Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatKesehatan UmumGangguan Makan Nokturnal, Penyebab Orang Makan Saat Tidur
Kesehatan Umum

Gangguan Makan Nokturnal, Penyebab Orang Makan Saat Tidur

Ayu Maharani, 20 Mar 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Gangguan tidur tidak hanya insomnia atau mendengkur. Ada pula gangguan makan nokturnal. Kondisi apa pula ini?

Gangguan Makan Nokturnal, Penyebab Orang Makan Saat Tidur

Bermimpi dan mengingau merupakan dua hal yang kerap dialami oleh orang-orang saat tertidur. Lalu, bagaimana jika sampai menyebabkan seseorang berjalan ke meja makan atau dapur, lalu makan saat tidur? Ini benar-benar bisa terjadi, lho! Dalam dunia medis, kondisi ini disebut sebagai gangguan makan nokturnal atau nocturnal eating disorder.

Gangguan makan nokturnal merupakan kondisi yang melibatkan timbulnya episode perilaku makan atau minum yang tak terkendali saat seseorang dalam keadaan tidur. Beberapa ahli menganggapnya bukan gangguan makan, melainkan masuk dalam kategori parasomnia, yaitu gangguan tidur yang terjadi ketika otak merespons atau terstimulasi pada fase rapid eye movement (REM). Gangguan ini juga diketahui berkaitan dengan aktivitas berjalan sambil tidur (sleepwalking).

Sleepwalking dan gangguan makan nokturnal

Orang yang mengalami gangguan makan nokturnal biasanya setengah sadar, atau bahkan sepenuhnya tidak sadar, saat mempersiapkan dan mengonsumsi makanan di depannya. Sehingga, keesokan harinya orang tersebut kemungkinan besar tidak mengingat apa yang dilakukannya semalam.

Gangguan makan nokturnal sering kali terjadi pada orang dengan riwayat berjalan sambil tidur atau sleepwalking. Inilah yang menjadikan keduanya berkaitan.

Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, sleepwalking atau dalam istilah medisnya somnabulisme sebenarnya lebih sering dialami oleh anak-anak. Meski begitu, orang dewasa pun dapat mengalaminya.

“Sayangnya, hingga kini belum diketahui pasti apa yang membuat seseorang bisa mengalami gangguan tidur berjalan. Namun, beberapa hal seperti depresi, gangguan obsesif impulsif, kurang tidur, kelelahan berat, stres atau cemas berlebih, hingga penggunaan narkoba dan minuman beralkohol bisa meningkatkan risikonya,” kata dr. Dyah menjelaskan.

Untuk gangguan makanan nokturnal itu sendiri, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita berusia muda. Jika tengah mengonsumsi obat tidur hipnotik, antidepresan, atau obat antipsikotik, maka kemungkinan untuk mengigau level berat seperti itu akan meningkat. Wanita yang sebelumnya memiliki gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia rentan juga mengalami gangguan makan ini.

Gangguan makan nokturnal tak boleh dianggap lucu

Gangguan makan ini termasuk berbahaya karena penderitanya dapat mencederai diri saat mempersiapkan makanannya. Misalnya kemungkinan terluka saat sedang memotong makanan, memegang panci panas, meneguk cairan pembersih dapur karena dikira botol minum, dan lain-lain.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami beberapa kali episode gangguan makan nokturnal, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Beberapa jenis pemeriksaan yang mungkin diperlukan antara lain:

  • Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui riwayat kesehatan yang bisa memicu.
  • Meninjau kebiasaan atau pola tidur sehari-hari.
  • Melakukan polisomnografi untuk memantau aktivitas saat tertidur, termasuk gelombang otak, pola pernapasan, denyut jantung, gerakan mata, dan gerakan tubuh.
  • Mengatur kembali pengobatan yang dapat menjadi pencetus. Obat-obatan antidepresan atau obat tidur hipnotik yang sebelumnya Anda minum mungkin akan diganti, dikurangi dosisnya, atau bahkan dihentikan.
  • Mengatasi gangguan tidur yang sebelumnya sudah alami, misalnya sleepwalking atau obstructive sleep anea. Biasanya, ketika dua gangguan tidur dihentikan, gangguan makan nokturnal otomatis juga terhenti.
  • Memberikan obat-obatan lain yang menekan gangguan tersebut. Jenis obatnya bergantung dari faktor pencetusnya. 

Orang-orang yang berada di sekitar penderita gangguan makan nokturnal sebaiknya juga mendapat edukasi untuk membantu penyembuhannya. Minimal, saat gangguan tersebut kambuh, Anda bisa membawa penderita kembali ke tempat tidur tanpa harus membangunkannya.

Penderita juga sebaiknya menerapkan pola makan seimbang (tidak melakukan diet ekstrem) dan mengelola stresnya dengan baik. Dengan cara ini diharapkan agar pada malam hari penderita tak merasa lapar berlebih dan cemas, sehingga memicu terjadinya sleepwalking dan makan saat tidur, atau gangguan makan nokturnal.

(RN/ RVS)

tidurMakan saat Tidurtidur berjalanMengigauGangguan MakanGangguan TidurGangguan Makan Nokturnal

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter