Berita Kesehatan

Dua Paslon Menanggapi Aspirasi dari Komunitas Kesehatan

Ruri Nurulia, 02 Mar 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Baik Presiden Jokowi maupun calon presiden nomor urut 2, Prabowo, sama-sama mendengarkan aspirasi dari komunitas kesehatan. Ini tanggapan mereka.

Dua Paslon Menanggapi Aspirasi dari Komunitas Kesehatan

Saat ini Indonesia menghadapi beragam tantangan dalam bidang kesehatan. Merujuk hal itu, digelarlah acara berkonsep silaturahmi bagi kedua calon presiden yang akan maju pada Pemilu 2019, pada Kamis (28/2) lalu. Dalam acara yang digelar di Birawa Hall, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, baik Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) - yang juga calon presiden nomor urut 1 - dan Prabowo, calon presiden nomor urut 2, menghadiri acara “Dialog Silaturahmi Paslon Presiden dan Wakil Presiden Bersama Komunitas Kesehatan”. Keduanya mendengarkan dan menanggapi berbagai tantangan, kendala, serta aspirasi dari berbagai komunitas kesehatan.

Berbagai tantangan yang dihadapi tenaga kesehatan

Diungkapkan oleh dr. Daeng M. Faqih, SH, MH, selaku Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), bahwa salah satu tantangan kesehatan di Indonesia adalah bonus demografi. Sebagai catatan, bonus demografi adalah besarnya  penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) dalam suatu negara.

“Banyaknya usia produktif ini bisa baik, tapi juga bisa jadi beban. Jika banyak yang hidup sehat, tidak sakit-sakitan, tidak stunting, tidak mengalami gizi buruk, serta otaknya cerdas, maka akan jadi peluang yang bagus untuk pembangunan bangsa,” ujar dr. Daeng.

Menurutnya, di sinilah peran strategis di bidang kesehatan masuk, yang dikomandoi atau dijalani oleh para tenaga kesehatan untuk memastikan itu semua.

Atas dasar inilah, PB IDI dan organasi kesehatan lainnya seperti Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI), dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), merumuskan beberapa tantangan terbesar yang mereka hadapi sekaligus aspirasinya. Di antaranya adalah:

  • Agar pemerintah nantinya lebih memperhatikan status dan kesejahteraannya.
  • Agar pemerintah lebih memperhatikan distribusi tenaga kesehatan secara merata ke semua daerah.
  • Agar pemerintah terus memperbarui sistem pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) agar bermanfaat untuk semua pihak.
  • Agar pemerintah lebih memperhatikan daya saing tenaga kesehatan di Indonesia, dengan meniktikberatkan pada perbaikan sistem pendidikan terkait, supaya yang diproduksi adalah unggulan serta bisa mengikuti perkembangan zaman.
  • Penyusunan UU Farmasi.
  • Agar pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap pekerja kesehatan, karena fakta lapangan menyebut banyaknya benturan hukum yang terjadi.

Jokowi: Bidang kesehatan akan menjadi prioritas selanjutnya

Jokowi yang hadir pada sesi pertama pada pagi hari memberi tanggapan bahwa kesehatan merupakan isu yang sangat strategis di Indonesia, dan masih banyak sekali persoalan yang muncul.

“Masih banyak persoalan di lapangan yang muncul, yang berkaitan dengan stunting, gizi buruk, hidup sehat, dan lain-lain,” katanya.

Beliau mengungkapkan, masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan juga merupakan adalah salah satu persyaratan untuk Indonesia nantinya bisa melompat menjadi negara maju.

“Meski infrastruktur baik tapi SDM masih mengalami gizi buruk atau lingkungan tak sehat masih belum tertangani, jangan harap Indonesia bisa menjadi negara maju,” katanya.

Ia pun mengisyaratkan bahwa jika nanti ia terpilih lagi menjadi presiden, bidang kesehatan juga akan diprioritaskan.

“Lima tahun ini memang fokusnya adalah infrastruktur. Namun, ke depannya, kita akan menggeser strategi untuk masuk ke pembangunan SDM, dan salah satu fondasinya bidang kesehatan,” kata Jokowi yang langsung mendapat sambutan meriah dari peserta.

Prabowo: Selalu emosional jika bicara tentang masalah kesehatan

Hadir saat sesi kedua pada siang hari, Prabowo mengaku bahwa masalah kesehatan membuatnya emosional. Ini karena mendiang ibunda, adalah seorang perawat.

“Seandainya saya tidak di bidang politik, cita-cita saya adalah ingin mendirikan akademi perawat dan rumah sakit untuk menghormati ibu saya. Saya bisa begini karena ibu saya. Waktu kecil saya sulit diatur, kalau bukan karena beliau, entah jadi apa saya,” akunya.

Mengenai berbagai kendala, usulan, dan aspirasi yang disampaikan kepadanya, mantan Danjen Kopassus ini menyebutkan bahwa tiap peradaban yang berhasil harus menempatkan kesejahteraan dan kesehatan.

“Negara yang berhasil diukur dari pelayanan kesehatan negara tersebut kepada rakyatnya. Negara yang paling kaya dan paling berhasil di dunia mungkin investasi pemerintahannya selain pendidikan adalah kesehatan,” tegasnya.

Ia pun mengatakan bahwa setelah keamanan, negara harus mengutamakan warga bisa punya air bersih, bisa makan, serta harus punya pelayanan kesehatan yang memadai.

Nantinya, jika terpilih menjadi presiden RI selanjutnya, ia akan membentuk tim ahli untuk menangani semua permasalahan dan aspirasi di bidang kesehatan, termasuk kemungkinan akan merumuskan undang-undang farmasi.

Setelah mendengarkan dan menanggapi aspirasi dari berbagai komunitas kesehatan, siapa pun nanti paslon yang terpilih dalam Pilpres 2019, diharapkan dapat membuat perubahan yang baik di bidang kesehatan. Dalam acara dialog yang juga didukung oleh KlikDokter ini, semua pihak yang hadir tampak optimis bahwa industri kesehatan bisa melangkah maju, tenaga kesehatannya punya daya saing tinggi, serta masyarakat yang sehat dan berkualitas bisa terwujud.

(RN/ RVS)

Bonus DemografiIDIliputanKesehatanPrabowoJokowiKomunitas Kesehatandr. Daeng M. Faqih

Konsultasi Dokter Terkait