Kesehatan Anak

Dampak Gawai terhadap Otak Anak

dr. Dyah Novita Anggraini, 15 Feb 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penggunaan gawai yang tidak bijak pada anak-anak dapat berdampak terhadap perkembangan otak mereka.

Dampak Gawai terhadap Otak Anak

Ketika melihat anak-anak kecil berkumpul, bukan lagi pemandangan yang aneh jika mereka malah sibuk dengan gawainya. Tak dimungkiri, ada banyak manfaat positif dari gawai. Jika digunakan secara tepat, gawai dapat membantu mendukung kecerdasan anak. Namun jika tidak, perkembangan otak anak Anda yang bisa jadi taruhannya.

Usia 0–5 tahun merupakan periode emas bagi tumbuh kembang anak. Pada masa ini, seluruh aspek kecerdasan seperti kecerdasan emosi, intelektual, dan spiritual mengalami perkembangan yang sangat pesat serta memberikan hasil luar biasa jika distimulasi dengan baik oleh orang tua. Sebaliknya, jika periode emas anak hanya dihabiskan dengan bermain gawai, struktur otak anak bisa terganggu.   

Terdapat sebuah penelitian yang menemukan bahwa bagian otak anak yang sering terpapar gawai menunjukan adanya perubahan struktur otak. Dampaknya akan berkaitan dengan kemampuan kognitif anak, yaitu seputar daya ingat, bahasa, daya tangkap, memori, dan konsentrasi. Tak hanya itu, penggunaan gawai yang berlebihan juga dapat mengganggu perkembangan motorik dan sensoris anak. Hal ini akan membuat anak menjadi kurang aktivitas fisik dan kurang kreatif.

Waktu yang disarankan untuk menggunakan gawai pada anak usia 2–5 tahun adalah maksimal satu jam per hari. Sebagai orang tua, Anda dapat mencegah kebiasaan bermain gawai dengan beberapa cara berikut:

1. Memberikan contoh kepada anak

Anak adalah seorang peniru yang ulung. Perilaku orang tua akan selalu dicontoh oleh anak. Usahakan untuk tidak bermain gawai di depan anak, apalagi jika Anda sedang bermain dengannya.

2. Ajak anak bermain bersama

Saat di rumah merupakan waktu bagi orang tua dan anak untuk saling berinteraksi serta bermain bersama. Anda dan anak bisa membuat permainan dari kertas, main petak umpat, atau menggambar. Kegiatan-kegiatan tersebut akan membuat anak lupa untuk bermain gawai dan mungkin ke depannya anak akan lebih tertarik bermain bersama di rumah dibandingkan dengan menggunakan gawai.

3. Membuat batasan waktu

Buatlah batasan waktu bagi anak untuk menggunakan gawai. Waktu yang disarankan adalah maksimal satu jam sehari. Pastikan anak memang benar-benar mengerti serta menyepakatinya agar ia bisa disiplin. Jangan lupa, berikan peringatan secara berkala ketika waktu bermain hampir habis.

4. Kurangi frekuensi bermain secara bertahap

Jika Anda ingin membuat aturan baru mengenai penggunaan gawai, misalnya dalam mengurangi frekuensi bermain, lakukanlah secara bertahap. Anak pun tidak akan “kaget” atau marah mendadak kepada Anda, yang justru dapat membuatnya sulit untuk menyetujui aturan baru Anda.

5. Ajak anak bersosialisasi lebih sering dengan temannya

Anda dapat mengundang teman-teman sebayanya untuk bermain ke rumah dan menyediakan beberapa permainan untuk dilakukan bersama-sama. Cara ini dapat memicu mereka untuk aktif bermain dan berkomunikasi dengan teman secara langsung.

6. Berikan reward kepada anak

Apalagi anak Anda sudah memperlihatkan perubahan dengan mengurangi frekuensi menggunakan gawainya, jangan sungkan untuk memberikan hadiah. Tak harus dengan benda-benda mahal, menyiapkan makanan kesukaan anak juga bisa Anda lakukan.  

Kondisi dimana anak main gawai tak bisa sepenuhnya dihindari. Namun, Anda tetap dapat melakukan sesuatu untuk meminimalkan dampaknya terhadap otak anak. Berikanlah batasan waktu penggunaan gawai kepada anak, yakni maksimal 1 jam sehari, untuk membantu masa tumbuh kembang buah hati.

[RS/ RVS]

Tumbuh Kembang AnakGadgetAnakOtakgawaiAnak Main Gawai

Konsultasi Dokter Terkait