Pencernaan

Haruskah Buang Air Besar Setiap Hari?

dr. Reza Fahlevi, 20 Jan 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anda mungkin pernah bertanya, apakah buang air besar tiap hari memang penting atau tidak perlu? Ini jawabannya.

Haruskah Buang Air Besar Setiap Hari?

Apakah Anda buang air besar setiap hari? Sebagian orang menganggap bahwa frekuensi BAB yang ideal adalah setiap hari. Jika kurang dari itu, artinya Anda kurang makan serat atau malah tidak sehat. Sebenarnya, perlukah orang BAB setiap hari?

BAB tentunya sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan BAB, berbagai sisa makanan dapat dikeluarkan oleh tubuh. Itu sebabnya BAB terlalu sering atau terlalu jarang bisa menjadi suatu masalah dalam dunia kesehatan.

Frekuensi BAB dapat bervariasi antara satu orang dengan orang lain, tergantung pada pola makan dan aktivitas. Tingkat kelunakan BAB setiap orang juga berbeda-beda, dan itu dapat menggambarkan bagaimana pola diet orang tersebut.

Menurut berbagai penelitian, tidak ada ketentuan baku yang menyatakan bahwa BAB harus setiap hari. Para ahli kesehatan sepakat bahwa frekuensi BAB tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu masih dikatakan normal.

Standar normal BAB orang tidak semuanya sama. Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan oleh Healthline di Amerika Serikat terhadap 2.000 responden, didapatkan pola BAB sebagai berikut:

  • Hampir 50% orang BAB sekali sehari, 28% BAB dua kali sehari, dan hanya 5.6% orang BAB sekali atau dua kali seminggu.
  • Sekitar 61% responden melaporkan bahwa mereka melakukan BAB pada pagi hari. Sementara itu, 22% melakukan BAB pada siang hari dan 2.6% pada malam hari.

Faktor yang memengaruhi frekuensi BAB

Ada beberapa faktor dapat memengaruhi frekuensi BAB Anda, seperti:

  • Pola makan dan minum

Serat sangat penting dalam menentukan frekuensi BAB. Semakin tinggi konsumsi serat, maka semakin baik pergerakan saluran cerna sehingga BAB Anda akan lebih teratur. Selain serat, asupan cairan yang cukup juga penting agar tinja lebih lembut dan mudah dikeluarkan.

  • Usia

Semakin tua usia seseorang, kemungkinan konstipasi juga akan semakin besar. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, seperti melambatnya pergerakan saluran cerna seiring usia dan konsumsi obat-obatan yang dapat menghambat pergerakan saluran cerna. Sebaliknya, semakin muda usia maka frekuensi BAB akan lebih sering, yaitu 4-6 kali sehari.

  • Aktivitas

Aktivitas juga menentukan frekuensi BAB. Kurang aktivitas fisik menyebabkan gerakan peristaltik saluran cerna menurun sehingga frekuensi BAB akan turun. Itulah sebabnya aktivitas fisik seperti berolahraga dapat melancarkan saluran cerna.

  • Adanya masalah saluran cerna

Gangguan saluran cerna, seperti intoleransi laktosa, infeksi saluran cerna, atau penyakit radang saluran cerna, dapat menyebabkan pola BAB yang lebih sering.

Untuk menghindari masalah sulit BAB, menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu. Cobalah untuk mengonsumsi makanan kaya serta tiap hari, minum air putih minimal delapan gelas sehari (dua gelas saat bangun pagi, empat gelas sepanjang hari, dan dua gelas saat akan tidur), serta olahraga teratur. Penting juga untuk tidak menunda-nunda keinginan untuk BAB.

Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami konstipasi lebih dari tiga minggu, ada darah di feses, nyeri perut, nyeri saat buang air besar, serta berat badan turun. Dokter akan menanyakan mengenai gejala serta riwayat medis untuk mendiagnosis. Mungkin juga diperlukan pemeriksaan fisik serta tes darah untuk mengecek jumlah darah, elektrolit, dan fungsi tiroid Anda.

[RS/ RVS]

BABbuang air besarSulit BABSembelitkonstipasi

Konsultasi Dokter Terkait