Berita Kesehatan

Politikus Andi Arief Ditangkap Polisi karena Sabu

Krisna Octavianus Dwiputra, 05 Mar 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Politikus Andi Arief ditangkap polisi karena narkoba jenis sabu. Kenali bahaya sabu pada kesehatan lewat artikel ini.

Politikus Andi Arief Ditangkap Polisi karena Sabu

Nama politikus Partai Demokrat, Andi Arief, tiba-tiba ramai diberitakan berbagai media. Sayangnya, pemberitaan tentang Andi bukan mengenai prestasinya. Pasalnya, Wakil Sekjen Partai Demokrat itu ditangkap polisi karena ketahuan mengonsumsi narkoba jenis sabu. Sampai saat ini, pria berusia 48 tahun itu masih berstatus terperiksa.

Andi ditangkap pihak kepolisian di salah satu kamar di Hotel Peninsula, Jakarta Barat, Minggu (3/3). "Diamankan di hotel bersama seorang perempuan. Ditangkap Minggu tanggal 3 Maret," kata Kabareskrim Polri Komjen Idham Azis saat dikonfirmasi, Senin (4/3).

Setelah dites urine, Andi positif mengonsumsi narkoba jenis sabu. "Tes urine saudara AA, positif mengandung metapethamin atau jenis narkoba sabu," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen M Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Senin.

Polisi menyebutkan bahwa Andi merupakan korban narkoba. Karena itu, menurut Irjen M Iqbal, kemungkinan besar pria yang sering mengkritik pemerintah itu akan direhabilitasi.

Sabu, zat adiktif berbahaya

Sabu adalah jenis obat-obatan metamfetamin. Jenis ini mirip dengan  kokain dan obat medis metilfenidat.

"Obat ini biasanya digunakan untuk penderita ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) atau seseorang yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif pada dewasa. Meski demikian, obat ini sangat jarang diresepkan dokter karena sering disalahgunakan," ujar dr. Nadia Octavia dari KlikDokter.

Sabu yang dijual secara ilegal biasanya dalam bentuk pil, bubuk, atau kristal. Untuk jangka pendek, pengguna akan mengalami halusinasi atau bersifat rekreasi. Seperti obat stimulan lainnya, sabu dapat meningkatkan kadar dopamin, norepinefrin, dan serotonin di otak, yang menghasilkan perasaan bahagia.

“Selain itu, karena sabu bersifat stimulan, efek yang dihasilkan berupa euforia atau kebahagiaan berlebih yang diikuti dengan peningkatan energi dan fokus. Efek ini biasanya bertahan selama kurang lebih 12 jam,” ujar dr. Nadia.

Selain itu tanda dan gejala yang dapat muncul pada orang dengan ketergantungan sabu antara lain:

  • Meningkatnya energi dan mania
  • Meningkatnya tekanan darah dan denyut jantung
  • Meningkatnya suhu tubuh (hingga kadar yang membahayakan)
  • Berkeringat hebat
  • Nafsu makan menurun
  • Insomnia (sulit tidur)
  • Paranoid (ketakutan berlebihan)
  • Tremor dan menggemeretakkan rahang
  • Terobsesi fokus mengerjakan suatu hal yang repetitif

Bahaya konsumsi sabu

Efek penggunaan sabu pada jangka panjang dapat menyebabkan kematian bagi penggunanya. "Pemakaian sabu dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan, kekurangan gizi, depresi, dan yang paling parah adalah kerusakan permanen pada pembuluh darah," ujar dr. Ellen Theodora dari KlikDokter.

"Kemudian dapat terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, serta kerusakan pembuluh darah di otak yang menyebabkan stroke atau detak jantung tidak teratur. Ini dapat memicu kerusakan jantung dan lainnya,” kata dr. Ellen. Pada akhirnya, dr. Ellen menegaskan, itu semua akan berujung pada kematian.

Tak hanya pada fisik, penggunaan sabu juga memengaruhi kondisi mental seseorang. Pengguna rutin sabu bisa mengalami depresi, gangguan jiwa berat, godaan untuk melakukan tindak kejahatan, kekerasan, serta keinginan untuk bunuh diri.

Apa yang dilakukan Andi Arief tentu menjadi contoh buruk bagi masyarakat. Meski dapat menaikkan stamina, penggunaan sabu berefek sangat buruk pada kesehatan. Untuk meningkatkan stamina, lebih baik isi tubuh Anda dengan makanan bergizi dan bernutrisi serta cukupi waktu istirahat.

[HNS/ RVS]

NarkobaSabupolitikusAndi AriefZat adiktifMetamfetaminBahaya Sabu

Konsultasi Dokter Terkait