Kehamilan

Setelah Sterilisasi, Bisakah Hamil Lagi?

dr. Atika, 26 Mei 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sterilisasi merupakan jenis kontrasepsi permanen. Apakah benar ini efektif mencegah kehamilan? Simak penjelasannya berikut.

Setelah Sterilisasi, Bisakah Hamil Lagi?

Banyak alasan yang membuat orang memutuskan untuk tidak ingin lagi memiliki anak. Mulai dari jumlah anak yang sudah cukup, pertimbangan ekonomi, budaya, usia, hingga masalah kesehatan. 

Mereka umumnya memilih jenis kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) yang lebih permanen, atau umum disebut KB steril.

Namun, memutuskan untuk menggunakan KB steril bisa saja bukan perkara mudah. Salah satu aspek yang membuat ragu, misalnya apakah setelah steril masih bisa hamil lagi atau terkait efek samping steril kandungan. 

Bila Anda masih ragu atau khawatir, maka tepat sekali untuk membaca artikel ini. Sebab, sebelumnya Anda perlu mendalami seluk beluk kontrasepsi yang satu ini. 

Ketahui Efek KB Steril

Saat ini, ada berbagai metode kontrasepsi yang dapat dipilih, tergantung pada tujuan Anda dan pasangan. Jika tidak ingin hamil atau memiliki keturunan lagi, Anda bisa memilih metode sterilisasi (KB steril).

Sterilisasi tidak hanya dilakukan pada wanita, tapi juga pada pria. Pada wanita, KB steril yang dapat dilakukan adalah implan tuba dan ligasi tuba (tubektomi). Sementara, pada pria dapat dilakukan prosedur vasektomi.

Sistem reproduksi wanita memiliki dua saluran penghubung antara indung telur dengan rahim, yang disebut tuba falopi. Tuba falopi berfungsi untuk membawa sel telur dari indung telur (ovarium) menuju ke rahim. 

Pada setiap satu siklus menstruasi (kurang lebih setiap satu bulan), indung telur akan melepaskan sel telur yang akan disalurkan lewat tuba falopi menuju rahim. Sel telur pun menunggu pembuahan ketika terdapat sperma (pasca berhubungan seksual).

Artikel lainnya: Jenis KB yang Aman untuk Penderita Diabetes 

Pada implan tuba, prosedur sterilisasinya dilakukan dengan memasukkan dua logam kecil ke tuba falopi. Logam kecil dimasukkan melalui vagina dan leher rahim (serviks), sehingga tidak membutuhkan tindakan operasi. 

Logam ini akan menimbulkan reaksi peradangan pada masing-masing tuba falopi, hingga pada akhirnya menimbulkan bekas luka atau jaringan parut.

Seiring berjalannya waktu, bekas luka ini dapat menutup saluran tuba falopi. Akibatnya, sel telur tidak dapat bergerak menuju rahim dan sperma pun tidak dapat masuk untuk membuahi sel telur.

Namun, sampai mencapai tiga bulan pasca prosedur implan, wanita tetap disarankan memakai alat kontrasepsi lain seperti kondom atau pil KB. Sebab, dikhawatirkan penutupan saluran tuba falopi belum sempurna.

Artikel lainnya: Penggunaan Pil KB Kombinasi Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Prosedur sterilisasi wanita yang kedua adalah ligase tuba. Pada ligasi tuba dibutuhkan tindakan operasi.

Ligasi tuba dilakukan dengan memotong atau mengikat saluran tuba falopi, sehingga dapat mencegah sel telur yang dilepaskan indung telur menuju ke rahim. 

Jadi, meskipun sperma pria masuk ke saluran reproduksi wanita, sel telur wanita tidak dapat dibuahi dan kehamilan tidak dapat terjadi.

Di sisi pria, vasektomi merupakan tindakan operasi dengan memotong atau mengikat saluran sperma. Tindakan ini bertujuan untuk menghentikan gerak sperma masuk ke dalam air mani pria. 

Dengan begitu, saat ejakulasi, air mani pria tidak mengandung sperma dan tidak mampu membuahi sel telur wanita.

Apakah Setelah Steril Bisa Hamil Lagi?

Anda pastinya bertanya-tanya mengenai kemungkinan hamil setelah steril, atau apakah setelah steril bisa hamil lagi. 

Tingkat keberhasilan strerilisasi pada wanita hampir mencapai 100 persen dalam mencegah kehamilan. Meskipun begitu, menurut studi, kegagalan implan tuba dinyatakan lebih besar dibandingkan ligase tuba. 

Sekitar 96 wanita dari total 1.000 wanita kembali hamil pasca menjalani implan tuba. Sementara itu, hanya 2-10 orang dari total 1.000 wanita hamil setelah menjalani ligasi tuba.

Kehamilan setelah implan tuba dapat disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya, hanya satu tuba falopi yang berhasil ditutup, pemasangan implan kurang baik, atau kehamilan yang terjadi sebelum pemasangan implan.

Artikel lainnya: Metode-metode Kontrasepsi Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Selain itu, bisa juga karena tidak menggunakan alat kontrasepsi pendukung saat proses penutupan tuba falopi belum sempurna.

Adapun kehamilan yang terjadi setelah ligasi tuba dapat disebabkan jaringan tuba falopi yang kembali tumbuh serta saling menyatu. Penyebab lainnya adalah tindakan operasi yang kurang memadai.

Sedangkan, tingkat keberhasilan vasektomi mencapai 99 persen. Hanya kurang dari 1, dari total 100 wanita yang hamil setelah satu tahun pasangannya menjalani prosedur vasektomi.

Vasektomi berhasil dengan memastikan tidak ada sperma dalam cairan mani. Selama belum dapat dipastikan, pria tetap membutuhkan kontrasepsi pendukung. Jika tidak, tentu saja dapat berisiko menyebabkan kehamilan.

Bila disimpulkan sterilisasi pada wanita dan pria tetap memiliki risiko kehamilan akibat beberapa hal yang sudah dijelaskan. 

Lain halnya bila Anda dan pasangan kembali ingin memiliki keturunan setelah sterilisasi, maka tindakan operasi pengembalian dapat dilakukan. Dengan tindakan operasi penyambungan tuba atau saluran sperma, maka setelah steril bisa hamil lagi.

Namun, alangkah baiknya bila sebelum memutuskan, Anda sudah memiliki keputusan yang benar-benat bulat. 

Sebelum memutuskan untuk memperoleh KB steril, pastikan Anda sudah mempertimbangkan dengan matang. Diskusikanlah dengan pasangan sebaik-baiknya untuk menentukan langkah yang akan dilakukan. 

Jika Anda masih punya pertanyaan mengenai sterilisasi, jangan ragu konsultasi dengan dokter via di aplikasi KlikDokter.

[RS]

SterilisasiAlat KontrasepsiKBvasektomi

Konsultasi Dokter Terkait