Tips Parenting

Bangun Hubungan Baik antara Ibu dan Anak Perempuan Dewasa

Ayu Maharani, 28 Feb 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sama-sama sudah punya pengalaman hidup dan ego, ini cara agar hubungan ibu dan anak perempuan dewasa berjalan baik.

Bangun Hubungan Baik antara Ibu dan Anak Perempuan Dewasa

Ketika anak perempuan masih kecil, tak terlalu sulit untuk mengarahkan sang anak sesuai keinginan sang ibu. Pasalnya, si anak akan menjadikan ibunya sebagai role model utama karena belum memiliki life skill yang cukup. Namun, saat si anak sudah tumbuh dewasa, atau bahkan telah berkeluarga dan memiliki anak, tak jarang hubungan keduanya cenderung merenggang akibat ego masing-masing.

Meski sama-sama sudah menjadi ibu, besarnya rentang zaman membuat keduanya memiliki pola asuh dan gaya hidup yang berbeda. Perseteruan pun lebih mudah terjadi.

Dilansir dari Psychology Today, untuk menghindari hal tersebut dan tetap bisa menjalin hubungan baik dengan sang ibu, lakukan beberapa tips di bawah ini.

  • Komunikasikan harapan masing-masing

Saat si anak tinggal jauh karena mesti mengikuti suami dan mulai jarang berkomunikasi, seorang ibu tentu akan merasa kehilangan dan kesepian. Di sisi lain, ada pula ibu yang hingga kini masih saja tidak begitu suka dengan mantunya (padahal sudah menikah bertahun-tahun) karena alasan sepele, misalnya jarang bangun pagi di akhir pekan. Ini membuat posisi si anak perempuan serba salah.

Dua hal tersebut biasanya bisa membuat ibu dan anak perempuan menjadi canggung, saling diam, bahkan terlibat percekcokan. Ketimbang terjebak dalam situasi seperti itu, komunikasikanlah keinginan masing-masing dengan baik dan cari jalan keluarnya. Bila sama-sama sudah dewasa, seharusnya Anda bisa lebih terbuka dengan segala situasi, bukan?

Sebagai ibu, katakanlah kepada anak untuk lebih sering menelepon dan berkunjung agar Anda tak merasa kesepian. Sebagai anak, jelaskan bahwa ada alasan tersendiri mengapa jarang menelepon atau berkunjung, misalnya karena kesibukan bekerja atau mengurus anak. Pada intinya adalah komunikasi dan saling terbuka.

  • Hargai perbedaan pilihan

Dikutip dari Psychology Today, para ibu dan anak perempuan sering jatuh dalam persepsi bahwa mereka harus berpikir, berperilaku, dan merasakan hal yang sama. Persepsi itu muncul akibat kebiasaan masa lalu yang menunjukkan bahwa anak perempuan merupakan versi mini ibunya. Padahal, seiring bertambahnya usia, perkembangan karakter, dan pengalaman hidup, perubahan serta perbedaan sudut pandang tidak dapat dihindari.

Banyak persamaan memang bisa semakin mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Namun, perbedaan pun bisa membuat Anda belajar untuk saling menghargai dan mengerti satu sama lain. Bahkan terkadang, itulah yang bisa membuat kadar kasih sayang antara ibu lansia dan anak perempuan dewasa semakin bertambah. Sebab, tak ada yang lebih indah daripada perbedaan yang saling melengkapi dan berjalan harmonis.

Selanjutnya

  • Mengerti batasan satu sama lain

Berapapun usia anak perempuan sekarang, seorang ibu akan menganggapnya sebagai putri kecilnya. Dia pun kerap lupa bahwa putri kecilnya itu sudah menjadi “ratu” di rumah tangganya sendiri dan memiliki aturan yang sudah ditetapkan bersama sang suami.

Begitu pula dengan si anak. Seorang anak sering kali lupa bahwa ibunya memiliki pakem-pakem hidup tertentu yang sudah dijaganya seumur hidup. Dan, si anak justru ingin mengubah hal itu. Padahal, sangat tak mudah mengubah kebiasaan yang sudah menahun, bukan?

Jadi, sangat penting menghargai batasan masing-masing. Selama itu bukan hal yang terlampau buruk, sebaiknya Anda tidak perlu terlalu turun tangan, kecuali bila dimintai pertolongan.

  • Tetap saling mengingatkan dan menjaga

Meski menghargai perbedaan dan batasan masing-masing itu penting, bukan berarti Anda menjadi tidak peduli satu sama lain, ya. Karena yang terpenting adalah baik ibu maupun anak, mesti tetap saling mengingatkan, terutama dalam hal kesehatan.

Misalnya, dr. Alvin Nursalim dari KlikDokter mengatakan, anak wajib mengingatkan ibunya untuk rutin memeriksakan kesehatan ke dokter. Apalagi bila sang ibu punya riwayat penyakit.

“Bantu juga ibu dengan selalu memberikan stimulasi kognitif, misalnya dengan memberikannya buku atau mengajaknya berdiskusi agar dia tidak pikun,” kata dr. Alvin. Selain itu, dr. Alvin juga menyarankan pihak ibu agar mengingatkan anak perempuannya untuk selalu menerapkan pola hidup sehat.

“Selain itu, perlu juga anak diingatkan untuk mengelola stres dengan baik agar terhindar dari berbagai penyakit di kemudian hari,” ujarnya.

Perbedaan pandangan hidup akibat perbedaan zaman pasti terjadi di antara keduanya. Namun, itu bukan alasan Anda dan ibu tidak bisa menjaga keharmonisan serta kekompakan. Jalinlah komunikasi yang baik dan bukalah pikiran Anda untuk menghargai perubahan kondisi yang ada. Dengan begitu, rasa kasih sayang antara ibu dan anak perempuan tidak akan tergoyahkan, walaupun terpisah oleh jarak.

[HNS/ RVS]

ParentingKeluargaibuLansiapsikologi.Anak perempuanHubungan Ibu dan Anak

Konsultasi Dokter Terkait