HomeInfo SehatSistem EndokrinBenarkah Keringat Bisa Mengeluarkan Racun?
Sistem Endokrin

Benarkah Keringat Bisa Mengeluarkan Racun?

Rieke Saras, 24 Jan 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Berkeringat memang bagus untuk kesehatan. Tapi manfaatnya bukan untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh.

Benarkah Keringat Bisa Mengeluarkan Racun?

“Keringat bisa mengeluarkan racun-racun.” Itu adalah salah satu klaim kesehatan yang paling terkenal. Lalu karena itu, muncullah tren infrared sauna hingga hot yoga yang katanya bisa mendetoksifikasi. Anda yang selama ini memercayainya mungkin harus siap-siap kecewa. Berkeringat memang bagus untuk kesehatan, tetapi manfaatnya bukan untuk menghilangkan toksin.

Manfaat utama dari keringat adalah untuk mendinginkan diri, tidak untuk mengeluarkan substansi beracun. Di samping itu, faedah lain dari berkeringat adalah untuk melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh.

Percayakan saja pada ginjal dan hati

Tubuh Anda sudah punya alat sendiri untuk melengserkan racun, yaitu ginjal dan hati. “Konsep dasar dari detoks itu salah, karena fungsi hati dan ginjal dalam membersihkan tubuh Anda lebih baik ketimbang aktivitas ekstrinsik atau zat apa pun,” kata Morton Tavel, mantan profesor kedokteran di Universitas Indiana, seperti dilansir Tonic Vice.

Menurut Tsippora Shainhouse, dokter kulit di Los Angeles, ada dua macam keringat. Jenis keringat pertama adalah sistem pengontrol suhu tubuh, yang bermanfaat misalnya untuk memastikan Anda tidak mati karena serangan heat stroke saat melakukan hot yoga.

“Keringat ini adalah respons terhadap suhu tubuh yang tinggi. Biasanya muncul ketika Anda sedang demam, kepanasan, dan berolahraga,” kata Shainhouse.

Sementara jenis keringat kedua disebut dengan stress sweating (keringat stres). Menurut Shainhouse, keringat stres sebenarnya adalah respons sistem saraf simpatik terhadap adrenalin, hormon yang muncul saat Anda gugup, cemas, dan bersemangat. Fungsi keringat stres ini juga bukan untuk detoks, karena merupakan sisa adrenalin yang dikeluarkan oleh tubuh.

Ditambahkan oleh Shainhouse bahwa “racun” seperti pestisida, residu plastik, atau polusi udara cenderung larut dalam lemak, bukan air. Karena itu, mereka tidak dapat dikeluarkan dari tubuh dalam jumlah yang signifikan, mengingat keringat terdiri atas 99 persen air.

Untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh, Anda tak perlu melakukan apa pun. Ya, Anda tak perlu mengonsumsi obat herbal peluruh racun, atau minum jus saja selama tujuh hari penuh. Seperti yang telah dijelaskan, sudah ada ginjal dan hati yang dapat melaksanakan tugas tersebut.

“Program detoksifikasi tubuh adalah cara industri untuk menciptakan dan memasarkan ketakutan. Faktanya, tubuh Anda sudah sangat cerdas dalam mengatur racun, bakteri, dan virus,” ujar Cale Parkyn, seorang fisioterapis di Alberta. Namun, orang-orang dengan kadar stres tinggi, kelelahan kronis, atau masalah autoimun mungkin kurang dapat mengatur racun dalam tubuh mereka.

Tips menjaga kesehatan organ detoksifikasi

Peran ginjal dan hati sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Jika ingin tubuh Anda dapat membuang racun secara optimal, Anda tentunya harus memperhatikan kesehatan kedua organ detoksifikasi tersebut.

Dilansir National Health Service UK dan WebMD, berikut 8 langkah untuk menjaga fungsi ginjal dan hati Anda tetap baik:

  1. Tetap terhidrasi dengan minum air secara cukup. Saat cuaca sedang panas, bepergian ke negara-negara tropis, atau olahraga, minumlah lebih banyak untuk menghindari dehidrasi.
  2. Makan sehat. Pastikan pola makan Anda sehat dan seimbang. Konsumsi banyak sayur dan buah, serta gandum. Hindari konsumsi terlalu banyak garam atau makanan berlemak.
  3. Waspada dengan tekanan darah. Cek tekanan darah Anda secara berkala. Tekanan darah tinggi tidak memiliki gejala, tetapi dapat meningkatkan risiko masalah ginjal.
  4. Jangan merokok atau minum alkohol terlalu banyak. Cobalah untuk berhenti merokok dan membatasi jumlah asupan alkohol Anda. Minum alkohol terlalu banyak akan menaikkan tekanan darah, yang berdampak pada ginjal, serta merusak sel-sel hati.
  5. Jaga berat badan tetap ideal. Kelebihan berat badan akan meningkatkan tekanan darah.
  6. Hati-hati dengan obat-obatan tertentu. Beberapa obat kolesterol dapat memiliki efek samping yang menyebabkan masalah hati. Begitu juga dengan asetaminofen (Tylenol), jika dikonsumsi terlalu banyak.  
  7. Kenali cara-cara mencegah virus hepatitis. Hepatitis adalah penyakit serius yang membahayakan hati. Anda bisa terkena hepatitis A dari mengonsumsi asupan yang telah terkontaminasi virus penyebab hepatitis. Sementara hepatitis B dan C dapat menular melalui darah atau cairan tubuh. Jadi, deteksi dini dengan tes darah.
  8. Hindari paparan terhadap racun-racun. Beberapa produk pembersih, produk aerosol, dan insektisida memiliki bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan hati. Sebisa mungkin hindari paparan langsung dengan mereka.

Anggapan bahwa keringat bisa meluruhkan racun-racun tidaklah benar. Kalaupun tubuh Anda mengeluarkan polutan lingkungan, jumlahnya pun sangat kecil untuk dapat dikatakan bermanfaat. Agar tubuh Anda mampu mengeliminasi toksin secara optimal, lebih baik fokus terhadap organ ginjal dan hati dengan menjaga kesehatan keduanya.

[RS/ RVS]

DetoksHatikeringatracunginjalpolutanHot YogaInfrared Sauna

Konsultasi Dokter Terkait