Seks

Dampak Buruk Inses atau Hubungan Seksual Sedarah pada Korban

dr. Dyah Novita Anggraini, 28 Feb 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Merujuk kasus inses di Lampung, tindakan seksual tersebut bisa meninggalkan dampak buruk pada korban hubungan seksual sedarah. Apa saja?

Dampak Buruk Inses atau Hubungan Seksual Sedarah pada Korban

Minggu ini publik dikagetkan dengan berita seorang anak perempuan berinisial penyandang disabilitas yang menjadi korban hubungan seksual sedarah alias inses sepihak. Pelakunya tak lain dan tak bukan adalah ayah dan saudara kandungnya sendiri. Persetubuhan sedarah tersebut dilakukan ketiga tersangka kurun waktu setahun, setelah ibunda korban meninggal dunia tahun lalu. Ini adalah tindakan asusila kekerasan seksual anak yang tak dapat ditoleransi. Dampak buruknya pada korban bisa meninggalkan bekas luka yang sangat dalam.

Inses merupakan tindakan seksual yang dilakukan oleh dua orang yang masih memiliki ikatan keluarga. Lengkapnya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inses adalah hubungan seksual antara orang-orang yang bersaudara dekat yang dianggap melanggar adat, hukum, dan agama.

Secara umum ada dua kategori inses, yaitu:

  • Parental incest, yaitu hubungan antara orang tua dan anak.
  • Sibling incest, yaitu hubungan antara saudara kandung.

Parental incest merupakan kategori terberat dalam kriteria inses, yang mana ini merupakan perbuatan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak kandungnya sendiri. Siklus perbuatan inses yang terjadi pada akhirnya akan terulang kembali. Inses yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak dikatakan berat karena tak hanya bisa terjadi berulang kali, tapi juga akibat “kekuasaan” orang tua pada anak.

Beberapa faktor penyebab inses

Ada beberapa hal yang bisa mendasari inses, antara lain:

1. Faktor biologis 

Ini dikarenakan adanya dorongan seksual besar sekaligus ketidakmampuan pelaku untuk mengendalikan hawa nafsu seksualnya.

2. Faktor psikologis 

Faktor ini disebabkan kepribadian pelaku yang menyimpang. Sebagian besar pelaku memiliki rasa percaya diri yang kurang, tidak mudah bergaul dengan orang lain, dan merasa minder.

3. Faktor ekonomi 

Kondisi keuangan juga punya peran. Misalnya, kondisi keuangan yang pas-pasan, atau kurang dari itu, bisa menyebabkan seluruh anggota keluarga memiliki rumah yang sempit, sehingga bisa tidur bersama-sama di dalam satu kamar. Pemicunya bisa jadi karena diawali ketidaksengajaan menyentuh organ seksual yang pada akhirnya mengakibatkan rangsangan seksual.

4. Tingkat pendidikan yang rendah 

Kemampuan berpikir yang rendah dan kurangnya pendidkan menyebabkan pelaku mudah berpikir tidak logis, tak bisa menilai mana yang baik dan buruk, dan tak bisa memikirkan tentang konsekuensi di masa mendatang.

5. Kurangnya pemahaman agama 

Tingkat pemahaman agama bisa menjadi benteng yang menjaga pola interaksi dan perilaku antarmanusia. Jika tak memiliki informasi mengenai bagaimana agama mengatur apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, maka penyimpangan sangat mungkin terjadi. Misalnya, ada beberapa keluarga yang menganggap bahwa karena satu keluarga, maka boleh “buka-bukaan” seenaknya, atau anak perempuan dan laki-laki yang sudah dewasa masih ditempatkan di dalam satu kamar, dan lain-lain.

6. Pengangguran 

Kondisi kepala keluarga yang tidak bekerja sedangkan kebutuhan sehari-hari harus dipenuhi bisa membuat pikiran menjadi tidak logis. Tak jarang anak menjadi pelampiasan nafsu seksual jika ayah diketahui sudah memiliki penyimpangan seksual.

Dampak buruk hubungan sedarah pada korban

Pada kasus hubungan sedarah yang korbannya adalah anak, dampak buruk fisik dan psikologis sangat mungkin terjadi. Dampak pada fisik mungkin bisa sembuh jika segera ditangani, tapi lain halnya dengan dampak psikologis. Ini bisa menghantui mereka hingga jangka waktu panjang.

Gangguan fisik yang dapat terjadi meliputi:

  • Perdarahan dari vagina
  • Nyeri pada vagina
  • Infeksi pada alat kelamin
  • Keputihan
  • Infeksi penyakit menular seksual
  • Kehamilan yang tidak diinginkan

Sedangkan gangguan psikologis yang dapat terjadi antara lain:

  • Gangguan stres pasca trauma (PTSD)
  • Depresi
  • Insomnia
  • Menarik diri dari lingkungan
  • Mencoba bunuh diri
  • Menjalani perilaku seksual sebelum waktunya

Kasus inses di Lampung yang baru terkuak ini memang sangat sulit untuk dipercaya, tapi terbukti bisa terjadi di kehidupan bermasyarakat. Pada korban, dampak buruk dari hubungan seksual sedarah ini bisa sangat dalam, baik fisik maupun psikis. Karenanya, perlu kepedulian orang sekitar untuk mencegah terjadinya inses. Jika Anda sebagai tetangga mengetahui adanya tanda-tanda atau potensi kekerasan terhadap anak dalam bentuk apa pun, segera laporkan kepada ketua RT atau RW setempat.

Masih punya pertanyaan seputar topik ini? Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter secaraa online melalui layanan Tanya Dokter.

(RN/ RVS)

penyimpangan seksualStresAnakPenyandang DisabilitasKekerasan SeksualInsesHubungan seksual sedarahDepresi

Konsultasi Dokter Terkait