HomeGaya hidupDiet dan NutrisiYuk, Kenalan dengan Diet Volumetrics
Diet dan Nutrisi

Yuk, Kenalan dengan Diet Volumetrics

dr. Karin Wiradarma, 18 Mar 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Makan kenyang tetapi tetap langsing? Inilah yang ditawarkan oleh diet volumetrics. Yuk berkenalan lebih jauh dengan diet ini!

Yuk, Kenalan dengan Diet Volumetrics

Diet keto, diet mayo, diet Mediterian—ada banyak sekali metode diet populer untuk mendapatkan berat badan ideal. Salah satu yang juga banyak menjadi perbincangan adalah diet volumetrics. Pasalnya, diet ini diklaim mudah dilakukan, karena Anda bisa makan kenyang tapi tetap langsing. Kok, bisa?! Mari berkenalan lebih jauh dengan diet ini!

Keinginan manusia untuk tampil langsing dengan berat badan ideal tidak akan pernah ada habisnya. Untuk mewujudkan impian tersebut, diciptakanlah beragam jenis diet yang klaimnya dapat menurunkan berat badan dan mendapatkan berat badan yang ideal. Nah, diet volumetrics ini adalah salah satunya.

Tetap kenyang walau sedang diet

Jika sudah mencoba beberapa jenis diet tapi karena tak tahan karena batasan makanannya, mungkin diet volumetrics bisa menjadi solusi. Diet ini diklaim sebagai jawaban untuk orang-orang yang ingin langsing tapi tetap bisa makan seperti biasa, utamanya tanpa harus “menderita” karena pembatasan makanan yang bikin kelaparan.

Diet yang diciptakan oleh Barbara Rolls, PhD. ini menganut prinsip “walau sedang diet, perut tetap harus kenyang”. Namun, meski tetap bisa makan sampai kenyang, yang namanya diet tetap ada aturannya, dong!

Tentunya tetap ada jenis makanan yang boleh dan tak boleh dikonsumsi. Selain itu, diet volumetrics juga tidak setuju dengan paham penurunan berat badan sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Karena, keberhasilan program diet tak bisa dilakukan dalam jangka waktu pendek.

Perhatikan densitas energi

Secara umum, dalam metode diet volumetrics, hampir semua makanan dapat dikonsumsi. Hanya saja, Anda harus mengetahui bahwa setiap makanan memiliki densitas energi yang berbeda.

Densitas energi di sini dapat diartikan sebagai kalori yang terkandung di dalam sejumlah makanan. Suatu makanan dikatakan memiliki densitas energi yang tinggi apabila dalam jumlah yang sedikit saja sudah mengandung banyak kalori, seperti minyak atau makanan yang digoreng. Sementara itu, makanan yang memiliki densitas energi rendah seperti sayur dan buah adalah makanan yang memiliki kalori yang lebih rendah, sehingga diperlukan jumlah yang lebih banyak untuk dapat mencapai kalori tertentu.

Dianjurkan oleh Dr.Barbara agar Anda lebih banyak mengonsumsi makanan yang memiliki densitas kalori rendah. Karena, meskipun dikonsumsi dalam jumlah yang cukup banyak—terutama bagi Anda yang masih belum bisa disiplin diet karena “lapar mata”—kalori yang masuk ke dalam tubuh tetap lebih rendah.

Kategori makanan dalam diet volumetrics

Dalam diet volumetrics, terdapat empat kategori makanan. Kategori pertama mengandung densitas energi yang paling rendah, hingga kategori keempat yang paling tinggi.

  • Kategori pertama adalah makanan yang boleh dikonsumsi kapan saja, seperti buah, sayur, dan sup kaldu (sup bening tanpa santan).
  • Kategori kedua adalah makanan yang boleh dikonsumsi dalam porsi secukupnya, yaitu nasi merah, nasi cokelat, pasta gandum, roti gandum, daging tanpa lemak, susu rendah lemak, kacang-kacangan, dan polong-polongan.
  • Kategori ketiga adalah makanan yang hanya boleh dikonsumsi dalam porsi kecil, seperti roti, kue, keju, dan daging berlemak.
  • Kategori keempat adalah makanan yang hanya boleh dikonsumsi sesekali (misalnya seminggu sekali), seperti makanan yang digoreng, permen, biskuit, crackers, dan makanan berlemak lainnya.

Dalam sehari, Anda disarankan untuk mengonsumsi tiga kali makan besar, dua kali camilan, dan satu kali makanan penutup. Yang terpenting adalah bagaimana Anda melakukan pemilihan makanan yang akan dikonsumsi. Misalnya, Anda dapat memilih untuk mengonsumsi satu mangkuk besar sup atau seperenam cheeseburger. Agar kalori yang masuk ke tubuh tetap sedikit dan perut tetap kenyang, akan lebih bijaksana apabila Anda memilih untuk mengonsumsi sup, bukan?

Jangan lupakan olahraga

Menurut Dr. Barbara meyakini bahwa untuk menurunkan berat badan dan mendapatkan tubuh yang ideal, diet saja tak akan cukup. Olahraga rutin harus tetap dilakukan. Sebagai bagian dari diet volumetrics, Anda disarankan untuk berjalan kaki setidaknya 150 langkah per hari. Untuk memudahkan perhitungan tersebut, Anda dapat menggunakan pedometer, aplikasi fitness di smartphone, atau smart watch. Anda ditargetkan untuk mencapai 1.000 langkah ketika menginjak hari ketujuh. Target jangka panjang adalah mencapai 10.000 langkah dalam sehari. Untuk mencapainya, Anda dapat menaikkan jumlah langkah secara bertahap setiap harinya.

Diet volumetrics tergolong aman dan dapat diterapkan oleh semua orang, baik mereka yang vegetarian atau memiliki kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan lainnya. Nah, sudah mengenal diet volumetrics lebih dekat, apakah Anda tertarik untuk mencobanya?

(RN/ RVS)

Tubuh LangsingPola MakanBerat BadanmakananDietOlahragaDiet Volumetrics

Konsultasi Dokter Terkait