HomeInfo SehatJantungLedakan di Senayan Bisa Picu Serangan Jantung
Jantung

Ledakan di Senayan Bisa Picu Serangan Jantung

dr. Devia Irine Putri, 18 Feb 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Peristiwa ledakan di Senayan saat nobar debat Pilpres 2019 menelan korban. Benarkah suara ledakan semacam itu dapat memicu serangan jantung?

Ledakan di Senayan Bisa Picu Serangan Jantung

Minggu (17/2) malam saat masyarakat Indonesia tengah menyaksikan debat calon presiden (capres), terjadi ledakan di arena nonton bareng (nobar) debat capres di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Ledakan di Senayan yang sejauh ini diduga akibat petasan itu menyebabkan setidaknya dua orang harus dirawat karena terluka. Perlu diketahui bahwa ledakan semacam itu tidak hanya mengakibatkan luka secara fisik, trauma psikis hingga serangan jantung pun bisa terjadi pada korban.

Pada umumnya serangan jantung masih menjadi hantu yang menakutkan bagi sebagian besar masyarakat, karena bisa terjadi secara tiba-tiba. Berdasarkan data Riskedas 2013, penyakit jantung koroner di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 1,5% dan diperkirakan meningkat setiap tahunnya.

Kenali serangan jantung

Serangan jantung atau dikenal dengan infark miokardial merupakan penyakit yang terjadi akibat berkurangnya atau tidak adanya suplai oksigen dan darah ke organ jantung. Hal ini bisa di sebabkan oleh adanya sumbatan di pembuluh darah sehingga darah dan oksigen tidak dapat mengalir. Kondisi ini merupakan keadaan emergensi yang harus ditangani sesegera mungkin karena dapat menyebabkan kematian dengan cepat.

Penyakit jantung koroner – dimana serangan jantung termasuk di dalamnya – sangat dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang. Memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol berlebihan, makan makanan yang tak sehat seperti makanan cepat saji, berlemak dan berminyak dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Hal ini karena secara tak langsung terjadi penumpukan lemak di sekitar pembuluh darah.

Sumbatan pada pembuluh darah awalnya berupa plak-plak tipis yang menempel pada dinding pembuluh darah. Plak-plak ini terbentuk akibat kadar lemak atau kolesterol dalam tubuh yang tak terkontrol dan membuat pembuluh darah menjadi rusak dan menyempit. Plak-plak tersebut dapat menebal dan bisa terlepas sewaktu-waktu sehingga mengakibatkan sumbatan di pembuluh darah jantung.

Pada orang yang memiliki faktor risiko penyakit jantung koroner, sejumlah keadaan bisa menyebabkan detak jantung lebih meningkat, dibandingkan pada situasi normal. Beberapa keadaan yang harus diwaspadai adalah kondisi tertekan, stres, marah serta kaget akibat mendengar mendengar berita buruk atau suara keras, misalnya ledakan.

Kenali tanda serangan jantung

Detak jantung yang meningkat akan menyebabkan kerja jantung yang berlebih. Selain itu tekanan pada pembuluh darah juga ikut meningkat. Akibatnya, plak-plak tersebut bisa terlepas dan menyumbat pembuluh darah.

Serangan jantung selalu muncul mendadak dan biasanya ditandai dengan adanya nyeri pada dada kiri yang terasa seperti tertekan benda berat. Rasa nyeri tersebut selanjutnya menjalar ke tangan kiri ataupun rahang kiri.

Tak jarang, bagi mereka yang berusia lanjut, keluhan diawali dengan nyeri ulu hati, sehingga sering disalahartikan sebagai masalah saluran pencernaan. Selain itu, keluhan mual muntah, sesak, keringat dingin hingga penurunan kesadaran bisa menyertai pada orang yang mengalami serangan jantung.

Cara mendeteksi adanya serangan jantung

Mengenali adanya serangan jantung pada seseorang bisa dilihat dari ada atau tidaknya faktor risiko yang dimiliki. Sedangkan sebagai bentuk pencegahan Anda dapat melakukan pemeriksaan seperti Carotid Intimal Media Thickness, CT scan koroner, Coronary Artery Calsium hingga kateterisasi angiografi koroner untuk mendeteksi seberapa besar sumbatan yang ada pada pembuluh darah jantung.

Apabila didapatkan hasil adanya sumbatan, maka jangan tunda untuk melakukan perubahan pola hidup. Mulailah dengan rajin berolahraga setiap hari, mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, serta menjalani pengobatan untuk menjaga kesehatan jantung (seperti mengonsumsi obat kolesterol, obat hipertensi, obat diabetes) secara rutin untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.

Selain mengubah pola hidup, hindari pula keadaan yang membuat tertekan seperti kondisi stres dan kelelahan dalam pekerjaan. Hindari pula berada pada tempat yang dapat memacu detak jantung berdetak kencang.

Pemeriksaan kesehatan rutin juga berguna untuk menjaga kesehatan jantung yaitu dengan memantau tekanan darah dan kadar kolesterol dalam tubuh. Lakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara rutin setiap 6 bulan sekali bagi yang memiliki faktor risiko dan setiap bulannya bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Peristiwa ledakan di Senayan saat sedang dilangsungkan nobar debat capres kedua jelang Pemilu 2019, mengundang keprihatinan banyak pihak. Selain karena mengganggu kestabilan politik dan keamanan, kejadian tersebut juga mengakibatkan jatuhnya korban. Sama halnya dengan insiden ledakan lainnya, peristiwa tersebut juga bisa meninggalkan luka maupun cedera fisik maupun psikis, termasuk terjadinya serangan jantung yang rentan dialami oleh korban.

[RVS]

LedakanJantungPemilu 2019Debat CapresLedakan di SenayanNyeri DadaJantung KoronerSerangan Jantung

Konsultasi Dokter Terkait