondisi tersebut.

Mengenal Anoreksia

Anoreksia sering kali melibatkan kondisi emosional, citra tubuh yang tidak realistis, dan rasa takut berlebihan akan kenaikan berat badan. 

Anoreksia biasanya berawal dari distorsi gambaran tubuh yang terjadi akibat trauma emosional, depresi, atau ansietas.

Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin kehilangan sejumlah besar berat badan dan menunjukkan karakteristik perilaku anoreksia yang khas. Namun, orang tersebut tidak memiliki berat badan atau indeks massa tubuh (BMI) di bawah rata-rata. Dalam medis, kondisi ini disebut anoreksia nervosa atipikal.

Anoreksia nervosa sering muncul pada masa remaja atau dewasa muda. Penelitian menunjukkan, gangguan makan ini lebih mungkin terjadi pada orang transgender daripada cisgender.

Gejala fisik anoreksia meliputi penurunan berat badan drastis, insomnia, dehidrasi, konstipasi, kelemahan dan kelelahan, pusing dan pingsan, rambut rontok, kulit kering dan kekuningan, tidak dapat menahan dingin, tidak menstruasi, serta detak jantung tidak teratur. 

Dari segi perilaku, orang dengan anoreksia dapat menunjukkan gejala-gejala seperti berikut:

  • Melewatkan waktu makan 
  • Berbohong tentang jumlah porsi makanan yang dikonsumsi
  • Hanya mengonsumsi makanan rendah kalori
  • Selalu menganggap tubuh mereka tidak proporsional
  • Berusaha menyembunyikan tubuh dengan pakaian berukuran besar
  • Menghindari makan di depan orang lain
  • Menghindari suasana yang mengekspos tubuh, seperti di pantai.
  • Olahraga berlebihan.

Penderita anoreksia juga bisa mengalami gejala emosional, seperti rasa percaya diri yang rendah, mudah tersinggung, mood sering berubah-ubah, isolasi sosial, depresi, dan kecemasan.

Artikel Lainnya: Gangguan Makan Bisa Pengaruhi Kesuburan, Benarkah?

Apa Bedanya dengan Bulimia?

Ada perbedaan utama antara anoreksia dan bulimia. Orang dengan anoreksia cenderung mengadopsi pola makan ekstrem. Mereka mungkin akan membatasi makanan sampai tingkat yang dapat menyebabkan kekurangan gizi, bahkan kematian.

Beberapa orang dengan anoreksia juga melakukan olahraga secara berlebihan. Jika orang dengan anoreksia sudah sudah kekurangan gizi, olahraga berlebihan dapat menyebabkan pingsan atau mengalami efek samping yang berpotensi menimbulkan komplikasi penyakit. 

Di sisi lain, penderita anoreksia mungkin memuntahkan makanan yang telah dikonsumsi atau minum obat pencahar guna ‘memaksa’ menurunkan berat badan.

Lain halnya dengan bulimia. Pada gangguan makan bulimia, mereka yang mengalaminya akan melewati episode pesta makan yang diikuti dengan proses 'pembersihan'. 

Penderita bulimia akan mengonsumsi makanan secara berlebihan untuk kemudian dikeluarkan kembali lewat muntahan atau obat pencahar. 

Orang dengan bulimia juga mungkin akan melakukan pemberian enema melalui anus, dengan tujuan menghilangkan kalori yang dikonsumsi.

Artikel Lainnya: Anoreksia, Benarkah Lebih Sering Dialami Wanita?

Mana yang Lebih Berbahaya?

Secara umum, anoreksia dan bulimia adalah kondisi yang sama-sama berbahaya. Keduanya bisa mengancam nyawa, khususnya jika terjadi secara berkelanjutan atau tidak segera ditangani dengan baik. 

Oleh karena itu, jika Anda memiliki kenalan yang mengalami anoreksia atau bulimia, sebaiknya segera tawarkan bantuan agar mereka bisa segera terbebas dari kondisi tersebut.

Ada pula beberapa hal yang bisa Anda anjurkan untuk dilakukan oleh penderita bulimia agar mereka bisa terlepas dari kondisi yang dialaminya, yaitu:

  • Konseling untuk membantu memperbaiki ketidakseimbangan nutrisi dan menjaga berat badan yang sehat
  • Perawatan medis untuk komplikasi fisiologis gangguan makan, seperti anemia atau refluks asam lambung
  • Kelompok pendukung untuk memanfaatkan terapi pengalaman orang lain, seperti cognitive behavioral therapy (CBT), atau desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata (EMDR) agar dapat mengatasi trauma
  • Mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter untuk mengatasi masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan
  • Rawat inap, khususnya jika penderita memiliki pikiran untuk bunuh diri atau memiliki masalah kesehatan yang fatal.

Meski sama-sama gangguan makan, bulimia dan anoreksia memiliki gejala yang berbeda. Jika Anda menemukan orang terdekat mengalaminya, segera ajak untuk periksa ke dokter sebagai bentuk dukungan.

Anda juga bisa melakukan konsultasi kepada dokter mengenai bulimia dan anoreksia melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter. Lewat layanan tersebut, Anda juga dapat mencari tahu lebih lanjut tentang bedanya bulimia dan anoreksia.

(NB/JKT)

Gangguan MakanBulimiaAnoreksia

Konsultasi Dokter Terkait