Ginjal dan Saluran Kemih

Mana yang Lebih Bahaya, Batu Ginjal atau Batu Kandung Kemih?

Ayu Maharani, 21 Mar 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sama-sama bisa menyumbat urine, tetapi antara batu ginjal dan batu kandung kemih, mana yang lebih berbahaya?

Mana yang Lebih Bahaya, Batu Ginjal atau Batu Kandung Kemih?

Mungkin karena penyakit batu ginjal terdengar lebih familiar ketimbang batu kandung kemih, inilah kenapa banyak orang yang menganggap batu ginjal lebih berbahaya. Kesimpulan tersebut tidak benar. Jadi, dari sudut pandang medis, mana yang lebih berbahaya: batu ginjal atau batu kandung kemih?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ketahui dulu hal-hal yang menyebabkan pengendapan dan pengkristalan di dalam ginjal dan kandung kemih.

Untuk batu ginjal, dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter mengatakan bahwa kondisi tersebut terjadi ketika ada sisa pembuangan dari zat-zat dalam darah yang melewati proses penyaringan di ginjal. Akhirnya, penumpukan “limbah” di dalam ginjal tersebut lama-kelamaan memicu pengkristalan yang berujung pada pembentukan batu di dalam ginjal (batu ginjal).

Adanya sisa-sisa zat di dalam ginjal hingga akhirnya memicu pembentukan batu. Hal ini tentu tak terjadi dengan sendirinya. Orang-orang yang kurang minum air putih, terlalu sering minum minuman berkafein dan minuman bersoda, serta konsumsi kalsium dan vitamin C berlebihan biasanya lebih rentan mengalami batu ginjal.

Sementara itu, pembentukan batu di dalam kandung kemih disebabkan oleh pengosongan kandung kemih yang kurang baik, sehingga urine tertinggal di dalam kandung kemih. Nah, sisa urine yang mengandung mineral tersebut akhirnya semakin pekat, memadat, mengkristal, serta membentuk batu kandung kemih.

Orang-orang yang mengalami pembesaran prostat, kurang minum air putih, dan memiliki kerusakan saraf sehingga kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih menjadi tersendat, biasanya berisiko tinggi untuk terkena batu kandung kemih.

Batu ginjal vs batu kandung kemih, mana yang lebih berbahaya?

Menurut keterangan dari dr. Alvin Nursalim, SpPD, dari KlikDokter, pada dasarnya baik batu ginjal maupun batu kandung kemih sama-sama membahayakan kelangsungan hidup Anda. Hanya saja, keduanya memiliki komplikasi yang berbeda.

Batu ginjal yang dialami sekian tahun akan memberikan efek jangka panjang berupa gagal ginjal. “Sebab, batu ginjal akan menyumbat urine terus-menerus, sehingga menciptakan tekanan yang terlalu kuat dan berujung pada rusaknya fungsi organ tersebut alias gagal ginjal,” jelas dr. Alvin.

Gagal ginjal itu sendiri juga akan menimbulkan perasaan nyeri di bagian perut tengah. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit tersebut akan sangat mengganggu aktivitas Anda.

Pada kasus batu kandung kemih, batu tersebut akan menyumbat aliran urine menuju saluran uretra, sehingga memicu terjadinya infeksi kandung kemih. Nah, kalau itu sudah telanjur terjadi, penderitanya akan mengalami nyeri perut bawah dan tidak nyaman saat buang air kecil.

“Jika iritasi atau infeksi itu berulang, risikonya bukan sekadar nyeri yang tak hilang-hilang, melainkan kanker kandung kemih,” dr. Alvin menegaskan.

Kanker kandung kemih tercipta karena adanya pertumbuhan sel abnormal di dalam kandung kemih akibat infeksi yang berulang. Infeksi kandung kemih itu sendiri lebih sering terjadi pada wanita karena salura uretranya lebih pendek dan mulut uretranya dekat dengan anus. Itu berarti, risiko wanita untuk mengalami kanker kandung kemih juga lebih tinggi. Bahkan, berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer (IARC), tercatat bahwa 1,9 persen kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker kandung kemih.

Jadi, mana yang lebih berbahaya antara batu ginjal atau batu kandung kemih? Keduanya sama-sama berbahaya dan memiliki konsekuensi komplikasi penyakit yang jauh lebih serius. Oleh karena itu, hindari keduanya sekaligus risiko komplikasinya dengan cara menerapkan pola hidup sehat, banyak minum air putih, serta tidak sering menahan kencing.

(RN/ RVS)

kandung kemihGagal GinjalurineginjalBatu GinjalBatu Kandung KemihKanker Kandung KemihInfeksi Kandung Kemih

Konsultasi Dokter Terkait